Setiap manusia pasti menginginkan untuk mendapat kehidupan yang layak di dunia kemudian mendapatkan kenikmatan di akherat, dan sekali-kali tidak menginginkan untuk mendapatkan kesengsaraan di dunia dan mendapatkan adzab Allah di akherat. Akan tetapi manusia tidak begitu saja dapat terhindar dari adzab Allah tanpa adanya upaya untuk selamat darinya, maka sebab terbesar serta jaminan yang paling kuat untuk selamat dari adzab Allah dan mendapatkan surganya Allah adalah ta’at kepada Allah dan rasul-Nya, dengan melaksanakan perintah-Nya, membenarkan apa-apa yang di kabarkan oleh-Nya, serta beriman dengan janji dan ancaman-Nya .
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di beri ni’mat oleh Allah, yaitu : nabi-nabi, para shidiqqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh, Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. “ (QS. An-Nissa : 69).
Dan Allah Ta’ala menyatakan setelah menerangkan permasalahan warisan dalam dua ayat-Nya :
“Itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, , niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal didalamnya dan baginya siksa yang menghinakan. “(QS. An-Nissa : 13-14)
Dan Allah juga berfirman : “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya maka mereka adalah orang-orng yang mendapat kemenangan.” (QS. An-Nur 52).
Ayat –ayat yang memerintahkan kita untuk ta’at kepada Allah dan ta’at kepada Rasul-Nya, dan menjelaskan pula balasan bagi orang-orang yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya sangat banyak sekali dan intinya bahwa tidaklah berbahagia orang yang berbahagia, dan tidaklah selamat orang yang selamat serta mendapatkan kedudukan yang tinggi kecuali dengan keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta tidak binasa dan tidaklah disiksa orang yang di siksa kecuali karena mendustakan para Rasul serta bermaksiat pada mereka.
Dan Allah Azza Wa Jalla menyebutkan kisah umat-umat terdahulu yang menentang Allah dan Rasul-Nya dalan Al-Qur’an banyak sekali, diantaranya :
“ Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami : dan Kami selamatkan (pula) mereka di akherat dari azab yang berat. Dan itulah kisah kaum ‘Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran) “(QS. Huud : 58-59).
“ Maka tatkala datang azab Kani. Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhan Dia-lah Yang Maha Kuat Lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaan bagi kaum Tsanud.” (QS. Huud : 66-68).
“ Dan tatkala datang azab Kami. Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dia dengan rahmat dari Kami. Dan orang-orang yang zalim di binasakan oleh suatu suara yang mengguntur : lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (QS. Huud : 94-95).
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mu’jizat yang nyata kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya tetapi mereka mengikuti perintah Fir’aun padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka kedalam neraka. Neraka itu seburuk-buruknya tempat yang di datangi. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang di berikan. Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) : diantara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada pula yang telah musnah.” (QS. Huud : 96-100).
Dan Allah Ta’ala menyatakan dalam surat Al-‘Ankabut setelah mengisahkan tentang Nuh,Ibrahim,Luth serta Syu’aib : “Dan juga kaum ‘Aad dan Tsamud dan mereka telah nyata bagi kamu (kebenaran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syetan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka. Lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah) sedang mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam, dan juga Karun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan membawa bukti-bukti, keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka orang-orang yang luput dari kehancuran itu. Maka masing-masing (mereka itu Kami siksa di sebabkan dosanya maka diantara mereka ada yang Kami timpahkan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpah suara keras yang mengguntur dan diantara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya dari mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut : 38-40).
Maka apa-apa yang dikisahkan Allah Azza Wa Jalla tentang berita umat-umat terdahulu. Kebinasaan mereka dan penjelasan tentang sebab-sebab hal tersebut semua itu di karenakan mereka mendustakan rasul-rasul (yang di utus kepada mereka) dan ma’siat terhadap mereka. Itu semua sebagai pelajaran bagi umat-umat setelahnya yang sampai kepada mereka kabar tersebut, yakni bahwasanya kebaikan itu adalah di dalam ta’at kepada Allah dan rasul-Nya, sedangkan kejelekan itu semuanya terdapat dalam ma’siat kepada Allah dan Rasul-Nya dan derajat yang tinggi di surga itu tidak dicapai kecuali dengan hal tersebut.
Dalam sebuah hadist dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ Sesungguhnya penduduk surga melihat orang-orang yang berada di bagian atasnya sebagaimana mereka melihat bintang yang bersinar di ufuk dari timur atau barat dikarenakan keutamaan diantara mereka.” Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah itu adalah kedudukan para nabi yang tidak akan mencapainya selain mereka (para nabi)? Rasulullah bersabda : “Betul, demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya orang-orang yang beriman kepada Allah dan yang membenarkan para Rasul” (HR. Bukhari).
Maka ini adalah jaminan keselamatan, jalan kemenangan dan jalan kebahagian yaitu dengan mengikuti apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam tanpa menoleh, menguatkan dan menganggap baik bid’ah serta tidak pula mengambil perkataan fulan atau ‘alan. Allah Ta’ala berfirman : “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu di perintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. “(QS. Al-An’am : 153).
Dan Allah juga berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah : Allah”.kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah di janjikan Allah kepadamu”. Kami pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akherat : di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fusshilat : 30-33).
Dan di dalam hadits yang shahih Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kalian semua akan masuk surga kecuali yang enggan.” Mereka (para sahabat) berkata : “Siapa yang enggan wahai Rasulullah ? “Beliau berkata : “Barang siapa yang ta’at kepadaku dia akan masuk surga dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku maka dia adalah yang enggan. “(HR. Bukhari).
Dan hati-hati kamu termasuk dari golongan yang dinyatakan oleh Allah : “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang-orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata :”Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. “(QS. Al-Furqan : 27-29).
Maka perkataan (sabda) Nabi Shallallahu alaih wa sallam dan syareatnya hendaknya di dahulukan di atas pemikirannya para imam madzab, pimpinan golongan, syaikh-syaikh tarekat dan orang-orang selain mereka.
Allah Ta’ala menyatakan : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujarat : 1).
Syaikh Abdurrahman As-sa’di menyatakan dalam tafsir ayat ini : “Didalam ayat ini ada larangan yang keras untuk mendahulukan ucapan selain Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kapan saja Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu sudah jelas wajb untuk di ikuti dan didahulukan atas selainnya.
Wallahu a’lamu bishshawab.
Maraji’ : Al-Mauridul ‘Adzabuz Zilat karya Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi.
BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya
EDISI : 03 / DZULQO’DAH / 1424