Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

haid atau nifas berhenti pada siang hari ramadhan

8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Haid atau Nifas Berhenti pada Siang Hari Ramadhan

Al-Ustadz Abu Fadhl Fauzan

Tanya:

Pada bulan Ramadhan, seorang wanita mengalami haid atau berada di akhir masa nifas. Pada suatu hari di bulan tersebut, dia suci setelah terbit fajar. Apakah dia harus menyempurnakan puasa pada hari itu atau tidak? Apa yang harus dia lakukan apabila dia mandi dan mulai berpuasa, kemudian tampak darah setelah selesai masa kebiasaannya haid atau nifas? Apakah dia harus memutus puasanya, atau hal itu tidak berpengaruh baginya?

Dijawab oleh asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah:

Untuk poin pertama dalam pertanyaan, yaitu apabila seorang wanita telah selesai haid atau nifas di tengah hari Ramadhan, jawabannya adalah dia mandi lalu mengerjakan shalat dan berpuasa pada sisa hari tersebut. Kemudian, dia mengqadha (mengganti) puasa hari tersebut pada hari yang lain (di luar Ramadhan). Ini yang wajib baginya.

Adapun untuk poin kedua dalam pertanyaan, yaitu apabila darah haidnya telah berhenti keluar, lalu dia mandi dan kemudian melihat darah, jawabannya adalah dia tidak perlu menghiraukan darah tersebut. Hal ini berdasarkan perkataan Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha,

كُنَّا لَا نَعُدُّ الْكُدْرَةَ وَالصُّفْرَةَ بَعْدَ الطُّهْرِ شَيْئًا

“Dahulu kami tidak pernah menganggap cairan keruh atau cairan kuning yang keluar setelah suci sebagai bagian dari haid sedikit pun.” (HR. Abu Dawud dan selainnya)

Jadi, dia tidak perlu menghiraukan darah tersebut.

Terkait dengan wanita yang nifas, apabila darahnya berhenti keluar sebelum hari keempat puluh, kemudian dia mandi lalu darah itu keluar lagi, dalam hal ini dia teranggap masih nifas. Darah yang keluar lagi ini teranggap darah nifas. Tidak sah puasa dan shalat yang dikerjakan selama darah itu masih ada. Sebab, darah itu keluar pada masa nifas.

Adapun apabila nifasnya telah genap empat puluh hari, lalu dia mandi dan kemudian darah keluar lagi, dia tidak perlu menghiraukan darah tersebut. Akan tetapi, apabila keluarnya darah tersebut bertepatan dengan masa kebiasaan haidnya sebelum nifas, dia teranggap haid.

Kesimpulannya, masalah ini harus diperinci.

  1. Apabila masa haidnya telah berakhir, lalu dia mandi dan kemudian melihat darah, dia tidak perlu menghiraukan darah tersebut.
  2. Apabila masa kebiasaan haidnya belum berakhir, lalu di tengah-tengah masa tersebut dia melihat tanda-tanda telah suci, kemudian dia mandi dan darah keluar lagi, dia teranggap masih haid. Sebab, darah tersebut keluar pada masa haid. Demikian pula pada wanita yang nifas. Apabila darah keluar lagi sebelum nifasnya genap empat puluh hari, dia teranggap masih nifas.
  3. Apabila darah keluar lagi setelah nifasnya genap empat puluh hari, tidak teranggap sebagai darah nifas atau haid, kecuali apabila keluarnya bertepatan dengan masa haidnya sebelum nifas dan sebelum hamil.

(Fatawa al-Mar’ah hlm. 171)

sumber: https://qonitah.com/fatwa-wanita-edisi-15/