Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

fatwa – fatwa tentang perhiasan kaum hawa : dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian ketakwaan

10 tahun yang lalu
baca 5 menit
FATWA – FATWA TENTANG PERHIASAN KAUM HAWA : DAN SEBAIK-BAIK PAKAIAN ADALAH PAKAIAN KETAKWAAN

DAN SEBAIK-BAIK PAKAIAN ADALAH PAKAIAN KETAKWAAN

 

Telah kita ketahui dari apa yang telah kami kemukakan bahwa pada dasarnya berhias itu sesuatu yang disyariatkan dalam agama kita yang lurus ini. Akan tetapi semestinya diperhatikan bahwa disana ada perhiasan dhohir –dan inilah topik pembicaraan kita– dan perhiasan batin dan inilah yang lebih penting. Maka janganlah menyibukkan kita sesuatu yang penting dari sesuatu yang lebih penting, karena kesalehan batin itulah sebab keselamatan di dunia dan di akhirat.

Allah berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Artinya: “Wahai Bani Adam. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” [QS. Al-A`raf: 26]

 

Berkata Imam Asy-Syaukany –rohimahulloh– dalam tafsirnya [2/204]: “Yang dimaksud dengan pakaian takwa adalah pakaian waro’ dan menjauhkan diri dari bermaksiat kepada Allah, maka pakaian takwa adalah al waro[1] itu sendiri dan rasa takut kepada Allah, dan itulah sebaik-baik pakaian dan sebaik-baik perhiasan.”

Dan ungkapan-ungkapan yang bermakna seperti ini banyak dijumpai pada syair-syair arab, diantaranya:

 

إذا المرء لم يلبس ثيابا من التقى                  تقلب عريانا و إن كان كاسيا

Maknanya:

Jika seseorang itu tidak memakai pakaian berupa ketakwaan

Menjadi telanjang walaupun dia berpakaian

 

وخير لباس المرء طاعة ربه                     و لا خير فيمن كان لله عاصيا

Maknanya:

Sebaik-baik pakaian seseorang itu ketaatan pada Rabb-Nya

Dan tidak ada kebaikan pada orang yang bermaksiat kepada Rabb-Nya

 

Dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shohihnya No. 2564 dari hadits Abu Huroiroh, bahwasanya Rosululloh bersabda:

(( إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ )). وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ.

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan bentuk tubuh kalian akan tetapi melihat kepada hati-hati kalian.” (sambil menunjukkan jari-jarinya kedadanya)

 

Berkata Ibnul Qoyyim: “Ketahuilah bahwasanya keindahan itu terbagi dua, keindahan dhohir dan keindahan batin. Dan keindahan batin itu dicintai secara dzatnya seperti: keindahan ilmu, akal, kedermawanan, iffah (penjagaan diri dari hal-hal yang tidak baik), dan keberanian. Dan keindahan batin inilah yang Allah lihat dari para hamba-Nya dan merupakan sumber kecintaan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang shohih: (Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh kalian dan harta-harta kalian akan tetapi melihat pada hati-hati dan amal-amal kalian).

Dan keindahan batin inilah yang akan mempercantik bentuk dhohir, walaupun seseorang itu tidak memiliki kecantikan maka keindahan batin akan memberikan kepada pemiliknya kecantikan dan kewibawaan sesuai dengan kadar ruhnya dalam mengenakan sifat-sifat tersebut. Adapun keindahan dhohir maka itu merupakan perhiasan yang Allah khususkan bagi sebagian orang tidak untuk yang lain dan merupakan kelebihan yang Allah tambahkan dalam penciptaan-Nya, sebagaimana Allah berfirman:

يَزيدُ فِي الْخَلْقِ ما يَشاءُ

Artinya: “Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Faathir : 1)

 

Mereka (para mufassir) mengatakan: Yakni suara yang indah dan bentuk tubuh yang indah.

Dan sebagaimana keindahan batin itu merupakan nikmat yang terbesar dari Allah atas hamba-Nya, maka keindahan dhohir juga merupakan nikmat dari Allah yang mesti disyukuri, dan mensyukurinya dengan ketakwaan akan menambah keindahan yang ada padanya. Dan jika keindahan dhohir itu digunakan untuk bermaksiat kepada Allah maka Allah akan mengubah keindahan dhohir itu di dunia sebelum di akhirat, maka kecantikan itu akan berubah menjadi kemurungan dan keburukan yang akan membuat orang yang melihatnya lari darinya. Maka setiap orang yang tidak memiliki ketaqwaan kepada Allah dengan kecantikan yang dia miliki maka kecantikan tersebut akan berbalik menjadi keburukan dan kecacatan yang dengan sebab itu dia menjadi tercela dikalangan manusia. Maka keindahan batin itu mampu mengalahkan keburukan dhohir dan menutupinya, dan demikian pula keburukan batin itu mampu mengalahkan keindahan dhohir dan menutupinya.

 

يا حسن الوجه توقى الخنا           لا تبدلن الزين بالشين

ويا قبيح الوجه كن محسنا           لا تجمعن بين قبيحين

Maknanya:

Wahai yang cantik rupanya jauhilah perkataan-perkataan yang keji

janganlah engkau mengganti keindahan itu dengan keburukan.

Wahai yang buruk rupanya jadilah orang yang berbudi,

janganlah engkau kumpulkan antara dua keburukan.

 

Maka perhatikanlah dirimu wahai kaum muslim dan perbaikilah jiwamu !!!

 

يا خادم الجسم كم تسعى لخدمته       أ تطلب الربح فيما فيه خسرا

أقبل على النفس فاستكمل فضائلها    فأنت بالروح لا بالجسم إنسان

Maknanya:

Wahai si pelayan tubuhnya (yakni wanita pesolek -pent), berapa banyak usaha yang engkau lakukan untuk melayani tubuhmu ?

Apakah engkau menginginkan keuntungan dari apa yang membawa kerugian bagimu ?

Akan tetapi perhatikanlah jiwamu dan sempurnakanlah keutamaannya

karena kemanusiaanmu ada pada ruhmu bukan pada jasadmu.


[1] . Al Waro` adalah meninggalkan apa-apa yang dapat membawa kesengsaraan pada kehidupan akhirat, seperti meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan dan syubhat. (pent)