Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

dzikir setelah shalat fardhu

7 tahun yang lalu
baca 14 menit
Dzikir Setelah Shalat Fardhu

Berikut ini akan disebutkan bacaan-bacaan dzikir setelah sholat fardlu, kemudian setelah semua disebutkan, akan diuraikan dalil-dalilnya:

1. Istighfar 3x

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ… أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ… أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah (3x)

2. Bacaan: Allaahumma antassalaam wa minkas salaam tabaarokta dzal jalaali wal ikroom

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Artinya: Yaa Allah Engkaulah as-Salaam dan dariMulah keselamatan. Maha Suci Engkau wahai pemilik kemulyaan dan kemurahan

Bacaan 1 dan 2 ini berdasarkan hadits Tsauban riwayat Muslim.

3. Bacaan tahlil berdasarkan hadits Abdullah bin az-Zubair:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya: Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya. Hanya milikNyalah kekuasaan, dan untukNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas (pertolongan) Allah. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Ialah pemilik kenikmatan, bagiNya kemulyaan dan pujian yang baik. Tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dengan mengikhlaskan agama walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya

4. Bacaan tahlil berdasarkan hadits al-Mughiroh bin Syu’bah

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Artinya: Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satuNya tiada sekutu bagiNya. MilikNyalah kekuasaan dan bagiNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah. Dan tidak bermanfaat pemilik kekayaan, kemewahan, karena dariMulah kekayaan itu

5. Bertasbih (subhaanallah: Maha Suci Allah), bertahmid (alhamdulillah: Segala puji bagi Allah) dan bertakbir (Allaahu Akbar: Allah yang terBesar). Ada beberapa jenis bacaan dan jumlahnya, yaitu:

a. Tasbih 33 x, tahmid 33 x, dan takbir 33x, diakhiri dengan ucapan: Laa Ilaaha Illallahu wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.

b. Subhaanallah walhamdulillah wallaahu akbar 33 x.

c. Tasbih 33x, tahmid 33x, takbir 34x

d. Tasbih 10x, tahmid 10x, takbir 10x

e. Tasbih 25x, tahmid 25x, takbir 25x, dan tahlil (Laa Ilaaha Illallaah) 25x

Bisa memilih salah satu dari jenis-jenis tersebut.

6. Membaca ayat kursi (Q.S al-Baqoroh ayat 255).

7. Membaca surat al-Ikhlash, surat al-Falaq, dan surat anNaas.

Khusus untuk setelah sholat Subuh ada tambahan:

1. Doa dalam hadits Ummu Salamah riwayat Ibnu Majah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Artinya: Yaa Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima

2. Bacaan tahlil pada saat belum merubah posisi duduk selesai salam sebelum berbicara berdasarkan hadits beberapa Sahabat (Abu Dzar, Abu Ayyub, Abud Darda’) dibaca 10 kali:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya. MilikNyalah kekuasaan dan bagiNya pujian. Dia Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu

Bacaan ini dibaca setelah sholat Subuh dan Maghrib. Keutamaannya: tercatat 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, seperti memerdekakan 4 budak, jika dibaca selesai Subuh sebagai penjagaan diri hingga Maghrib, jika dibaca selesai Maghrib sebagai penjagaan diri hingga Subuh.

Dalil-dalil Bacaan Dzikir Setelah Sholat

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Dari Tsauban –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam jika selesai dari sholatnya beliau beristighfar 3 kali dan berkata: Allaahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta dzal jalaali wal ikroom. Al-Walid (salah seorang perawi) berkata: Aku bertanya kepada al-Auza’i: Bagaimana istighfar (tersebut)? Al-Auzai menjawab: mengucapkan astaghfirullah astaghfirullah (H.R Muslim)

عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ كَانَ ابْنُ الزُّبَيْرِ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ حِينَ يُسَلِّمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُهَلِّلُ بِهِنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Dari Abuz Zubair ia berkata: Ibnuz Zubair mengucapkan selesai sholat (setelah salam): Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa alaa kulli syai-in qodiir. Laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Laa Ilaaha Illallah wa Laa na’budu illaa iyaahu lahun ni’matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaaha illallaah mukhlishiina lahud diin walaw karihal kaafiruun. Ibnuz Zubair berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam bertahlil dengan ucapan-ucapan ini pada setiap selesai sholat (H.R Muslim)

عَنْ وَرَّادٍ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ كَتَبَ الْمُغِيرَةُ إِلَى مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا سَلَّمَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Dari Warrood maula al-Mughiroh bin Syu’bah beliau berkata: al-Mughiroh menulis surat kepada Muawiyah bin Abi Sufyan bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam membaca (dzikir) setelah salam (dalam) sholat : Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allaahumma laa maa-ni’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta. Wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd (H.R al-Bukhari dan Muslim).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam: Barangsiapa yang bertasbih selesai sholat 33 kali dan bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali, itu adalah 99, dan disempurnakan menjadi 100 dengan (ucapan) Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir, akan diampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih di lautan (H.R Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلَاثًا وَثَلَاثِين

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- beliau berkata: orang-orang faqir datang kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam kemudian berkata: Orang-orang kaya yang banyak harta telah pergi mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka sholat sebagaimana kami sholat, berpuasa sebagaimana kami puasa, dan mereka memiliki kelebihan harta. Mereka berhaji dan umrah, berjihad dan bershodaqoh. Nabi bersabda: Maukah kalian aku tunjukkan (suatu amalan) jika kalian lakukan akan mencapai orang-orang yang mendahului kalian, dan kalian tidak akan dicapai oleh orang-orang setelah kalian dan kalian adalah yang terbaik, kecuali jika ada yang beramal semisal dengan itu? Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir selesai sholat 33 kali. Maka kami berselisih di antara kami. Sebagian kami ada yang menyatakan: bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali dan bertakbir 34 kali, kemudian kami kembali kepadanya, maka ia berkata: engkau mengucapkan subhaanallah walhamdulillah wallaahu akbar 33 kali (H.R al-Bukhari no 798 dan Muslim no 936)

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مُعَقِّبَاتٌ لَا يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ أَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَسْبِيحَةً وَثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَحْمِيدَةً وَأَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ تَكْبِيرَةً

Dari Ka’ab bin Ujroh –radhiyallahu anhu- dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Ucapan-ucapan yang dibaca selesai sholat, tidaklah merugi orang yang membacanya atau mengamalkannya, setiap selesai sholat wajib membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali (H.R Muslim no 937 dan 938)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ قَالَ كَيْفَ ذَاكَ قَالُوا صَلَّوْا كَمَا صَلَّيْنَا وَجَاهَدُوا كَمَا جَاهَدْنَا وَأَنْفَقُوا مِنْ فُضُولِ أَمْوَالِهِمْ وَلَيْسَتْ لَنَا أَمْوَالٌ قَالَ أَفَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَمْرٍ تُدْرِكُونَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَتَسْبِقُونَ مَنْ جَاءَ بَعْدَكُمْ وَلَا يَأْتِي أَحَدٌ بِمِثْلِ مَا جِئْتُمْ بِهِ إِلَّا مَنْ جَاءَ بِمِثْلِهِ تُسَبِّحُونَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَتَحْمَدُونَ عَشْرًا وَتُكَبِّرُونَ عَشْرًا

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- : Para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Nabi bertanya: Bagaimana itu? Para Sahabat berkata: mereka sholat sebagaimana kami sholat, berjihad sebagaimana kami jihad, dan mereka berinfaq dengan kelebihan hartanya sedangkan kami tidak memiliki harta. Nabi bersabda: Maukah kalian aku khabarkan dengan (suatu amalan) yang dengan itu kalian bisa mencapai orang-orang sebelum kalian dan kalian bisa melampaui orang-orang sebelum kalian, tidak ada orang lebih utama kecuali jika mengamalkan seperti yang kalian amalkan? (yaitu) kalian bertasbih setelah selesai sholat 10 kali, bertahmid 10 kali dan bertakbir 10 kali (H.R al-Bukhari no 5854).

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَصْلَتَانِ أَوْ خَلَّتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ قَالَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ يَعْنِي الشَّيْطَانَ فِي مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ وَيَأْتِيهِ فِي صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا

Dari Abdullah bin Amr dari Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Ada dua hal yang tidaklah seorang hamba muslim menjaganya kecuali ia akan masuk surga. Keduanya adalah ringan tapi yang mengamalkannya sedikit, yaitu: bertasbih setelah selesai sholat 10 kali, bertahmid 10 kali, bertakbir 10 kali. Itu adalah 150 di lisan dan 1500 di timbangan. Dan ketika akan tidur di pembaringannya membaca takbir 34 kali, tahmid 33 kali dan tasbih 33 kali. Itu adalah 100 di lisan dan 1000 di timbangan.(Abdullah bin Amr berkata) Aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menghitung dengan jarinya. (Para Sahabat bertanya): Wahai Rasulullah bagaimana amalan itu disebut ringan dan yang mengamalkannya sedikit? Beliau bersabda: syaithan mendatangi kalian pada saat akan tidur dan menidurkan kalian sebelum mengucapkan kalimat itu dan syaithan mendatangi kalian pada waktu sholat dan mengingatkan dengan keperluannya sebelum (sempat) ia mengucapkan dzikir itu (H.R Abu Dawud dan Ahmad, dinyatakan sanadnya shahih oleh anNawawy dan dishahihkan al-Albany)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ

Dari Abu Umamah –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca ayat Kursi selesai sholat wajib, tidaklah menghalanginya dari masuk surga kecuali kematian (H.R anNasaai, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : اِقْرَأُوا الْمُعَوِّذَاتِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ

Dari Uqbah bin Amir –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Bacalah al-Muawwidzaat (al-Ikhlash, al-Falaq, dan anNaas) setiap selesai sholat (H.R anNasaai, dishahihkan al-Hakim (sesuai syarat Muslim) dan disepakati adz-Dzahaby)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Dari Ummu Salamah bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam mengucapkan dalam sholat Subuh ketika selesai salam: Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobbalaa (H.R Ibnu Majah, di dalam sanadnya ada perawi yang tak dikenal, dan diriwayatkan oleh atThobarony dalam al-Mu’jamus Shoghir dengan sanad yang jayyid menurut al-Albany)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ فِي دُبُرِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَهُوَ ثَانٍ رِجْلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ كُتِبَتْ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَكَانَ يَوْمَهُ ذَلِكَ كُلَّهُ فِي حِرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ وَحُرِسَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ إِلَّا الشِّرْكَ بِاللَّهِ

Dari Abu Dzar –radhiyallahu anhu- bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan selesai sholat Subuh dalam keadaan belum merubah posisi kakinya sebelum berbicara (yang lain): Laa Ilaaha Illallah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir sepuluh kali, tercatat untuknya 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat dan hari itu dilindungi dari segala yang dibenci dan dibentengi dari syaithan dan tidak ada dosa yang bisa membatalkan amalannya pada hari itu kecuali kesyirikan (H.R atTirmidzi, dihasankan olehnya dan disepakati oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Nataaijul Afkaar (2/304))

عَنْ عُمَارَةَ بْنِ شَبِيبٍ السَّبَأِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ عَلَى إِثْرِ الْمَغْرِبِ بَعَثَ اللَّهُ مَسْلَحَةً يَحْفَظُونَهُ مِنْ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ مُوجِبَاتٍ وَمَحَا عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ مُوبِقَاتٍ وَكَانَتْ لَهُ بِعَدْلِ عَشْرِ رِقَابٍ مُؤْمِنَاتٍ

dari Umaroh bin Syabiib as-Sabaa-iy beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan: Laa Ilaaha Illallah wahdahu laa syariika lah.Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir 10 kali selesai sholat Maghrib, Allah akan mengutus pasukan penjaga yang akan menjaganya dari syaithan hingga Subuh, dan Allah catat untuknya 10 kebaikan dan dihapus 10 keburukan dan terhitung seperti membebaskan 10 budak beriman (H.R atTirmidzi, dihasankan olehnya dan disepakati al-Albany. Dalam riwayat anNasaai disebutkan dua jalur riwayat, dan riwayat yang benar adalah dari Umaroh bin Syabiib dari seorang Sahabat al-Anshar, dan ini yang benar menurut Ibnu ‘Asaakir).

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أُمِرْنَا أَنْ نُسَبِّحَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدَهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرَهُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ قَالَ فَرَأَى رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فِي الْمَنَامِ فَقَالَ أَمَرَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُسَبِّحُوا فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُوا اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتُكَبِّرُوا أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَاجْعَلُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَاجْعَلُوا التَّهْلِيلَ مَعَهُنَّ فَغَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثَهُ فَقَالَ افْعَلُوا

dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu beliau berkata: Kami diperintah untuk bertasbih selesai sholat 33 kali bertahmid 33 kali bertakbir 34 kali. Kemudian seorang (Sahabat) dari kalangan Anshar bermimpi ada pihak yang berkata: Apakah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memerintahkan kalian agar selesai sholat bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali dan bertakbir 34 kali. Ia berkata: Ya. Pihak itu berkata: Jadikanlah hitungannya 25 kali dan tambahkanlah bacaan tahlil (25 kali juga). Pagi harinya Sahabat yang bermimpi itu menyampaikan mimpinya kepada Nabi dan beliau bersabda: Kerjakanlah (H.R atTirmidzi, anNasaai dishahihkan Ibnu Hibban dan disepakati oleh al-Albany)

Catatan: Sebagian Ulama’ menyatakan bahwa keutamaan-keutamaan yang besar dalam dzikir tersebut dan semisalnya, hanya didapatkan oleh orang-orang yang menjauhkan diri dari dosa-dosa besar dan banyak menjalankan ketaatan, tidak berlaku bagi orang-orang yang terus menerus senang berbuat dosa berdasarkan firman Allah:

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Apakah orang-orang yang (banyak) berbuat dosa menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka (sama) seperti orang-orang yang beriman dan beramal sholih, sama saja hidup dan matinya?! Sungguh buruk apa yang mereka tetapkan (Q.S al-Jaatsiyah: 21)

Faidah ini disebutkan dalam Tuhfatul Ahwadzi karya al-Mubarakfuri (9/312)), demikian juga dalam Fathul Baari libni Hajar dan Subulussalaam lis shon’aaniy.

FIQH BERSUCI DAN SHALAT SESUAI TUNTUNAN NABI ﷺ

Oleh Al Ustadz  Abu Utsman Kharisman

(Disalin dari halaman 313 sampai halaman 325)

Oleh:
Admin