Pada artikel sebelumnya sudah disebutkan dan dibahas sebagian doa-doa dan zikir-zikir yang secara khusus memiliki keutamaan memberikan perlindungan dari segala mudarat, wabah, penyakit, dan keburukan yang lain. Silakan dibaca kembali artikel sebelumnya dalam tautan berikut:
Bagian 4: Pentingnya Doa dalam Menghadapi Wabah Penyakit
Bagian 5: Memperbanyak Doa Meminta Perlindungan dari Segala Penyakit
Bagian 6: Wirid Rutin Harian Sebagai Perlindungan dari Penyakit
Sesuatu yang kita ketahui besama bahwa ketika wabah penyakit tersebar, banyak manusia yang merasakan takut, sedih, sempit, dan panik. Tak jarang, akibat perasaan tersebut, manusia melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan syariat, seperti mencela, berkeluh kesah, mengumpat, dll.
Alhamdulillah, agama Islam adalah agama yang sempurna. Agama ini telah mengajarkan kepada pemeluknya berbagai doa yang dipanjatkan ketika tertimpa kesedihan, kesempitan, dan gundah gulana. Oleh karena itu, pada artikel ini kami lampirkan sebagian doa-doa ketika menghadapi kesulitan, kesempitan, kesusahan, dan gundah gulana. Semoga bermanfaat bagi kehidupan kita secara umum dan secara khusus di masa-masa wabah penyakit seperti ini.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,
كَانَ النَّبِيُّ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ يَقُولُ:
“Apabila Nabi shallallahu alaihi wa sallam tertimpa kesusahan, beliau berdoa,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
LAA ILAAHA ILLALLAAHUL ‘AZHIIMUL HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM, LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUSSAMAAWAATI WA RABBUL ARDHI WA RABBUL ‘ARSYIL KARIIM
“Tidak ada ilah (sembahan) yang haq (benar) kecuali hanya Allah Yang Mahaagung lagi Mahasantun. Tidak ada ilah (sembahan) yang haq (benar) kecuali Allah semata, Rabb ‘Arsy yang agung. Tidak ada ilah (sembahan) yang haq (benar) kecuali hanya Allah semata, Rabb langit-langit dan bumi serta Rabb ‘Arsy yang mulia.” (HR. al-Bukhari no. 6346 dan Muslim no. 2730)
Sahabiyah Asma’ bintu ‘Umais radhiyallahu anha mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
أَلاَ أُعَلِّمُكِ كَلِمَاتٍ تَقُولِينَهُنَّ عِنْدَ الْكَرْبِ أَوْ فِي الْكَرْبِ
“Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang hendaklah engkau ucapkan ketika tertimpa kesusahan,
اللهُ اللهُ رَبِّي، لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“ALLAAHU ALLAAHU RABBII, LAA USY RIKU BIHII SYAI AN”
“Allah… Allah… (Dialah) Rabbku. Aku tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.” (HR. Abu Dawud no. 1525. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud no. 1525)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ
“Doa Dzun-Nun (Nabi Yunus) ketika beliau berada di dalam perut ikan paus, beliau berdoa,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
LAA ILAA HA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZHZHAALIMIIN
“Tidak ada ilah (sembahan) yang haq (benar) kecuali Engkau (Allah) semata. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.”
فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ
“Sungguh, tidaklah seorang muslim berdoa dengan mengucapkan kalimat ini dalam keadaan segenting apa pun, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. at-Tirmidzi no. 3505. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi no. 3505)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ : اللهم رَحْمَتَكَ أَرْجُو، وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Doa orang yang tertimpa kesulitan adalah ALLAAHUMMA RAHMATAKA ARJUU WA LAA TAKILNII ILAA NAFSI THARFATA ‘AIN WA ASH LIH LII SYA-NII KULLAH LAA ILAA HA ILLAA ANTA
Ya Allah, hanya rahmat-Mu lah yang kumohon, janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata. (Ya Allah,) perbaikilah keseluruhan urusanku. Tidak ada ilah (sembahan) yang haq (benar) kecuali Engkau (Allah) semata.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad no. 539)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
مَا قَالَ عَبْدٌ قَطُّ إِذَا أَصَابَهُ هَمٌّ أَوْ حُزْنٌ
Tidaklah seorang hamba tertimpa suatu hamm (kekhawatiran dan kesedihan dalam membayangkan sesuatu di masa depan) dan huzn (kesedihan dan kegundahan ketika teringat sesuatu di masa lalu) pun, lalu dia berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكِ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
ALLAAHUMMA INNII ‘ABDUKA WABNU ‘ABDIKA WABNU AMATIKA. NAASHIYATII BIYADIKA. MAADHIN FIYYA HUKMUKA. ‘ADLUN FIYYA QADHAA U KA. AS ALUKA BIKULLISMIN HUWA LAKA. SAMMAITA BIHII NAFSAKA. AU ANZALTAHUU FII KITAABIKA. AU ‘ALLAMTAHUU AHADAN MIN KHALQIKA. AWISTA- TSARTA BIHII FII ‘ILMIL GHAIBI ‘INDAKA. AN TAJ ‘ALAL QUR AANA RABII ‘A QALBII. WA NUURA SHAD RII. WA JILAA A HUZNII. WA DZA HAABA HAMMI
“Ya Allah, sungguh aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, anak hamba-Mu (yang perempuan), ubun-ubunku di tangan-Mu, telah lewat bagiku hukum-Mu, adil takdir-Mu bagiku. Aku meminta kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang Engkau namakan diri-Mu sendiri, atau Engkau ajarkan kepada seorang dari hamba-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelapang kesedihanku, dan penghilang kegundahanku.”
إِلاَّ أَذْهَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّهُ، وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحاً
“Kecuali Allah Azza Wa Jalla akan mengangkat rasa gundah gulananya dan Allah akan mengganti kesedihannya dengan kegembiraan.”
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَعَلَّمَ هَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sebaiknya kami mempelajari rangkaian kalimat (doa) tersebut?”
قَالَ: أَجَلْ، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهُنَّ أَنْ يَتَعَلَّمَهُنَّ
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Tentu. Hendaklah muslim yang mendengar (doa dalam hadits ini) untuk mempelajarinya.” (HR. Ahmad 1/391, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 199)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اللهمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا، وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا
ALLAAHUMMA LAA SAHLA ILLAA MAA JA ‘ALTAHU SAHLAN WA ANTA TAJ ‘ALUL HAZANA IDZAA SYI` TA SAHLAN
“Ya Allah, tidaklah ada kemudahan, kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan Engkaulah yang menjadikan kesedihan/kesulitan ini menjadi mudah, jika Engkau menghendakinya.” (HR. Ibnu Hibban no. 974, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 2886)
Demikian sebagian doa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam menghadapi keadaan yang sulit, genting, dan ketika tertimpa kesedihan serta gundah gulana. Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik untuk ridha atas takdir-Nya dan menjadikan lisan kita untuk senantiasa memanjatkan doa hanya kepada-Nya.
Sumber : https://asysyariah.com/doa-doa-ketika-tertimpa-kesempitan-dan-kesedihan/