Syirik adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam ke rububiyahan-Nya dan ke uluhiyahan-Nya. Seringnya terjadi pada sisi Uluhiyyah. Yaitu dengan berdo’a kepada Allah, tetapi berdo’a juga kepada selain Allah. Atau memperuntukkan bagi selain Allah suatu ibadah, seperti menyembelih, bernadzar, takut, harap dan cinta. Syirik adalah dosa yang sangat besar. Itu karena beberapa sebab:
1. Menyerupakan makhluk dengan khaliq dalam perkara-¬perkara yang khusus dengan ilahiyyah. Maka siapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka berarti dia telah menyerupakan makhluk dengan Allah. Ini adalah kezaliman yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman :
‘Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang besar.” (Luqman: 13)
Zalim itu adalah “meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya”. Maka siapa beribadah kepada selain Allah, berarti dia telah meletakkan peribadahan itu tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, itulah kezaliman yang besar.
2. Allah tidak mengampuninya dari orang yang tidak bertaubat darinya, sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu, tetapi akan mengampuni selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An Nisa’: 48)
3. Allah mengharamkan surga bagi orang yang musyrik. Dan dia kekal didalam neraka jahannam. Allah berfirman: “Sesungguhnya siapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan surga atasnya dan tempat kembalinya adalah neraka. Dan orang-orang zhalim itu tidak memiliki para penolong.” (Al Ma’idah: 72)
4. Syirik menggugurkan semua amalan. Allah berfirman:
“Dan kalaulah mereka menyekutukan Allah, niscaya gugurlah dari mereka apa yang telah mereka amalkan.” (Al An’am:88)
Allah juga berfirman:
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para nabi sebelummu; “Jika engkau menyekutukan Allah, pasti gugur amalmu dan kamu termasuk orang-orang yang merugi. ” (Az Zumar; 65)
” Maka bunuhlah kaum musyrikin dimana saja kalian menemukan mereka. Tangkaplah mereka, kepunglah mereka dan intailah mereka disetiap tempat pengintaian. ” (At Taubah: 5)
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan Laa llaaha Illallah. Jika mereka telah mengatakannya, terjagalah dariku darah mereka, harta mereka kecuali dengan haknya. “(HR Bukhari dan Muslim)
6. Syirik adalah dosa besar yang paling besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah kalian aku beritahukan dosa besar yang pal¬ing besar? Kami menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau berkata: menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. ” (HR Bukhari dan Muslim)
Al ‘Allamah Ibnul Qayyim berkata; “Allah Yang Maha Suci mengabarkan bahwa maksud dari penciptaan dan perintah adalah agar diketahui nama-nama dan sifat¬ sifat-Nya serta Dia diibadahi dalam keadaan esa tanpa menyekutukanNya.
Dan agar manusia menegakkan keadilan yang mana dengan keadilan itulah langit-langit dan bumi bisa tetap tegak, sebagaimana Allah berfirman:
“Sungguh telah Kami utus para rasul Kami dengan bukti¬ bukti dan Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan timbangan, agar manusia menegakkan keadilan. “(Al Hadid: 25)
Allah mengabarkan bahwa Dia mengutus para rasul-Nya dan menurunkan bersama mereka kitab¬-kitabNya agar manusia menegakkan keadilan. Dan keadilan yang paling adil adalah tauhid. Dia adalah pokok dalam keadilan, dan kesyirikan itu adalah kezaliman (lawan dari keadilan), sebagaimana Allah berfirman:
“Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezaliman yang sangat besar.” (Luqman: 13)
Maka kesyirikan adalah kezaliman yang sangat zalim. Dan tauhid adalah keadilan yang sangat adil. Maka apa saja yang sangat keras dalam menentang tujuan ini, berarti dia adalah dosa yang sangat besar – hingga ucapan beliau- maka ketika syirik secara dzatnya ingin menafikan tujuan ini, jadilah dia dosa besar yang paling besar, secara.mutlak.
Allah haramkan surga atas orang yang musyrik. Allah halalkan darahnya, hartanya dan keluarganya bagi orang-orang bertauhid dan bolehnya mereka menjadikan mereka sebagai budak mereka ketika mereka (musyrikin) meninggalkan penghambaan kepada Allah.
Dan Allah enggan menerima dari seorang musyrik, walau satu amalpun. Atau menerima syafa’at untuknya. Atau mengabulkan do’anya di akhirat, walau sebuah do’ a. Atau menerima satupun harapannya. Karena seorang musyrik adalah orang yang paling bodoh diantara orang yang bodoh tentang Allah. Yang mana dia menjadikah sekutu bagi Allah. Itulah kebodohan yang sangat parah. Dan itu juga kezaliman yang sangat parah.
Secara realita (kenyataan), memang dia tidak menzalimi Allah, tetapi dia menzalimi dirinya (meletakkan dirinya tidak pada tempatnya-pent).” (Al Jawabul Kafi, hat. 109)
7. Syirik adalah suatu yang tercela dan menunjukkan kekurangan yang Allah mensucikan diri-Nya dari hal-hal tersebut. Maka siapa yang menyekutukan Allah, berarti dia telah menetapkan untuk Allah apa yang Allah sendiri menolak itu bagi diri-Nya. Ini berarti benar-benar pembangkangan yang sangat hebat kepada Allah dan perlawanan yang sangat mengerikan terhadap Allah.
(Kitabut Tauhid, Syaikh Sholih bin FauzanAl Fauzan, hal. 9-10)
Sumber : Buletin Islamiy Al-Minhaj, Edisi II Th.I