Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

arahkan do’amu hanya kepada allah

12 tahun yang lalu
baca 6 menit

Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan di atas fitrahnya yang lurus dengan diturunkannnya syariat Islam yang agung ini. Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman :

} فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون{ [ الروم : 30]

” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “. (QS. Ar-Rum :30)

Berkenaan dengan ayat di atas, Nabi -shalalllahu ‘alaihi wa sallam- pun bersabda (yang artinya) : ” Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah ,maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, dan Majusi ( penyembah api ).” (HR.Bukhari no: 1358, 1359 dan Muslim no: 2658 dari sahabat Abu Hurairah – radhiyallahu ‘anhu-).

Maka di dalam hadits yang mulia ini terdapat penjelasan yang menunjukkan bahwasanya bayi itu terlahir sesuai dengan fitrah, artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya melainkan mereka lahir diatas fitrahnya sebagai muslim, yang senantiasa condong untuk mentauhidkan dalam beribadah kepada-Nya.
sehingga tepatlah firman Allah -subhanahu wa ta’ala- yang menjelaskan tentang tujuan penciptaan manusia yaitu untuk mentauhidkan Allah -subhanahu wa ta’ala- dan hanya beribadah kepada-Nya semata . Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman:
} وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ { [ الذاريات :56]
” Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adzariyat: 56)

Maka di dalam ayat yang mulia ini terdapat penjelasan bahwa Allah -subhanahu wa ta’ala- menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan ibadah itu mencakup hati, perkataan dan juga perbuatan seperti do’a, takut, berharap, tawakkal, cinta, nadzar, dan lain-lain. Semua bentuk ibadah ini harus ditujukan kepada Allah -subhanahu wa ta’ala- semata, dan barang siapa yang mengarahkan salah satu ibadah tersebut kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala- maka ia adalah musyrik dan kafir.

Dalilnya adalah firman Allah -subhanahu wa ta’ala-:

} وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ { [المؤمنون :117]

Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung (QS. Al-Mu’minun: 117)
Dan diantara jenis ibadah tersebut antara lain:

Berdo’a kepada Allah -subhanahu wa ta’ala- :

Do’a itu sendiri ada dua macam yaitu:

a. Do’a mas’alah adalah: Do’a untuk meminta sesuatu dari kebutuhannya,dan ia termasuk ibadah bila dilakukan oleh seorang hamba kepada Rabbnya, karena ia mengandung makna butuh dan bersandarnya seorang hamba kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-, serta keyakinan bahwa Dia menyandang sifat Maha Kuasa dan Maha Pemurah, serta memiliki karunia dan kasih sayang luas.Seperti ucapan seseorang: Ya Allah berikanlah aku rezki. Jika permintaan itu dilakukan sesama makhluk, maka diperbolehkan dengan syarat yang dituju adalah orang yang mampu memenuhi permintaan tersebut.

b. Do’a Ibadah adalah: Seseorang menggunakan do’a tersebut dalam bentuk beribadah kepada yang dimohonnya dalam rangka memohon pahalanya dan karena takut terhadap hukumnya. Do’a ibadah ini tidak boleh diarahkan kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala-, mengarahkan kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala- merupakan syirik akbar (kesyirikan yang besar) yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, orang yang melakukannya terkena ancaman Allah -subhanahu wa ta’ala- :

} إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ { [غافر :60]
” Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina “.(QS. Ghafir: 60).

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bahwasannya do’a itu merupakan ibadah, adalah sebagai berikut :

1. Firman Allah -subhanahu wa ta’ala- :

} وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ { [غافر :60]

” Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghofir: 60).

Berkata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin ر حمه الله تعالى : Ayat yang mulia ini menunjukan bahwa do’a merupakan ibadah. Jika tidak, tentu tidak benar untuk dikatakan” Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina, maka barang siapa yang memohon kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala- sesuatu yang hanya mampu diberikan oleh Allah -subhanahu wa ta’ala-, berarti orang tersebut musyrik dan kafir, baik yang dimohonnya itu yang masih hidup atau mati. Namun barang siapa yang meminta kepada orang yang masih hidup, sesuatu yang masih bisa diberikannnya, misalnya mengatakan: ” wahai fulan, berilah aku makan, wahai fulan berilah aku minum”, maka ia tidak berdosa. Jika ia memohon kepada orang yang mati atau orang yang berada di kejauhan dengan permohonan seperti ini maka ia musyrik, karena mayit atau orang yang berada di kejauhan tidak mungkin memberikan hal yang semacam itu, maka permohonannya itu menunjukan bahwasannya ia memiliki keyakinan, bahwa yang dimohonnya itu memiliki kekuatan untuk mengatur alam semesta sekehendaknya, maka jadilah ia musyrik dengan sebab itu. ( Syarh Al Usul Ats Tsalatsah).

2. Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman :

} ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ { [الأعراف : 55]

” Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas ” (QS. Al ‘Arof : 55)

3. Allah Ta’ala juga menegaskan dalam firman-Nya :

} قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ اللَّهِ تَدْعُونَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (40) بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ { [الأنعام :40-41]
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (Rabb) selain Allah? jika kamu orang-orang yang benar!”. (Tidak), tetapi hanya dialah yang kamu seru, Maka dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepadanya, jika dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). (QS. Al An’am: 40-41)

4. Allah Azza wajalla juga menegaskan dalam firman-Nya:

} لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ { [الرعد :14]

” Hanya kepada Allah do’a yang benar. Berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apapun bagi mereka, tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya padahal air itu tidak akan sampai ke mulutnya. Dan do’a orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka “.(QS. Ar Ra’d: 14)

5. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

« إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ »

“Sesungguhnya do’a itu adalah ibadah ” (HR At-Tirmidzi no. 3372, Abu Daud no: 1479, Ibnu Majah no: 3828 dari sahabat Nu’man bin Basyir رضي الله عنهما di shahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahih At-Tirmidzi). Wallahu a’lam bi shawaab. (AMD)

Daftar Pustaka : – Syarah ushulus tsalatsah
– Bulughul maram