Jawab: Salafiy adalah nisbah kepada salaf.
Salaf sendiri artinya adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikut mereka (tabi’in) dengan baik dari penghuni tiga kurun yang dimuliakan dan yang setelah mereka, inilah yang disebut dengan salafiy. Bernisbah kepadanya artinya bernisbah kepada apa yang dipegangi oleh para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan kepada jalan ahlul hadits.
Dan ahlil hadits adalah para pengikut manhaj salafiy yang berjalan di atasnya.
Maka salafiy adalah sebuah aqidah dalam masalah nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Juga sebuah aqidah dalam masalah qadr, aqidah dalam masalah sahabat, dan seterusnya. Maka para salaf beriman kepada Allah dan dengan nama-narna-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi yang Allah sendiri sifatkan diri-Nya dengannya dan yang disifatkan oleh Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka (para salaf) beriman kepadaNya menurut bentuk yang sesuai dengan kemuliaan Allah tanpa melakukan tahrif (merubah kata hingga merubah makna), tamsil (memisalkan Allah dengan makhluk), tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk), ta’thil (meniadakan sifat bagi Allah atau menyatakan Allah tidak memiliki sifat apapun) dan ta’wil (mengartikan dengan salah, seperti misal; tangan Allah diartikan kekuasaan Allah. Ini salah. TanganAllah diartikan juga dengan tangan Allah. Tapi tidak boleh menyerupakannya dengan tangan makhluk-red).
Mereka para salaf juga beriman kepada qadr baiknya dan buruknya. Dan tidak sempurna iman seseorang hingga dia beriman dengan qadr yang Allah taqdirkan atas para hamba-Nya. Allah berfirman: “Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadrnya” (Al Qamar: 49)
Adapun dalam masalah sahabat, maknanya adalah beriman bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam wajib kita ridho kepada mereka dan meyakini bahwa mereka adalah orang yang adil. Mereka adalah sebaik-baik ummat dan sebaik-baik kurun. Dan meyakini bahwa mereka semua baik. ini berbeda dengan keyakinan syi’ah dan khawarij yang mengkafirkan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menghormati mereka.
Adapun dalam salafiy tidak ada tokoh selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin kelompok ini dan panutan mereka. Dan juga para sahabat adalah panutan mereka. Dasar hal ini adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Telah terpecah orang-orang yahudi menjadi tujuhpuluh satu golongan dan terpecah orang nashara menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan akan terpecah ummatku menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya dalam neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka, wahai Rasulullah? Beliau berkata: Mereka adalah orang yang berdiri diatas apa yang aku dan para sahabatku berdiri diatasnya.” (HR Abu Daud and dishahihkan syaikh Al Albani dalam shohih Sunan Abu Daud 3/115)
Dan juga beliau besabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu yang menerangkan tentang khuthbah beliau yang padanya beliau berwasiat untuk bertaqwa kepada Allah, maka beliau berkata: “Aku wasiatkan kaitan untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat, walau yang memimpin kalian adalah budak dar-i Habsyi.” Kemudian beliau menyuruh untuk berittiba’ kepada sunnahnya dan sunnah para khatifahnya yang rasyid dan mendapat hidayah. Beliau katakan: “Gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap kebid’han adalah sesat.” (HR Turmudzi dan dishohihkan syaikh Al Albani datam shohih sunan Turmudzi no.2830).
Sumber : Buletin Islamiy Al-Minhaj, Edisi II Th.I