Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

akankah syi’ah rafidhah berbahaya bagi negara dan masyarakat? (bagian-01)

11 tahun yang lalu
baca 3 menit

بسم الله الرحمن الرحيم

Sengaja kami membahas hal ini. Karena kami menemukan perkataan para ulama dan kami dengar secara lisan dari guru kami Syaikh Muhammad Al-Imam: “Tidaklah Syi’ah Rafidah berada pada suatu Negara kecuali akan membawa kerusakan dan pertumpahan darah.”

Maka kesempatan kali ini kami akan mencuplikkan apa kelakuan Syi’ah Rafidhah di Yaman. Yang tidak asing lagi bagi para pembaca di tanah air, bahwa mereka berada di Sha’dah dekat Dammaj. Dan mereka dikenal dengan “Al-Khutsy (الخُوْثِي)” atau “Asy-Syabab Al-Mu’min”. Kenapa mereka disebut “Khutsy”? Yaitu penisbatan kepada pemimpin mereka yang bernama Badruddin Al-Khutsy.

Diantara sepak terjang Badruddin Al-Khutsi Ar-Rafidhy ini adalah: Dia berkata: “Kepemimpinan setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu untuk ‘Ali, bukan untuk Abu Bakr, atau ‘Umar, atau ‘Utsman.” Maka syi’ah Rafidhah tidak akan menerima kepemimpinan seseorang selain kepemimpinan keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, yang Syiah – Rafidhah menganggap merekalah keturunan Nabi atau ‘Ali. Singkatnya Syi’ah –Rafidhah lah yang pantas memimpin dunia. Akan jelas dengan pembahasan-pembahasan yang akan kami sajikan nanti.

Sehingga Badruddin ini menyemangati anaknya yaitu Husain Badruddin Al-Khutsy untuk membangkang dan memberontak pemerintah Yaman yang sah. Dan Badruddin sendiri telah memimpin satu peperangan pemberontakan menentang pemerintah Yaman pada tahun 2005.

Dia pernah melarikan diri ke Iran pada perang tahun 1994, setelah dia mendukung orang-orang kaomunis untuk memisahkan diri dari Yaman. Kemudian kembali ke Yaman melalui perantara.

Badruddin ini mati penghujung tahun 1431 H sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang khutsy, yang mana pihak yang bertanggung jawab akan kematiannya adalah Al-Qa’idah (Al-Kaeda) yang mengebom Al-Khutsi di daerah Jouf, pada tahu tersebut saat perayaan Hari Ghadir.

Kemudian pemberontakannya dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Husain Badruddin Al-Khutsy.

Dia mengambil ajaran Rafidhah juga di Sha’dah dari bapaknya dengan kenyang, sebagaimana dia kenyang mempelajari ajaran Rafidhah ketika berkunjung ke Iran dank e Hizbullah Lebanon. Yang mana Iran dan Hizbullah Lebanon dalah gembong Syi’ah Rafidhah saat ini.

Husain Al-Khutsy pernah terjun ke dunia politik pada tahun 1993 – 1997, sebagai anggota wakil rakyat di Propinsi Sha’dah.

Husain Al-Khutsy ini tergolong pemrakarsa partai Al-Haq Ar-Rafidhy, hanya saja dia lalu keluar dari partai tersebut, lalu menggunakan waktunya untuk memimpin gerakan Asy-Syabab Al-Mu’min. Mulailah dia menyebarkan prinsip dan keyakinan Rafidhah Iran, melalui berbagai bkesempatan. Inilah hasil dari menggali ilmu di Iran dan Lebanon.

Pada tahun 2004 Husain Al-Khutsy memberontak kepada pemerintah Yaman yang sah, dan mengumumkan pembangkangannya terhadap negara, mengumumkan peperangannya, membuang bendera Negara Yaman di beberapa tempat, lalu menggantinya dengan bendera Hizbullah Lebanon.

Dia mendapatkan dukungan dana dan finansial lainnya (senjata dll) dari berbagai pihak, diantaranya dari Iran.

Setelah itu tidaklah ada suatu negarapun kecuali mengumumkan peperangannya terhadap Al-Khutsy dan sekongkolannya. Berlangsung perang tersebut beberapa bulan dan  berakhir (sementara) perang tersebut dengan matinya Husain Al-khutsy pada tanggal 10/9/2004.

Dan para pengikutnya sampai hari ini berkeyakinan bahwa  Al-Khutsy akan kembali dan mereka tidak mengakui kematiannya.

Lihat kitab “An-Nushrah Al-Yamaniyah (9-10) dan Bawa’iq Rafidhah Al-Yaman (99)” karya Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam.

(bersambung)

Sumber : thalibmakbar