Akhlaq Masyarakat Iran Setelah Revolusi
Keterpurukan akhlaq dan moral, serta tersebarnya berbagai perbuatan hina, narkoba, AIDS, dan bunuh diri serta selain itu semua, maka seperti yang dituliskan oleh Abdul Ilah Sayi’ dalam tulisannya:
“Perhitungan yang dihasilkan dari jalan-jalan Iran menguatkan adanya perubahan yang nyata yang terjadi pada generasi Iran, yang dilahirkan setelah revolusi. Pemandangan yang aku saksikan di Teheran dan beberapa kota yang aku datangi, menguatkan apa yang ditulis oleh jurnalis Amerika -Thomas Friedman- tentang Iran ketika dia berkunjung ke sana dalam surat kabar News Week: “Sesungguhnya di Teheran ditemukan memiliki 85 ribu pelacur dan 250 tempat prostitusi, sebagiannya terkait langsung dengan para pejabat tinggi. Dan setiap harinya ada 60 remaja putri yang minggat dari rumahnya di desa datang ke Teheran. Dan seorang reporter BBC mengatakan: “Sesungguhnya Iran tergolong negara yang paling banyak penyebaran narkobanya. Dan keterjangkitan AIDS bertambah tiap tahunnya.”
Disebutkan dalam majalah “Al-Bayan” edisi 264 bulang Agustus 2009 hal. 43: “Di Iran ditemukan ada setengah juta pelacur.” Dan majalah tersebut menyebutkan laporan yang dikeluarkan oleh PBB tahun 2005 terkait narkoba, berupa pecandu opium di dunia, dan di Iran sendiri menduduki peringkat tertinggi dari pecandu opium, yaitu pecandunya mencapai 30 % dari jumlah penduduk.
Mereka ini mau merevolusi dunia islam atau pemabuk??!!
Penulis buku “Iran Negara Tidak Terwujud Islamnya” di bawah sub judul “Pelacuran Memaksakan Penghalalan Nikah Mut’ah”: “Masalah Nikah Mut’ah merupakan problem yang terkenal lebih jelas dari api di Iran setelah revolusi. Mereka berusaha menyebarkan nikah mut’ah ini di setiap tempat, sampaipun di sekolahan. Awalnya masalah rumah prostitusi dan penjual ‘tubuh’ ini masalah yang tertutup / rahasia, tidak nampak di hadapan media massa. Lalu ada orang yang djuluki ‘Laba-laba’ melakukan penguntitan proses pelacuran ini di salah satu tempat suci mereka ‘Masyhad’. Setelah itu media massa mulai konsen ke masalah ini untuk menyingkap tirai, maka tersingkaplah. Dan jatuhlah slogan akan keberhasilah revolusi Iran secara akhlaq.”
Tindakan Bunuh Diri
Dalam surat kabar “An-Nas” edisi 438 tanggal 16/03/2009 dan surat kabar “Al-Hayah” edisi 15159 tanggal 28/09/2004 oleh seorang syi’ah warga Iran menyebutkan: “Tingkat perbuatan bunuh diri di Iran mencapai 25-30 orang per 100.000 orangnya. Ini memang tergolong rendah dari bilangan seluruh dunia. Namun lebih tinggi dari Amerika (11 orang per 100.000nya) dan Jepang (17 orang per 100.000nya).”
Kerusakan Ekonomi
Abdul Ilah berkata tentang ekonomi Iran: “Keluarga miskin di Iran mencapai 49 % dari jumlah penduduk, padahal Iran negara yang kaya minyak.”
Dalam surat kabar “An-Nas” edisi 436 tanggal 2/3/2009 disebutkan: “Dahulu sebelum revolusi 1 dolar = 70 riyal Iran, atau 100 dolar = 7.000 riyal Iran. Kemudian setelah revolusi, radio Iran mengumumkan bahwa 1 dolar = 7.970 riyal Iran, atau 100 dolar = 797.000 riyal Iran. Dan terus-menerus riyal Iran terpuruk sampai mencapai 1 dolar = 9.400 Riyal Iran, atau 100 dolar = 940.000 riyal Iran. Dan akhir-akhir ini 100 dolarnya semisal dengan 1 juta riyal Iran.”
Betapa revolusi-reformasi dan penggulingan pemerintah mengancam dan menimbulkan berbagai kerusakan, diantaranya kerusakan ekonomi, kenyataan menjadi saksi akan hal ini.
Dalam majalah “Al-Bayan” edisi 264 disebutkan: “Sepertiga masyarakt Iran hidup di bawah garis kemiskinan, dan sejumlah itulah angka penganggurannya. Sebanyak 170.000 orang terdorong untuk pindah setiap tahunnya ke Eropa, Amerika Selatan, Australia, dan New Zeland. Sampai-sampai jumlah dokter berdarah Iran di Kanada lebih banyak dari jumlah dokter Iran di Iran sendiri.”
Sumber : thalibmakbar