“Membersihkan hati dari kedengkian, dendam dan hasad serta
jeleknya keyakinan atau akhlak agar dengan itu dapat menerima
ilmu dan menghafalnya dengan baik.”
“Memiliki niat yang baik dalam tholabul ilmi dengan bertujuan
meraih keridhoan Alloh Ta’ala dan mengamalkanya serta
menghidupkan sunnah, menerangi hatinya dan mengisi
batinnya.”
“Bersegera untuk mencapai ilmu di waktu muda, jangan
terpengaruh dengan tipuan orang-orang yang mengulur-ngulur
(waktunya) karena setiap waktu yang telah lewat dari umur
tidak ada penggantinya.“
“Merasa cukup dengan makanan yang didapat dan pakaian yang
dimiliki meski telah usang. Kesabaran atas kesulitan hidup akan
meraih keluasaan ilmu.”
“Membagi waktu malamnya dan siangnya, serta memanfaatkan
sisa umurnya, sebab umur yang tersisa itu tiada taranya.
Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur
(menjelang subuh), dan untuk mempelajari sesuatu adalah pagi-
pagi, adapun untuk menulis adalah pertengahan siang sedang
untuk menela’ah dan mengulang pelajaraan adalah malam hari.”
“Mengurangi waktu tidur selama tidak membahayakan badan
dan pikirannya, (hendaknya) waktu tidur tidak lebih dari
delapan jam sehari dan semalam.”
“Diantara sebab terbesar yang dapat membantu agar (selalu)
sibuk dengan ilmu dan tidak bosan ialah makan dengan kadar
yang ringan dari yang halal, karena banyak makan dapat
mendorong untuk banyak minum kemudian menyebabkan
banyak tidur dan kebodohan.”
“Menumbuhkan sikap waro’ dalam segenap urusannya dan
berusaha agar makanannya, minumannya, pakaiannya dan
tempatnya (senantiasa) halal.”
“Seorang tholabul ilmi sepatutnya tidak bergaul kecuali dengan
orang yang dapat memberinya faedah atau dapat mengambil
faedah darinya.”
“Menjauhi perkara yang sia-sia dan main-main serta majlis-
majlis yang dipenuhi dengan tertawa dan hal yang tiada guna.
Tidak mengapa untuk menghibur jiwa, hati dan pandangannya
dengan bertamasya ke suatu tempat, tidak mengapa pula
menyegarkan kaki dan berolah raga badan.”
Semoga bermanfaat..
http://adhwaus-salaf.or.id/