Daarul Ihsan
Daarul Ihsan oleh admin daarulihsan

sejenak membantah istilah “muslim kagetan”

9 tahun yang lalu
baca 2 menit

kaligrafi-bismillahirrahmanirrahim-i3

Sejenak Membantah Istilah “Muslim Kagetan”

            Apabila ada seseorang memunculkan istilah “Muslim Kagetan”, maka kami sangat mengkhawatirkan bahaya terselubung di balik istilah mengagetkan ini.Hal ini karena beberapa alasan :

1)    Ada indikasi berupa meremehkan upaya nahi munkar terhadap kesesatan-kesesatan yang disusupkan di tengah kaum muslimin.Hal ini berangkat dari penuturan salah seorang yang ditokohkan dalam agama : “Ciri-ciri orang memiliki ilmu yang nyegoro (luas laksana lautan) salah satunya adalah tidak kagetan. Ada syiah kaget, ada Ahmadiyah kaget”.Tentu saja ucapan ini sangat berbahaya (sekalipun diucapkan oleh seorang yang terlanjur ditokohkan dalam agama), karena mengandung peremehan terhadap salah satu ajaran Islam yang sangat agung, yaitu nahi munkar (mencegah kemungkaran).Selain itu, akan menjadi peluang suburnya kesesatan di tubuh kaum muslimin.

2)    Dapat memandulkan ghirah (kecemburuan) dan kepekaan seorang muslim tatkala melihat sebuah kemungkaran, padahal mengingkari kemungkaran itu adalah jihad di jalan Allah dan bagian dari kesempurnaan iman.Tentu saja ghirah itu harus dibangun di atas ilmu, yaitu ilmu tentang kepastian bahwa yang dilihatnya memang benar-benar kemungkaran menurut timbangan Islam sekaligus ilmu bagaimana cara mengingkari kemungkaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah nahi munkar yang telah diletakkan para ulama.Tidak terburu-buru dan tidak pula lamban / mandul.

 

3)    Meremehkan upaya seorang muslim yang berusaha menjaga Islam dan kaum muslimin dari makar musuh-musuh agama.Kalau sifat meremehkan ini ada pada seorang muslim, maka inilah kesombongan.

 

4)    Memunculkan pengaburan bahwa “Muslim Kagetan” itu dangkal ilmu agamanya, sedangkan yang tidak “kagetan” itulah yang nyegoro ilmunya.Padahal, kita dapat menyampaikan pertanyaan kepada setiap orang yang sudah “nyegoro”  ilmunya ini tadi : Masihkan butuh pembelajaran lagi untuk menyatakan sesatnya atau bahkan kafirnya orang yang nyata-nyata meyakini Al Qur’an telah mengalami perubahan, sahabat Nabi telah kafir dan itu baru secuil dari seabrek kekafiran Syi’ah Rafidhah ?! Ataukah masih butuh klarifikasi tentang sesatnya atau kafirnya orang yang menyatakan masih ada nabi sepeninggal Muhammad bin Abdillah al-Qurasyi al-Hasyimi Shallallahu ‘alaihi Wasallam yang itu nyata ada pada kelompok Ahmadiyah?! “Segoro” yang mana lagi yang masih perlu kita datangi ?! Ataukah memang orang yang sudah “nyegoro ilmunya”  ini tidak kaget sedikit pun tatkala melihat atau mendengar bermacam-macam hal “nyeleneh” dari tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok “aneh tapi nyata” yang meruyak dari hari ke hari ?!

Wallahu a’lamu bish-Shawab

Oleh:
admin daarulihsan