Daarul Ihsan
Daarul Ihsan oleh admin daarulihsan

menyikapi harga bbm naik

10 tahun yang lalu
baca 7 menit

kaligrafi-bismillahirrahmanirrahim-i3Ya Allah…. harga BBM naik.

Beri kami taufiq menghadapi situasi ini

Judul di atas memberi kita satu pesan penting : mengembalikan segala urusan kepada Allah rabbul ‘alamin.

Imam Abu Dawud dan at-Tirmidzi pernah meriwayatkan suatu hadits shahih yang mengisahkan bahwa suatu ketika harga kebutuhan membumbung tinggi di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga sebagian orang mendatangi beliau meminta solusi atas situasi ini. Maka, beliau memberikan beberapa wejangan yang sangat berharga kepada mereka dan tentu juga kepada kita semua sebagai berikut :

–          Situasi ini (harga yang membumbung tinggi) terjadi dengan takdir Allah subhanahu wa ta’ala dimana sebagai bentuk bagian iman kita kepada-Nya kita percaya ada hikmah yang mulia di balik ini semua. Diantara asmaul husna (nama – nama Allah yang mulia) adalah al hakim yang diantara maknanya adalah Zat Yang Maha Hikmah. Allah telah menentukan hikmah yang sangat agung di balik setiap peristiwa yang terjadi bahkan musibah besar yang menimpa kita sekalipun pasti tidak luput dari kandungan hikmah. Hanya saja, keterbatasan akal manusia menyebabkan kita seringkali tidak bisa menalar hikmah di balik musibah. Namun, disinilah sebenarnya berlaku ujian keimanan atas kita : apakah kita sudah mengimani dengan benar makna dari nama Allah al hakim atau belum ?

Perhatian : keimanan kita bahwa semua ini terjadi dengan takdir ilahi bukan berarti kita diminta untuk pasrah begitu saja tanpa berusaha. Syariat Islam mengajari para pemeluknya untuk mencari usaha terbaik nan halal guna mengatasi berbagai masalah tapi tidak boleh melupakan satu faktor penting : menggantungkan harapan dan tawakal kepada Allah ta’ala semata.

–          Wejangan nabawi berikutnya : mengingatkan bahwa Allahlah Al Qaabidh Al Baasith. Artinya : Dialah yang menyempitkan dan melapangkan rezeki kepada para hamba-Nya. Sebagian ditakdirkan memiliki rezeki yang berkecukupan, sebagian lagi pas – pasan dan sebagian yang lain kekurangan. Ini semua juga tidak lepas dari takdir serta hikmah-Nya. Apakah Allah mampu menjadikan seluruh hamba-Nya kaya raya ? Jawabnya : Allah Maha Mampu untuk itu tapi sengaja Allah ‘azza wa jalla jadikan keadaan para hamba-Nya bertingkat – tingkat dan bermacam – macam. Mengapa demikian ? Ada sekian banyak hikmah di balik ketentuan ini, diantaranya apa yang Allah firmankan dalam surat Asy-Syura ayat ke-27 (artinya) : “ Seandainya Allah lapangkan rezeki kepada para hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di muka bumi; akan tetapi Dia menurunkannya sesuai apa yang Dia inginkan…”

–          Wejangan berikutnya : mengingatkan bahwa Allahlah  Ar Raaziq : Zat pemberi rezeki. Artinya, kita diingatkan untuk meminta rezeki hanya kepada-Nya, jangan kita berdoa kepada selain-Nya karena itu merupakan kesyirikan yang nyata. Jangan semata karena kesempitan hidup membuat kita gelap mata mencari rezeki dari jalan – jalan yang terlarang, baik berupa maksiat maupun syirik seperti fenomena mencari pesugihan di tempat – tempat keramat atau mendatangi kubur/makam orang yang dianggap wali dan berdoa disana.

Para pembaca rahimakumullah

Ada hadits lain yang dalam situasi seperti ini kiranya sangat tepat menjadi peringatan buat kita semua. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda (artinya) :

Lima perbuatan yang dikhawatirkan menimpa kalian dan aku belindung kepada Allah semoga kalian tidak melakukannya…..dan tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan melainkan akan diadzab dengan kelaparan, kesulitan hidup dan kezhaliman penguasa…..

Nampaknya, penyakit umat yang tersebut dalam hadits ini begitu pula adzab yang turun karenanya sangat pas dengan kondisi kita sekarang.na’uudzubillahi min dzalik.

Kita saksikan bersama sekian banyak kecurangan terjadi di tengah umat dalam bentuk mengambil harta saudaranya dengan cara yang tidak halal. Kecurangan dalam bentuk seorang pegawai mengorupsi jam kerja. Kecurangan dalam bentuk seorang atasan memekerjakan anak buahnya melampaui batas tanpa memberi imbalan yang sesuai. Kecurangan dengan berkedok praktek pengobatan namun memeras harta pasien melalui tarif yang tidak wajar. Kecurangan dalam bentuk mengotak atik meteran listrik. Kecurangan dalam bentuk korupsi uang rakyat…..

Ini semua sekadar contoh dan kita yakin masih banyak bentuk – bentuk kecurangan di tengah masyarakat yang dikhawatirkan masuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : barangsiapa yang berbuat curang maka bukan dari golonganku.. (HR.Muslim)

Artinya, apa yang disebutkan oleh beliau dengan kata – kata “mengurangi takaran dan timbanganbukan sebatas perbuatan yang dilakukan oleh banyak pedagang di pasar – pasar tradisional dengan berbagai trik kotor mereka namun maknanya lebih dalam dari itu sebagaimana kami paparkan di atas. Wallahu a’lam.

Tiga bentuk hukuman ditimpakan kepada kita dengan sebab ini semua : kelaparan, kesulitan hidup dan kesewenang – wenangan penguasa. Mari kita semua bertaubat kepada rabbul ‘alamin, zat yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.

Demo dan menghujat pemerintah sebagai solusi ?

Kita saksikan maraknya protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap zhalim dengan demontrasi dan menghujat pemerintah baik di jalan raya, melalui media massa maupun dunia maya ( kicauan di twitter, dsb). Apakah ini semua dibenarkan dalam Islam, agama yang lurus dan mulia ini ?

Jawabnya : sama sekali tidak dibenarkan. Disana ada hadits nabawi yang melarang kita mencaci dan mencela penguasa muslim di hadapan khalayak ramai. Kita diajari jika ingin menasihati pemerintah dengan cara yang santun tanpa kita umbar di depan umum.

Kita ketahui bersama berbagai dampak jelek dari aksi demo yang seringkali berujung dengan tertumpahnya darah dan melayangnya jiwa.

Mengapa kita tidak mencontoh para shahabat yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa aksi demo mengeluhkan naiknya harga barang ?

Aksi demo hanya akan menambah kemarahan massa kepada penguasa sehingga hujatan dan makian kepada penguasa semakin menjadi – jadi.

Mengapa kita tidak berdoa agar Allah memperbaiki keadaan kita semua ?

Mengapa kita tidak berkaca pada diri kita bahwa kebijakan menaikkan harga bbm yang dianggap oleh sebagian orang sebagai kezhaliman penguasa ini semua berpangkal dari kecurangan yang telah mendarah daging di tubuh kaum muslimin ?

Pelajaran berharga dari Imam Ahmad ibn Hambal rahimahullah

Belau pernah berkata Seandainya aku memiliki satu doa yang mendapat garansi/jaminan pasti dikabulkan maka niscaya aku akan berdoa untuk kebaikan penguasa

Masya allah..ilmu dan kearifan yang luar biasa dari beliau. Beliau paham bahwa jika penguasa itu baik maka akan baik pula rakyatnya insyaallah. Beliau tidak egois hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Beliaulah teladan kesabaran dalam menghadapi kesewenang – wenangan penguasa. Kalau kita telusuri kisah beliau yang dengan penuh keteguhan dan kesabaran menghadapi penguasa Dinasti ‘Abbasiyah yang ketika itu memiliki akidah yang menyimpang sampai beliau dicambuk dan keluar masuk penjara hanya karena beliau mempertahankan akidah yang benar. Namun, tidak satu patah kata pun keluar dari lisan beliau celaan dan cacian kepada pemerintah san justru beliau mengucapkan kata – kata mutiara di atas. Subhanallah…

Komentar Miring

Ketika Ahlussunnah memberikan nasihat kepada umat terkait sikap yang benar menyikapi kenaikan harga bbm datang beberapa komentar yang menyatakan ketidaksetujuan dengan sikap ahlussunnah tersebut. Ketika kita menyampaikan tuntunan nabawi agar tidak berdemo justru disambut dengan tuduhan sebagai pengecut, membebek kepada pemerintah sampai stempel murjiah- suatu aliran sesat – turut disematkan kepada ahlussunnah.

Sungguh kita tidak pernah rela terjadinya kemaksiatan dan kezhaliman. Namun, Islam membimbing kita agar bersabar dalam menghadapi kezhaliman penguasa. Bahkan, dalam beberapa hadits shahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita bersabar walaupun harta kita dirampas penguasa dan tubuh kita mereka pukul…Terasa pahit memang, namun demikianlah seorang muslim sejati hendaknya berjalan di atas petunjuk nabawi walau mungkin tidak sesuai dengan selera pribadinya.

Semoga Allah ta’ala membimbing kita semua untuk bertaubat dan kembali ke jalan-Nya.

Semoga Allah memberikan rezeki yang lapang kepada kita semua

Semoga Allah memperbaiki keadaan penguasa kita dan membimbing mereka untuk menegakkan syariat-Nya.

Oleh:
admin daarulihsan