Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, disebutkan petikan (artinya) : “…Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah yang mereka itu membaca Kitab Allah dan saling mempelajarinya melainkan akan turun ketenangan kepada mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya…” (HR. Muslim)
Ini adalah salah satu hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan yang besar bagi hamba Allah yang menghadiri majelis ilmu di masjid.Ilmu yang dimaksud tidak lain adalah ilmu agama yang sumber paling utamanya adalah Kitab Allah (Al Qur’an) dan Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Mengkaji ilmu agama merupakan satu keutamaan dan bertambah keutamaannya jika dilakukan di masjid Allah, tempat yang paling dicintai Allah di muka bumi ini.Maka lengkaplah, amalan yang sangat mulia dan dilakukan di tempat yang paling mulia.Menghadiri majelis ilmu di masjid juga merupakan salah satu bentuk memakmurkan masjid.Tentang orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menyatakan (artinya) : “Sesungguhnya Allah benar-benar akan memanggil pada hari kiamat : “Di mana para tetangga-Ku, di mana para tetangga-Ku ?”Para malaikat bertanya : “Ya Rabb kami ! Siapa yang layak bertetangga dengan-Mu ? Maka Allah berfirman : “Di mana orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid ?”(Ash-Shahihah 2728)
Hadits di awal sajian kali ini menyebutkan 4 keutamaan besar, yaitu :
Ini adalah sebuah keadaan yang diinginkan setiap manusia, apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan peristiwa yang menyebabkan kalbu manusia takut, resah, gelisah, cemas dan kekhawatiran.Kesenangan duniawi semata yang dianggap sebagian manusia dapat mengobati kalbu yang sedang gelisah ternyata justru membuat semakin gelisah.Berbeda halnya dengan majelis ilmu.Seseorang yang menghadiri majelis ilmu akan meraih ketenangan kalbu dan inilah pengaruh yang menakjubkan pada kalbunya.Di dalam majelis ilmu, dirinya akan mendengarkan Kalamullah dan Kalam Rasul yang itu merupakan Zikrullah.Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman (artinya) : “…Ingatlah ! Dengan zikrullah, kalbu itu akan merasakan ketenangan”. (Ar Ra’du : 28)
Jika Allah merahmati seorang hamba, maka Dia akan memberikan kebaikan dan menjauhkan keburukan bagi hamba tersebut.Rahmat Allah meliputi orang-orang yang menghadiri majelis ilmu dari segenap sisi mereka.
Ini merupakan bentuk pemuliaan para malaikat kepada orang-orang yang duduk bersimpuh menghadiri majelis ilmu di masjid Allah.Makhluk Allah yang tidak pernah bermaksiat dan selalu taat kepada Allah benar-benar memuliakan keberadaan majelis ilmu dan orang-orang yang hadir di dalamya.Seakan-akan para malaikat dekat mengelilingi mereka hingga tidak ada celah sedikit pun bagi syaithan untuk mengganggu mereka.
Orang-orang yang menghadiri majelis ilmu di masjid akan disebut oleh sebaik-baik Zat , yaitu : Allah, di hadapan makhluk yang suci dan dekat dengan Allah, yaitu : para malaikat.Allah menyebut mereka dengan pujian dan Dia-lah sebaik-baik Zat yang memberi pujian.Allah memuji dan membanggakan mereka di tempat yang tinggi di majelisnya para malaikat.
Keutamaan Lain Pada Majelis Ilmu
Dalam beberapa hadits lain disebutkan keutamaan majelis ilmu, diantaranya :
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya) : “Barangsiapa yang pergi ke masjid dalam keadaan tidak berharap melainkan untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya seperti pahala orang yang berhaji yang sempurna hajinya”. (Shahih at-Targhib 86 dan dikatakan oleh asy-Syaikh al-Albani : “Hasan sahih”, Maktabah Syamilah)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu secara marfu’ (artinya) : “Tidaklah duduk suatu kaum yang mereka itu mengingat Allah ‘Azza Wa Jalla melainkan ada penyeru dari langit memanggil mereka : “Berdirilah dalam keadaan kalian diampuni oleh Allah.Telah diganti kesalahan-kesalahan kalian dengan kebaikan-kebaikan”. (ash-Shahihah 2210)
Para pembaca rahimakumullah, selain keutamaan-keutamaan yang disebutkan oleh beberapa hadits juga ada faedah dari menghadiri majelis ilmu, seperti : seseorang mengetahui perkara yang baik yang selama ini belum ia ketahui, sehingga ia dapat menambah keyakinan yang benar dan amal shaleh lalu berbuah pahala yang besar dan banyak.Bisa pula seseorang menjadi ingat suatu kebaikan yang selama ini lalai ia tunaikan, padahal dahulu pernah ia ketahui.Demikian pula dengan menghadiri majelis ilmu, seseorang dapat mengetahui kejelekan yang bisa jadi selama ini ia anggap baik atau bahkan ia kerjakan, sehingga di kemudian hari ia berusaha berubah baik.Bisa pula dengan menghadiri majelis ilmu, seseorang mengetahui hakekat suatu perkara yang selama ini hanya dia dapatkan dari “katanya dan katanya”.
Menghadiri Majelis Ilmu Tidak Bisa Digantikan Dengan Sekedar Mendengarkan Audio Kajian Ilmu
Mendengarkan audio kajian ilmu tidak dapat menggantikan duduk langsung menghadiri majelis ilmu dari sisi keutamaan, sekalipun ilmu yang didapatkan dari keduanya bisa jadi sama.Tetap saja menghadiri majelis ilmu memiliki banyak keutamaan yang tidak bisa disamai dengan mendengarkan audio kajian ilmu, sehingga seseorang janganlah mencukupkan diri dengan mendengarkan audio kajian ilmu tanpa menghadiri majelis ilmu.Ditambah lagi ketika mendengarkan audio tersebut, tidak jarang justru tertidur atau terganggu dengan aktifitas lainnya.Tingkat keseriusan dan konsentrasi mendengarkan kajian ilmu melalui audio pun tidak sebagaimana ketika menghadiri majelis ilmu.Selayaknya dia ingat dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam (artinya) : “Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya dalam rangka menimba ilmu melainkan para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha denga apa yang ia perbuat hingga ia pulang kembali ke rumah”. (HR.Ibnu Majah yang dikatakan asy-Syaikh al-Albani : “Hasan sahih”)
2 Sifat Yang Menghalangi Seseorang Menimba Ilmu Agama atau Menghadiri Majelis Ilmu
Al-Imam Mujahid bin Jabr al-Makki rahimahullah berkata : “Tidak mempelajari ilmu, yaitu : orang yang malu dan sombong”. (Shahih al-Bukhari)
2 sifat yang tercela dan semestinya segera dihilangkan dari diri seorang muslim, yaitu : malu dan sombong.Keduanya dapat menghalangi seseorang belajar ilmu agama sehingga berujung terhalang dari kebaikan yang banyak dan besar.Malu dari menimba ilmu atau menghadiri majelis ilmu bukanlah malu yang terpuji dan bagian dari iman.Bahkan sebaliknya malu yang seperti ini merupakan bentuk kelemahan yang tercela.Mengapa dirinya malu menghadiri majelis ilmu, padahal keutamaan menghadiri majelis ilmu teramat agung ? Bukankah sebaliknya dirinya justru malu kepada Allah manakala terus menerus dalam ketidaktahuan terhadap agamanya dan luput dari keutamaan yang besar ?! Demikian pula kesombongan, apa yang dia sombongkan ketika dirinya justru menjadi rendah karena diliputi ketidaktahuan terhadap perkara agama ?! Hendaknya seseorang sadar bahwa 2 sifat ini merupakan tipu daya syaithan yang akan membinasakan dirinya.Syaithan dari kalangan jin mupun manusia sangat berharap dirinya jauh dari ilmu dan majelis ilmu dengan berusaha memberi gambaran buruk tentang ilmu agama dan majelis ilmu.Selanjutnya dirinya akan menjadi jahil (tidak mengerti agama) hingga akhirnya syaithan sangat leluasa menyesatkannya dari jalan Allah.Usia yang telah lanjut janganlah menjadi alasan untuk seseorang tidak menimba ilmu atau menghadiri majelis ilmu bersama anak-anak muda.Keadaan seseorang yang terlanjur jauh dari bimbingan agama janganlah mematahkan semangatnya dan berputus asa untuk memulai belajar agama.Niat meraih pahala yang besar dan mengikis sedikit demi sedikit ketidaktahuan terhadap agama hendaknya selalu ada pada benaknya hingga Allah membukakan kebaikan demi kebaikan kepada dirinya.Oleh karena itu, mari kita menghadiri majelis ilmu !
Wallahu a’lamu bish-Shawab