Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

syaikh muhammad bin abdul wahhab memberontak daulah utsmani, benarkah?

6 tahun yang lalu
baca 5 menit

PEMBELAAN TERHADAP TUDUHAN; SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB MELAKUKAN PEMBERONTAKAN TERHADAP DAULAH UTSMANIYAH

Banyak prasangka dan tuduhan tidak benar terhadap Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah. Tentunya kita tidak ingin ada pihak yang terdzhalimi dan pihak yang mendzhalimi.

Orang-orang yang menuduh tanpa bukti adalah pihak yang dzhalim, sedangkan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab sebagai pihak yang terdzhalimi. Beberapa pihak yang turut andil menyebarkan tuduhan dusta itu ada juga yang saudara kita sesama muslim.

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam membimbing kita untuk menolong saudara kita sesama muslim baik sebagai pihak yang mendzhalimi, maupun pihak yang terdzhalimi:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ

Dari Anas radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: "Tolonglah saudaramu, baik sebagai pihak yang mendzhalimi atau pihak yang terdzhalimi." Seseorang berkata: "Wahai Rasulullah, saya (bisa) menolongnya jika dia terdzhalimi. Jika dia seorang yang mendzhalimi, bagaimana cara saya menolongnya?" Nabi bersabda: "Engkau halangi atau cegah dia dari kedzhaliman. Itu adalah bentuk pertolonganmu kepadanya" (H.R al-Bukhari)

Beberapa tuduhan dusta terhadap Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah di antaranya adalah beliau memberontak terhadap Daulah Utsmaniyah. Tidak sedikit pihak yang ikut-ikutan, tidak mengetahui hakikat permasalahan, juga berperan menyebar tuduhan itu.

Padahal, dari sisi akidah yang diyakini dan diajarkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, hal itu tidak mungkin beliau lakukan. Belum lagi fakta sejarah juga membuktikan bahwa memang benar-benar tidak ada upaya pemberontakan tersebut.

Dari sisi akidah yang beliau yakini dan beliau ajarkan, pemberontakan terhadap pemerintahan muslim yang sah adalah suatu hal yang terlarang. Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah menjadikan sikap mendengar dan taat kepada Waliyyul Amr (pemimpin/ pemerintah) muslim sebagai salah satu dari 6 landasan yang beliau tulis dalam risalah al-Ushulus Sittah. 

Beliau menyatakan:

الأصل الثالث :أن من تمام الاجتماع السمع والطاعة لمن تأمر علينا ولو كان عبداً حبشياً ، فبين الله هذا بياناً شائعاً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يعرف عند أكثر من يدعي العلم فكيف العمل به.

Landasan yang ketiga: Bahwasanya di antara kesempurnaan bersatu (dalam Dien) adalah bersikap mendengar dan taat kepada pemimpin kita meskipun dia adalah budak dari Habasyah (Etiopia).

Allah menjelaskan ini dengan penjelasan yang terang dan mencukupi dengan berbagai bentuk penjelasan secara syar’i maupun qodari. Kemudian (yang terjadi justru) landasan ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. (Kalau diketahui saja tidak), maka bagaimana mau beramal? (al-Ushuulus Sittah).

Sedangkan dari sisi catatan sejarah, tidaklah mungkin hal itu bisa terjadi. Ada sebuah karya tulis ilmiah berupa disertasi yang sangat bagus dalam menguak sisi sejarah yang sebenarnya tentang hal itu. Disertasi tersebut berjudul: Aqidah asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab as-Salafiyyah wa Aatsaruhaa fil ‘Aaalam al-Islaamiy karya Dr. Sholih bin Abdillah bin Abdirrahman al-‘Abuud.

Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tinggal di Najd. Sedangkan Najd tidak termasuk dalam wilayah administratif Daulah Utsmaniyah. Sejak abad ke-11 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah terbagi menjadi 32 bagian, dan Najd tidak termasuk di dalamnya. 

Hal ini tertuang dalam Risalah Turkiyyah berjudul : Qowaniin Aali Utsmaan Madhomiin Daftar ad-Diiwaan yang ditulis oleh Yamin Ali Afandi, seorang sekretaris ad-Daftaar al-Haaqooniy.

Najd bukanlah di bawah kekuasaan Daulah Utsmaniyah, namun wilayah Najd adalah wilayah yang dikuasai oleh kabilah-kabilah.

Sering terjadi pertempuran antar kabilah itu. Bagaimana mungkin bisa dikatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab memberontak pada penguasanya, jika Daulah Utsmaniyah tidak memiliki kekuasaan terhadap wilayah beliau?

Tuduhan lainnya adalah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab bersekongkol dengan Inggris untuk meruntuhkan Daulah Utsmaniyah. Kenyataan yang ada menunjukkan sebaliknya. Justru Inggris memberikan dukungan dan pujian kepada Ibrahim Basya, saat pasukannya menyerang wilayah Dir’iyyah. 

Perlawanan yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan pemimpin yang bersama beliau kebanyakan adalah bentuk membela diri dari serangan pihak-pihak yang memusuhi mereka.

Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya Daulah Utsmaniyah.

Di antaranya kekalahan dalam pertempuran melawan kafir Eropa, sehingga Daulah Utsmaniyah mengadakan perjanjian damai yang mereduksi kekuatan dan wilayah yang dikuasainya. Hal itu terjadi jauh sebelum lahirnya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Demikian juga gerakan-gerakan pemberontakan di wilayah-wilayah yang sudah dikuasai, menyebabkan lemahnya Daulah Utsmaniyah. 

Bisa juga dikatakan bahwa faktor utama dari kemunduran itu semua adalah merebaknya akidah kesyirikan, khurafat, kebid’ahan, dan kemaksiatan, sehingga menyebabkan jauhnya pertolongan Allah kepada mereka.

al-Ustadz Abu Abu Utsman Kharisman hafizhahullah | KHAS

🏡 Salafy Baturaja
🌏 t.me/salafybaturaja

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Memberontak Daulah Utsmani, Benarkah?