SESEORANG DINILAI DENGAN KEBENARAN, BUKAN SEBALIKNYA
Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Ada perkataan yang diucapkan oleh para ulama, mungkin bisa kita namakan sebagai sebuah kaidah, yaitu,
الرجال يعرفون بالحق ولا يعرف الحق بالرجال
"Orang-orang dinilai dengan kebenaran, bukan kebenaran dinilai dengan orang-orang."
الرجال لا يعرفون بالحق يعني: ما نقول أنهم على حق إلا إذا وجدنا الحق يُؤَيِّدهم, ونصوص القرآن والسنة تُؤَيِّدهم.
"Orang-orang dinilai dengan kebenaran."
Maksudnya, kita tidak mengatakan bahwa mereka di atas kebenaran kecuali jika kita mendapati kebenaran mendukung mereka, demikian juga nash-nash al-Qur'an dan as-Sunnah membela mereka.
ولا يعرف الحق بالرجال يعني: تجعل من الرجل هو قناتك الوحيدة, وتجعله ميزاناً ومقياساً للحق, فما يقوله هو الحق, وما لا يقوله هو باطل, وما يرفضه هو الباطل وقد يكون حقاً,وما يقبله هو الحق وقد يكون على خلاف الأمر باطلاً
"Kebenaran tidak dinilai dengan orang-orang tertentu."
Maksudnya, salah jika engkau menjadikan seseorang sebagai satu-satunya saluranmu. Engkau menjadikannya sebagai timbangan dan parameter bagi kebenaran. Menurutmu, apa saja yang dia ucapkan, itulah kebenaran. Apa yang tidak dia ucapkan, engkau anggap sebagai kebatilan.
Apa saja yang dia tolak, engkau anggap sebagai kebatilan padahal bisa jadi hal itu adalah kebenaran. Sementara itu, apa saja yang dia terima, menurutmu itu adalah kebenaran padahal bisa saja hal itu merupakan kebatilan.
إذاً نحن لا نعرف الحق بالرجال, وإنما نعرف الرجال بالحق."
Jadi, kita tidak menilai kebenaran dengan orang-orang tertentu. Justru kita menilai orang-orang tertentu dengan kebenaran.
Ushul wa Mumayyizat Ahlis Sunnah wal Jama'ah hlm. 96
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
IKAT DIRI KITA DENGAN KEBENARAN! BUKAN DENGAN TOKOH
Berkata Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah :
أئمة الهُدى يربّون الناس على التمسك بالكتاب والسنة، ونصرة الحق ورد الباطل والخطأ، فلهذا انتقد الشافعي شيخه مالكاً وانتقد الإمام أحمد شيوخه.. هذا المنهج يشكل حاجزا، قوياً وسداً منيعاً في وجه الغلو والتعصب الأعمى والتقليد الأهوج
"Para imam pembawa petunjuk mendidik manusia agar berpegang teguh pada Al Qur'an dan sunnah. Mendidik mereka agar senantiasa membela kebenaran, membantah kebatilan, dan meluruskan kesalahan.
Oleh karenanya (kita saksikan), Imam Syafi'i mengkritik gurunya sendiri, yaitu Imam Malik. Imam Ahmad juga menyampaikan kritikan pada guru-gurunya.
Dan jalan semacam ini akan membentuk sebuah penghalang kuat dan benteng kokoh dari tindakan berlebihan dan fanatisme buta [ terhadap sosok tertentu ]." (Dahru Iftira-at Ahli Az-Zaigh, hlm. 216-217) Melalui || https://t.me/kibarolama
Silakan kagum dan cinta pada sosok, tokoh, atau ustadz tertentu. Tapi penting untuk disadari; bahwa siapa saja berpotensi jatuh dalam kesalahan.
Saat kita mendapat sebuah nasihat dari teman yang menjelaskan tentang kekeliruan sosok yang kita kagumi; janganlah tergesa-gesa menyalahkan atau mengingkari.
Ingatkan diri kita, bahwa intisari kehidupan ialah menghamba secara total pada Allah. Lihatlah masukan tadi, apakah sebuah dusta sehingga kita bisa bantah dan ingkari. Atau memang realita. Hanya pada-Nya kita mohon hidayah.
✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi, (22:33) 23 Rabi'ul Awal 1440 / 30 November 2018
Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net