Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

ringkasan syubhat dan bantahannya (kasyfu asy syubhat)

3 tahun yang lalu
baca 8 menit

RINGKASAN SYUBHAT-SYUBHAT DAN BANTAHANNYA

Kerancuan dan kesamaran yang harus diperjelas dan diterangkan.

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

Sebagian orang ada yang bertanya-tanya dari berbagai syubhat-syubhat yang beredar dan sengaja diedarkan oleh orang-orang yang mengaku berilmu, dan sebagian orang ada yang berusaha juga menjawabnya, dan Alhamdulillah dapat memberikan pencerahan dan penerangan yang semula dalam keadaan samar tidak bisa membedakan mana yang benar dan yang salah, akhirnya dengan pertolongan dan Taufik dari Allah Azza wajalla dapat kembali seperti melihat mentari di siang hari yang menyingkap kegelapan malam nan pekat.

Tentu, penting bagi kita untuk mengetahui syubhat-syubhat kesamaran atau kerancuan tertentu dan sekaligus bantahannya, agar kita bisa selalu waspada dan berhati-hati darinya. Terlebih syubhat-syubhat yang dapat menjerumuskan pelakunya kearah kesyirikan dan atau kebid'ahan serta dosa-dosa besar lainnya.

Maka dari itu,

Kali ini akan kami ketengahkan kepada anda sebuah artikel cuplikan ringkas yang berisi syubhat-syubhat dan bantahannya, terambil dari Kitab Syarh Kasyfisy Syubhat.

ingatlah hendaknya kita fokus dan serius, membacanya sampai akhir, karena ini tentulah amat penting. Selain itu, bila anda tidak mampu memahaminya dengan baik, segeralah bertanya kepada orang yang berilmu.

Berikut ini, ringkasan syubhat-syubhat dan bantahannya.

_____📖

Syubhat-syubhat ini dibantah oleh penulis dengan jawaban global, semisal dalam ayat

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Ingatlah bahwa sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut dan bersedih hati pada mereka." Yunus: 62

Dan bahwasanya syafaat itu benar, dan para Nabi itu memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah, kemudian dijawablah pada setiap syubhat dengan jawaban yang khusus untuknya, atau dua jawaban atau lebih.

Syubhat Pertama:

Orang yang mengikrarkan tauhid rububiyah, bahwasanya tidak ada yang mencipta, tidak ada yang memberi Rizki, tidak ada yang mengatur urusan kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad ﷺ tidak bisa menguasai untuk dirinya sendiri suatu kemanfaatan dan tidak pula bahaya, terlebih dari orang semisal Abdulqodir dan yang selainnya, namun hanyalah bermaksud terhadap orang-orang Shalih itu berupa kedudukan istimewa dan syafaat saja, maka bukanlah sebagai orang musyrik yang menyekutukan Allah.

Bantahannya:

Bahwasanya orang-orang yang dahulu Rasulullah ﷺ memerangi mereka itu adalah orang-orang yang mengikrarkan dengan apa yang telah anda sebutkan, dan hanyalah mereka itu cuma menginginkan semisal apa yang anda inginkan juga.

Syubhat kedua:

Ucapannya: "Sesungguhnya ayat-ayat itu turun kepada orang yang menyembah mengibadahi patung-patung, sedangkan kami tidak mengibadahi patung-patung."

Bantahannya:

Bahwasanya orang-orang kafir diantara mereka ada yang beribadah kepada patung-patung, dan diantara mereka ada yang beribadah kepada wali-wali, dan diantara mereka ada yang berdoa kepada Isa bin Maryam dan Ibunya, dan diantara mereka ada yang beribadah kepada malaikat, dan tidak ada perbedaan antara yang disembah-sembah ini, (bahwa semua ini tidak tepat dijadikan sesembahan), semuanya adalah perbuatan kesyirikan, dan semua pelakunya adalah orang-orang yang menyekutukan Allah, Allah mengkafirkan siapa saja yang mengibadahi patung-patung dan mengkafirkan siapa saja yang mengibadahi orang-orang Shalih dan para malaikat.

Syubhat ketiga:

Bahwasanya meminta syafaat dari mereka itu bukanlah kesyirikan.

Bantahannya:

Bahwasanya ini adalah ucapannya orang-orang kafir dahulu, sama saja, 

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ

"Kami tidak mengibadahi mereka, melainkan kami hanyalah menjadikan mereka agar mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Az Zumar:3

Tidak ada pada mereka tujuan maksud melainkan sesuatu yang satu, sama saja tujuannya, padahal mencari syafaat itu hanya dari Rabbnya semua, dan bahwasanya Allah mengkafirkan mereka dengan hal itu.

Syubhat keempat:

Mereka meniadakan peribadahan kepada orang-orang Shalih bersamaan bahwasanya mereka itu berdoa kepadanya, atau menyembelih untuknya, dan menetapkan bahwasanya ini adalah ibadah, dan bahwasanya orang-orang musyrik terdahulu padahal demikianlah peribadahan mereka, dan meskipun mengingkari bahwasanya ini adalah bukan ibadah, atau bodoh tidak tahu, maka inilah dia ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan akan hal tersebut.

Syubhat kelima:

Bahwasanya siapa yang mengingkari meminta syafaat dari Rasul dan orang-orang Shalih, maka dia telah mengingkari syafaat Rasul dan merendahkan para wali.

Bantahannya:

Bahwasanya urusan itu justru sebaliknya, karena syafaat itu milik Allah, dan tidak akan pernah terjadi kecuali atas ijin-Nya, Allah tidak akan mengijinkannya kecuali bagi Ahli Tauhid, dan meminta syafaat kepada selain Allah adalah kesyirikan, dan itulah diantara sebab terhalangi untuk mendapatkannya

Syubhat keenam:

Bahwasanya Nabi ﷺ memberikan syafaat dan bahwasanya syafaat diminta darinya.

Bantahannya:

Bahwasanya pemberiannya syafaat oleh beliau adalah pemberian yang terikat bukan muthlak tanpa batasan, dan syafaatnya itu untuk para pelaku maksiat bukan untuk orang-orang yang menyekutukan Allah. Dan juga syafaat itu diberikan oleh selain Rasul, maka bukanlah menunjukkan bahwasanya itu diberikan kepada setiap yang memintanya dan bukan pula menunjukkan bahwa syafaat itu diminta darinya.

Syubhat ketujuh:

Bahwasanya berlindung kepada orang-orang Shalih bukanlah syirik, sehingga bukan sebagai orang yang musyrik.

Bantahannya:

Tanyakan tentang syirik, apa itu syirik? Dan tanyakan tentang ibadah kepada Allah, apa itu ibadah? Maka sesungguhnya dia tidak akan tahu apa itu tauhid dan tidak juga tahu apa itu syirik yang dia terjatuh didalamnya.

Syubhat kedelapan:

Ucapannya: "Syirik itu ibadah kepada patung-patung, sedangkan kami tidak beribadah kepada patung-patung."

Maka katakan kepadanya:

"Apakah mereka orang-orang musyrikin dahulu berkeyakinan bahwasanya itu sebagai yang mencipta dan memberi rezeki?

Dan jika dia menjawab: "Itu bagi orang yang bertujuan maksudnya itu kepada kayu, batu atau bangunan di atas kubur atau selainnya yang dia berdoa kepadanya dan menyembelih untuknya, mereka mengatakan: "Sesungguhnya itu hanya untuk mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, dan Allah menjaga kami dengan keberkahannya itu."

Maka ini dia penjelasan yang benar tentang peribadahan kepada patung-patung, dan padahal itulah perbuatan kalian dengan sendirinya sama, bersamaan bahwasanya kesyirikan itu memang tidak terkhusus berkenaan dengan peribadahan kepada patung-patung saja.

Syubhat kesembilan:

Ucapan mereka: "Sesungguhnya kalian mengkafirkan orang-orang Islam, dan menjadikan kami semisal orang-orang musyrikin terdahulu. Padahal kami bersyahadat bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad utusan Allah, dan kami membenarkan adanya hari kebangkitan, kami shalat, puasa, haji, umrah berbeda dengan mereka sebaliknya, maka bagaimana bisa kalian menjadikan kami termasuk orang yang kondisinya sama bersamaan dengan mereka dalam perihal ini, dan perbedaan-perbedaan ini seperti tidak ada nilainya sedikitpun?

Bantahannya:

Dan sungguh telah dibantah dengan sembilan jawaban tadi dan menjelaskan pula bahwasanya perbedaan-perbedaan ini tidaklah berpengaruh berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah, serta Ijma. Bahkan hal-hal ini dan perbedaan-perbedaan ini tadi diantara perkara yang semakin memberatkan kekafiran mereka.

Yaitu bagi orang yang didapati darinya sebagai sebab pengkafiran semisal bahwasanya dia membenarkan Rasul dalam sesuatu hal dan mendustakannya dalam hal lain, atau mengangkat makhluk pada tingkatan sang pencipta, atau bersikap extrem dalam menyikapi salah seorang dikalangan orang-orang Shalih, dan mengklaim memiliki sifat ketuhanan, atau menyelisihi syariat dalam banyak hal, semisal menghalalkan pernikahan dua saudari sekaligus.

Atau didapati darinya jenis dari jenis-jenis penyebab kemurtadan atau pelecehan terhadap Allah atau ayat-ayat-Nya, maka dia murtad. Dan bukan termasuk syarat keluar dari Islam itu harus terkumpul semua sisi-sisi penyebab menjadi murtad, atau terkumpul semua kesyirikan-kesyirikan atau bahwasanya Rabb semesta alam dan sesembahannya itu menjadi satu kesatuan dalam semua hak-hak peribadahan. Bukan.

Karena Riddah (keluar dari agama) itu ada dua jenis :

Ridah muthlak yaitu secara totalitas menjauh dari apa saja yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ sekaligus.

Dan jenis kedua: mengkafiri sebagian apa yang dibawa oleh Nabi ﷺ

Syubhat kesepuluh:

Bahwasanya orang yang berkata: Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah tidak boleh dikafirkan, tidak boleh dibunuh, meskipun berbuat apapun yang dia perbuat, lalu berdalilkan dengan dalil.

Bantahannya:

Bahwasanya tidak sebagaimana yang diklaim oleh pemberi syubhat tersebut berupa sebatas mengucapkan lailaha illallah sudah mencegahnya dari pengkafiran, bahkan sungguh telah mengatakannya begitu banyak orang, padahal mereka itu orang-orang kafir, bisa jadi tidak tahu ilmu tentang maknanya, atau tidak beramal dari kandungan tuntutan konsekwensinya atau melakukan apa yang dapat menghilangkannya.

Dan permisalan untuk hal itu adalah bahwasanya Yahudi mengatakannya, dan para pengikut Musailamah yang para shahabat memerangi mereka, dan begitu juga orang-orang yang dibakar oleh Ali Radhiyallahu 'anhu, mereka mengatakannya dengan lisan, namun tidak cukup dapat menjaga mereka pada darah dan hartanya.

Syubhat kesebelas:

Ucapan mereka: "Sesungguhnya istighotsah kepada selain Allah bukanlah syirik, karena bolehnya beristighotsah kepada para Nabi di hari kiamat, dan penulis  (Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab ) sudah menerangkan tentang kebodohan mereka tatkala mereka tidak bisa membedakan diantara dua bentuk istighotsah tersebut.

Syubhat kedua belas:

Pendalilan mereka bahwasanya istighotsah dengan orang-orang yang sudah mati dan ghaib bukanlah termasuk kesyirikan dengan mengajukan permisalan yang terjadi Nabi Ibrahim kepada Jibril alaihimassalam

Bantahannya:

Bahwasanya istighotsah ini adalah suatu jenis, dan yang itu suatu jenis yang lain. Jadi barangsiapa yang menyamakan diantara keduanya, maka sungguh telah menyamakan dua hal yang sangat jelas-jelas berbeda sekali.

Akhirnya, di dalamnya ada penjelasan tentang tauhid itu memang sudah seharusnya ada dari hati, lisan, dan amal, sehingga jika hilang salah satu dari hal ini, maka tidak akan menjadi seorang muslim.¹

______

Bagi anda yang ingin menyelami lebih dalam lagi silahkan membaca selengkapnya seputar Kitab Kasyfusyubuhat karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab rahimahullah beserta penjelasan-penjelasannya dari para Ulama terkemuka.

Demikianlah artikel ringkas ini telah usai, mudah-mudahan bermanfaat, guna menguatkan daya ingat kita, dan menambah semangat kita untuk semakin belajar ilmu agama yang bermanfaat sehingga dapat menepis dan membongkar syubhat-syubhat apapun yang disebarkan oleh orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya.

Kami memohon kepada Allah agar menganugrahi kita semua ikhlas dalam beramal dan mendapatkan taufik menuju kepada segala hal yang Dia cintai dan ridhai.

Oleh: Mift@h_Udin✍️

Kawunganten, 15 Rajab 1443H

Sumber bacaan:

¹]Syarh Kasyfisy Syubuhat, Syarh tiga Syaikh hal.20-23

💎https://t.me/salafykawunganten/3622