PERBAIKI AKIDAH SEBELUM BERIBADAH
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan –hafizhahullah-
PERTANYAAN:
“Di sana ada yang menganggap remeh akan pentingnya akidah dan berpendapat bahwa iman saja sudah cukup.
Apakah Anda bisa menjelaskan betapa pentingnya perkara akidah bagi seorang muslim?
Dan bagaimana akidah itu akan memberi perubahan dalam hidupnya, hubungan dengan dirinya dan masyarakatnya serta yang lainnya dari orang-orang muslim?”
JAWABAN:
“Sungguh perbaikan akidah adalah landasan. Sebab syahadat bahwa laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah) dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah adalah Rukun Islam yang pertama.
Dan para Rasul, awal yang mereka dakwahkan kepada umat yaitu pembenaran akidahnya, agar seluruh amal dan ibadah serta perilaku terbangun di atasnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿٨٨﴾
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-An’aam: 88)
Yaitu : batal amalan-amalan mereka (karena akidah syirik).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Q.S. Al-Maaidah: 72.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Q.S. Az-Zumar : 65.
Dari nash-nash ini dan yang lainnya menerangkan pentingnya tashhih(perbaikan) akidah dan hal itu adalah seruan dakwah yang paling utama.
Awal penegakan dakwah adalah perbaikan akidah. Nabi –shalallahu ‘alaihi wasallam- berada di Makkah kurun waktu tigabelas tahun menyeru manusia untuk meluruskan akidah, mengajak kepada tauhid(mengesakan Allah dalam peribadahan).
Dan tidak diturunkan kewajiban-kewajiban(syariat) kecuali di Madinah. Ya, demikian.
Shalat diwajibkan kepada beliau(dan umatnya) di Makkah sebelum Hijrah, adapun syariat –syariat lainnya tidak lain diwajibkan setelah Hijrah.
Hal ini menunjukkan bahwa:
“Tidak dituntut untuk beramal KECUALI setelah pelurusan akidah”.
Adapun orang ini yang berujar bahwa :
“Cukuplah iman tanpa perlu perhatian terhadap akidah”
Ucapan ini
tanaaqudh (saling bertentangan). Karena iman tidak akan menjadi iman kecuali apabila akidah lurus. Adapun jika akidahnya tidak shahih maka tidak ada iman dan tidak pula diin.”
Muntaqaa Fataawa Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan, 1/ 309 – 310.
Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
::
🚇 AGAR AKIDAH DAN AMAL LURUS DAN SHAHIH
[Kewajiban Mempelajari Akidah dan Syariat secara Terperinci]
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan –hafizhahullah-
PERTANYAAN:
Apa kewajiban yang harus diketahui seorang muslim dari agamanya, tentang akidah dan syariat?
JAWABAN:
🗒 “Wajib atas seorang muslim untuk memahami seluruh permasalahan agamanya, akidah dan syariat, dengan mempelajari permasalahan-permasalahan akidah, apa yang wajib padanya, apa yang berlawanan dengannya, apa yang menyempurnakannya, dan apa yang mengurangi kadarnya. Sehingga akidahnya menjadi akidah yang shahih dan selamat.
🗒 Wajib pula atasnya untuk mempelajari hukum-hukum agama yang amaliyah. Sehingga ia mampu menunaikan apa yang Allah wajibkan dan meninggalkan apa yang Allah haramkan atasnya, dengan dasar ilmu.
Allah Ta’ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ﴿١٩﴾
__Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilaah (sesembahan Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.__ Q.S. Muhammad: 19.
Maka (perintah dalam ayat) dimulai dari ilmu sebelum berucap dan beramal.
Sehingga, suatu kelaziman untuk berilmu dan beramal. Ilmu tanpa amalan tidak cukup. Dan orangnya akan dimurkai. Ilmunya menjadi hujjah(argumen) yang menyerang orang tersebut. Sedangkan amalan tanpa ilmu tidak sah. Sebab hal itu adalah amalan yang sesat.
Dan Allah telah memerintahkan kepada kita untuk memohon perlindungan dari jalan orang yang dimurkai dan sesat di akhir surat Al-Fatihah, di setiap raka’at dalam shalat.”
📖 Muntaqaa Fataawa Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan, 1/ 310 - 311.
📑 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com