ANAK-ANAK DAN SHALAT
Anak-anak merupakan perhiasan dunia. Mereka adalah penyejuk
hati para orang tua. Karena mereka sebagai perhiasan, maka harus dijaga dengan
sebaik-baiknya. Jangan sampai hilang dari kita Jangan pula perhiasan itu
dikotori sehingga mengurangi keindahannya. Jika sebuah perhiasan hilang atau
kotor, tentu sebuah kerugian bagi pemiliknya.
Pembaca rahimakumullah, sebagai orang tua ada tanggung jawab
besar di pundak kita terkait anak-anak. Sebuah amanah yang kelak akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah. Rasulullah bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan
ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya. Wanita
bertanggung jawab atas rumah suaminya dan anaknya, ia pun akan dimintai
pertanggungjawaban tentang mereka." (H.R. Bukhari no. 7138 dan Muslim no.
1829)
Di samping itu, kewajiban seorang kepala rumah tangga adalah
membentengi keluarganya dari api neraka. Allah memerintahkan segenap suami (artinya),
"Wahai orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari
api neraka." (At-Tahrim : 6)
Lantas bagaimana seorang kepala rumah tangga menunaikan
amanah sekaligus membentengi keluarganya dari api neraka? Yaitu dengan mendidik
mereka dengan pendidikan Islami dan berupaya mengamalkan ajaran Islam dalam
kehidupan rumah tangganya.
Perintahkan Anak untuk Shalat
Di antara ajaran Islam yang penting untuk ditanamkan kepada
anak-anak adalah ibadah shalat. Sebuah ibadah yang menjadi penentu
keberuntungan dan keselamatan hamba di akhirat kelak. Nabi bersabda,
إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
"Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali
akan diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik,
maka ia akan beruntung dan selamat. Jika shalatnya jelek, maka ia celaka dan
merugi." (H.R. Abu Dawud, lihat Al Misykah no. 1330)
Nabi menghasung para orang tua memerintahkan anak-anaknya
untuk melaksanakan shalat. Beliau bersabda,
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat
mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka karena meninggalkan shalat saat
berumur sepuluh tahun." (H.R. Abu Dawud lihat Al Misykah no. 572)
Karena begitu pentingnya ibadah shalat, Asy Syaikh Muhammad
bin Shalih Al Utsaimin menyimpulkan, "Amalan terbesar yang akan
mendatangkan ridha Allah adalah shalat." (Syarah Riyadhus Shalihin [1/408])
Berilmu Sebelum Beramal
Para orang tua yang kami hormati, ketika memerintahkan anak
untuk shalat jangan lupa orang tua mengajari tata cara shalat dan bacaannya
kepada mereka. Ajarkan kepada mereka tata cara shalat sesuai dengan bimbingan
Rasulullah. Shalat seorang hamba akan menjadi amalan yang diterima oleh Allah
jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Rasulullah.
Tanamkan kepada anak-anak pentingnya shalat agar mereka
betul-betul memahami kedudukan shalat. Jelaskan keutamaan shalat agar mereka
menghormati dan memuliakan ibadah mulia ini.
Beradab Saat Shalat
Yakinkan si anak, bahwa saat shalat ia sedang menghadap
Allah Al-Khaliq (Dzat yang menciptakan), ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi rezeki),
al-Malik (Maha memiliki), 'ala kulli syai-in qadir (Yang Maha Berkuasa atas
segala sesuatu). Rasulullah bersabda,
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ
"Jika salah seorang dari kalian shalat, sesungguhnya ia
sedang bermunajat kepada Rabb-nya." (Muttafaqun 'alaih)
Tekankan agar saat shalat ia bersikap tenang, tunduk, khusyuk,
penuh ketakutan dan berharap kepada-Nya. Ingatkan pula mereka agar jangan
bermain-main atau bercanda dalam shalatnya, bahwa hal itu tidak pantas
dilakukan. Di samping bisa mengurangi pahala shalatnya, hal tersebut bukan adab
yang baik antara seorang hamba kepada Penciptanya.
Adab ini harus sering diulang-ulang. Tidak cukup dengan
lisan saja, tapi orang tua juga harus memperhatikan tata cara shalat sang anak
secara rutin dan berkala. Namanya saja anak-anak, sering lupa, sehingga orang
tua dituntut untuk selalu aktif mengontrolnya.
Keutamaan dan Manfaat Shalat
Jelaskan juga kepada buah hati manfaat shalat! Diantaranya shalat
akan menjadi sebab datangnya pertolongan Allah kepada hamba. Allah berfirman (artinya),
"Minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan bersabar dan menunaikan shalat."
(al-Baqarah: 45)
Setiap kali menghadapi kondisi genting, Rasulullah segera
menunaikan shalat. Berharap dengan shalat tersebut, Allah memberikan jalan
keluar darinya, dan hal ini terbukti. Masih ingat, saat beliau dikepung oleh
pasukan koalisi/gabungan dalam perang Ahzab atau perang Khandaq? Seluruh
kekuatan kafir bergabung untuk menghancurkan kaum muslimin yang berada di kota
Madinah.
Shahabat Hudzaifah ibnul Yaman berkisah, "Di malam
mencekam itu saya kembali kepada Nabi. Begitu sampai di hadapan beliau, saya
melihat beliau terus mengerjakan shalat."
Pada malam perang Badar,
sebagaimana dituturkan oleh shahabat Ali bin Abi Thalib, semua orang tertidur
kecuali Rasulullah. Di malam menegangkan tersebut, beliau terus shalat dan
berdoa hingga pagi.
Allah pun menolong kaum muslimin. Dengan persenjataan
seadanya dan jumlah personel yang tidak sebanding dengan musuh, mereka
mendapatkan kemenangan besar. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Hasunglah anak-anak kita dengan kalimat motivasi, "Hayo,
siapa yang mau ditolong Allah? Pasti kalian ingin ditolong Allah dalam belajar,
di bantu dalam menghafal Al-Qur'an dan menjadi anak shalih, bukan?" Silakan
Anda lanjutkan!
Al-Imam Ibnu Katsir berkata, "Sesungguhnya shalat
merupakan sebab terbesar yang akan membantu seorang hamba istiqamah."
Sebutkan pula manfaat shalat yang lain kepada mereka! Ingatkanlah bahwa shalat
yang bermanfaat dan yang berpahala hanyalah shalat yang ditunaikan secara
khusyuk, terpenuhi syarat dan rukunnya. Jika ini semua tertanam kuat sejak kanak-kanak,
insyaallah shalat akan menjadi sebuah karakter bagi mereka. Wallahu a'lam.
Bertahap dalam Perintah
Islam membimbing para orang tua agar bertahap dalam
mengajarkan shalat kepada anak-anak. Mereka mulai diperintahkan untuk shalat
saat berusia tujuh tahun, lalu pada usia sepuluh tahun diperbolehkan untuk
memukul mereka jika mereka enggan menunaikannya.
Bersamaan dengan itu, pada usia tujuh tahun, orang tua
mengajarkan kepada anak-anaknya bacaan dan gerakan shalat yang benar. Bapak Ibu
bisa memilihkan bacaan yang mudah untuk mereka. Alhamdulillah, sudah tersedia
buku panduan shalat untuk anak-anak.
Kemudian ada rentang waktu minimal tiga tahun untuk
membiasakan anak-anak shalat. Kesempatan tersebut adalah momen untuk menanamkan
kecintaan anak terhadap ibadah shalat. Kalau selama tiga tahun tersebut
anak-anak rutin shalat, berarti lebih dari 5000 kali mereka dibiasakan untuk shalat.
Harapannya shalat menjadi jadwal rutin dalam kehidupan anak.
Shalat menjadi porsi kegiatan besar dalam kesehariannya. Maka, jangan biarkan
pembiasan itu berhenti. Sekalipun anak tertidur, pastikan ia tetap shalat. Saat
ayah pulang kerja, lalu mendapati anak ketiduran, tanyakan kepada istri, "Apakah
anak-anak sudah shalat atau belum?"
Demikian yang dilakukan oleh Rasulullah setiap hari. Suatu
hari, shahabat Ibnu Abbas menginap di rumah bibinya, Maimunah binti al-Harits -yang
juga salah satu istri Nabi-. Saat itu Ibnu Abbas masih kecil. Di suatu sore ia
tertidur. Datanglah Rasulullah sambil bertanya, "Apakah anak ini sudah shalat?"
(Shahih Sunan Abu Dawud no. 1227)
Bapak Ibu yang kami hormati, begitu besar perhatian Nabi
terhadap ibadah shalat pada anak-anak. Ketahuilah, itu semua bagian dari
pembiasan mereka. Agar apabila di usia sepuluh tahun lalu mereka
meninggalkannya layak untuk dipukul karenanya.
Dampingi Mereka!
Di antara bentuk pendidikan shalat yang baik adalah
mendampingi mereka. Para ayah menggandeng tangan sang putra untuk berangkat ke
masjid. Para Ibu di rumah menemani putrinya saat shalat. Semua itu agar tata
cara shalat dan kekhusyukan mereka tetap terjaga.
Curahkan perhatian penuh untuk mereka! Jangan sampai kita -para
orang tua- lalai dari mereka dan pendidikan mereka.
Dengarkanlah nasehat al-Imam Ibnul Qayyim berikut, "Barang
siapa yang menelantarkan pendidikan anaknya dan tidak mengajari mereka hal-hal
yang bermanfaat, maka hakikatnyanya ia telah berbuat sangat buruk kepada si
anak. Mayoritas kerusakan anak itu berasal dari orang tuanya sendiri, karena
orang tua tidak memperhatikan dan mengajari ajaran agama kepada mereka. Para
orang tua yang menelantarkan anaknya saat kecil niscaya ia tidak memberi
manfaat untuk orang tuanya saat dewasa."
Al- Imam Ibnul Qayyim kemudian memberi gambaran, sebagian
orang tua mencela anaknya karena berbuat durhaka kepadanya, maka si anak
berkata, "Ayah, sungguh Anda telah berbuat durhaka kepadaku saat aku kecil.
Kini aku pun durhaka kepadamu saat dewasa. Anda menelantarkanku saat aku masih
kecil, kini aku pun menelantarkan Anda saat tua!" (Tuhfatul Maulud [1/229])
Wabillahit-taufiq.
Penulis: Ustadz Abu Abdillah Majdiy
Sumber: Buletin Al Ilmu edisi 11 tahun 2019M/1441H