Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc حفظه الله تعالى
Demikianlah, manusia hanya merencanakan dan berupaya, dan hanya dengan bantuan dan taufik Allah سبحانه وتعالى sajalah apa yang kita cita-citakan terwujud.
Rasulullah ﷺ pernah melihat An-Nar (neraka) demikian pula Al-Jannah (surga) dalam beberapa kesempatan. Pernah beliau melihat keduanya dalam keadaan terjaga, pernah pula beliau melihatnya dalam mimpi.
Suatu pagi, selepas shalat Shubuh, Rasulullah ﷺ menceritakan perjalanan mimpi beliau bersama malaikat Jibril dan Mikail, sebagaimana diceritakan shahabat Samurah bin Jundub رضي الله عنه dalam Shahih Al-Bukhari.
Dalam perjalanan itu, Rasulullah ﷺ menyaksikan berbagai azab yang menimpa ahli maksiat, di antaranya azab bagi para pemakan riba. Rasulullah ﷺ bersabda tentang apa yang menimpa mereka:
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ وَعَلَى وَسَطِ النَّهْرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِى فِى النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِى فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِى فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ
"Kami berjalan hingga menjumpai sebuah sungai darah, di tengahnya seorang yang berdiri, dan di pinggir sungai lelaki lain dengan batu di hadapannya. Mendekatlah lelaki yang berada di tengah sungai darah. Di saat hampir keluar darinya, lelaki yang lain melemparkan batu ke mulutnya hingga dia kembali ke tengah sungai. Demikian seterusnya, setiap hendak keluar dilempar batu ke mulutnya hingga kembali (tersiksa di tengah sungai darah)."
Selengkapnya kisah mimpi Rasulullah ﷺ ini dapat anda rujuk dalam Shahih Al Bukhari no. 1386.
Tidak diragukan, mimpi-mimpi Rasulullah ﷺ adalah wahyu. Tidak ada bagian sedikit pun bagi syaithan untuk mengganggu wahyu yang Allah سبحانه وتعالى turunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya dalam keadaan terjaga atau mimpi.
Apa yang beliau lihat dalam mimpi itulah hakikat yang harus diyakini.
Rasulullah ﷺ pernah pula melihat neraka dan surga dalam keadaan terjaga dalam beberapa kesempatan.
Sebelum hijrah ke Madinah, beliau menyaksikan surga dan neraka saat Isra' bersama Jibril عليه السلام. Hadits-hadits tentang Isra' banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab hadits seperti Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Mudah-mudahan majalah Oudwah bisa mengulas hadits-hadits tersebut. Insya Allah.
Beliau pernah pula melihat neraka dalam keadaan terjaga setelah hijrah ke kota Madinah. Saat itu beliau sedang shalat gerhana, Allah سبحانه وتعالى tampakkan banyak hal di hadapan Rasulullah ﷺ termasuk surga dan neraka.
Pembaca رحمكم الله, banyak shahabat menceritakan shalat gerhana Rasulullah ﷺ. Di antara yang mengisahkan adalah shahabat Aisyah, Jabir bin Abdillah, dan Abdullah bin Abbas semoga Allah meridhai mereka.¹
Ummul Mukminin Aisyah رضي الله عنها berkata, "Terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ keluar menuju tempat shalat lalu menyuruh seseorang menyerukan, “Ash-shalatu jami'ah".²
Shahabat menyambut seruan, mereka bergegas berbaris di belakang beliau.
Rasulullah ﷺ berdiri menunaikan shalat gerhana, Yaitu shalat dua rakaat dengan dua ruku' pada setiap rakaatnya.
Pada rakaat pertama beliau membaca bacaan yang panjang seukuran surat Al-Baqarah, yang beliau baca dengan keras. Beliau ruku' dengan ruku' yang panjang lalu mengangkat kepalanya (i'tidal) seraya mengucapkan, 'Sami'allahu Liman Hamidah.' Rasulullah ﷺ tidak melanjutkan sujud namun membaca kembali Al-Fatihah dan ayat-ayat yang panjang tetapi lebih pendek daripada bacaannya yang pertama.
Kemudian bertakbir dan ruku' yang panjang, lebih pendek dari ruku' yang pertama, lalu mengucapkan, “Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamdu.' Lalu, sujud dengan sujud yang panjang, dua kali beliau sujud, sebagaimana shalat biasa.
Rakaat kedua, beliau melakukan seperti rakaat sebelumnya, hanya saja lebih pendek dari rakaat pertama. Dengan begitu, beliau telah menyempurnakan dua rakaat, dalam masing-masing rakaatnya dua kali ruku'.
Di tengah shalat, Rasulullah ﷺ melakukan gerakan tidak seperti biasanya, seakan-akan beliau mengambil sesuatu. Sesaat kemudian beliau bergerak seperti menghindari sesuatu. Semua kejadian ini diperhatikan dan disaksikan para shahabat.
Usai sudah shalat gerhana bersama Rasulullah ﷺ, matahari kembali terang, menyinari Thaibah, sebutan untuk Madinah Nabawiyah.
Beliau kemudian berdiri, memuji Allah dengan pujian yang layak untuk-Nya. Bersabda yang artinya,
'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Allah yang Dia tampakkan kepada hamba-hamba- Nya. Keduanya tidak menjadi gerhana karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang.³ Apabila kalian melihatnya (terjadi gerhana), maka lakukanlah shalat.'
Dalam salah satu riwayat, 'Jika kalian melihat gerhana, berdoalah kepadi Allah, agungkanlah Dia, dan shalatlah hingga tersingkap matahari/bulan kepada kalian dan bersedekahlah!'
'Sesungguhnya saya melihat di tempat berdiriku ini segala sesuatu yang telah dijanjikan kepada kalian. Hingga saya lihat diri saya ingin memetik setandan buah dari surga ketika kalian melihat aku maju. Dan ketika aku mundur, Aku melihat neraka Jahannam sebagian dirinya memakan sebagian lainnya.'
'Aku lihat di sana Amr bin Luhaiy (di Jahannam), dialah orang yang menjadikan hewan-hewan sebagai sawaib4.
Dalam hadits Jabir, Rasulullah ﷺ bersabda menjelaskan, Aku juga melihat si pemilik mihjan5 menarik ususnya di neraka. Dahulu dia sering mencuri bekal orang-orang yang menunaikan haji dengan ujung tongkatnya. Jika si pemilik barang menyadari, ia pun berkata, 'Barangmu tersangkut di tongkatku!' Dan apabila pemilik barang lengah ia pun pergi mencurinya.
Bahkan aku melihat wanita Bani Israil yang mengikat kucingnya hingga mati kelaparan. Tidak memberinya makan tidak pula melepasnya untuk mencari hewan-hewan bumi.
Dalam Hadits Aisyah رضي الله عنها, Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Aku melihat kalian mendapatkan fitnah kubur6 sebagaimana fitnahnya Dajjal.” Aisyah رضي الله عنها berkata, "Sungguh setelah itu aku mendengar Rasulullah ﷺ senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dari azab kubur dan azab neraka."
Rasulullah ﷺ juga bersabda, "Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kalian akan jarang tertawa dan banyak menangis." Kemudian beliau memerintahkan mereka berlindung dari azab kubur.
Dalam hadits Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikatakan, bahwa para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau di tengah shalat seakan mengambil sesuatu di tempatmu, kemudian kami melihat engkau mundur?"
Beliau ﷺ bersabda yang artinya, “Sesungguhnya aku melihat surga, aku pun mengambil seuntai buah. Seandainya aku mengambilnya, niscaya kalian akan bisa memakannya selama dunia masih ada. Dan, aku melihat neraka, tidak pernah aku melihat pemandangan yang lebih menakutkan seperti hari ini. Saya lihat sebagian besar penghuninya adalah wanita.”
Mereka bertanya, "Kenapa wanita paling banyak menghuni neraka wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Karena kekufuran mereka.”
Shahabat menimpali, “Mereka kafir kepada Allah?”
Beliau ﷺ bersabda, “Mereka kufur terhadap suami dan kufur terhadap kebaikan. Seandainya kalian berbuat kebaikan kepada salah seorang dari mereka selama setahun penuh, kemudian ia (istri) melihat sedikit saja (yang tidak menyenangkan) darimu, ia mengatakan, 'Saya tidak pernah melihat kebaikan darimu sama sekali.'"
1⃣ Kisah ini di antara ayat (mukjizat) Rasulullah ﷺ, beliau menyaksikan Al-Jannah dan An-Nar. Beliau melihat apa yang kita tidak melihat, sebagaimana beliau mendengar apa yang tidak kita dengar. Tentu sesuai dengan apa yang Allah سبحانه وتعالى tampakkan dari sebagian perkara ghaib kepada beliau. Allah سبحانه وتعالى berfirman:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا (٢٦) إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (٢٧)
“(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (Q.S. Al Jin: 26-27).
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتْ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلّٰهِ وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat. Dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit-langit berteriak, dan pantas jika langit-langit berteriak. Dan tidak ada ruang lebih dari empat jari di langit kecuali ada malaikat yang meletakkan dahinya bersujud kepada Allah سبحانه وتعالى.
Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan jarang tertawa dan lebih banyak menangis ..." Al-Hadits [H.R. At-Tirmidzi dari shahabat Abu Dzar Al-Ghifari رضي الله عنه dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani رحمه الله dalam Ash Shahihah].
2⃣ Diantara faedah penting, kisah ini menunjukkan bahwa neraka dan surga adalah dua makhluk yang telah Allah سبحانه وتعالى ciptakan dan saat ini telah ada.
Ya, Rasulullah ﷺ telah melihat Al Jannah dan An Nar dalam perjalanan Isra'. Sebagaimana beliau melihatnya saat beliau shalat gerhana. Keberadaan jannah dan neraka saat ini adalah sebuah kepastian yang tertera dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tentang neraka, Allah سبحانه وتعالى berfirman:
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“.. peliharalah diri kalian dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang (telah) disediakan bagi orang-orang kafir." (Q.S. Al-Baqarah: 24).
Kalimat (أُعِدَّتْ) dalam ayat di atas adalah fi'il Madhi (kata kerja bentuk lampau), yang maknanya telah disediakan, artinya neraka telah ada.
Dalil lain, Rasulullah ﷺ pernah bersabda tentang perjalanan roh mukmin dan kafir dalam hadits yang diriwayatkan dari shahabat Barra bin Azib رضي الله عنه yang sangat panjang7. Orang yang kafir tak kuasa menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir. Pukulan besi tak terelak mengenai jasad. Jeritan keras pun terdengar oleh seluruh makhluk di sekitarnya kecuali jin dan manusia.
Demikian pedih penderitaannya, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala perintahkan bumi untuk mengimpit hingga remuk tulang belulangnya. Allah سبحانه وتعالى perintahkan pintu-pintu neraka dibuka, berhembuslah sengat api dan panas neraka menemani sang kafir hingga kiamat.
Walhasil, tidak diragukan bahwa jannah dan neraka saat ini telah ada, dan ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Adapun keyakinan kelompok Mu'tazilah yang menyatakan bahwa neraka dan jannah belum ada saat ini, dan mustahil telah ada, dengan alasan keberadaan keduanya saat ini adalah perbuatan sia-sia dan tidak ada faedahnya, karena manusia belum masuk ke surga atau ke neraka. Maka keyakinan mereka batil. Menyelisihi kesepakatan salaf (pendahulu) umat ini.
3⃣ Peringatan kepada kaum wanita untuk banyak bersyukur dan berterima kasih kepada para suami dan tidak meremehkan kebaikan suami.
4⃣ Hadits ini juga menunjukkan betapa besar hak suami atas istri. Saking besarnya hak suami, seandainya dibolehkan penghormatan kepada manusia dengan sujud penghormatan, niscaya Rasulullah ﷺ perintahkan kaum wanita untuk sujud kepada suami-suami mereka.
5⃣ Besarnya kenikmatan Jannah. Rasulullah ﷺ mengabarkan seandainya satu tangkai buah surga beliau petik niscaya akan terus dinikmati selama dunia masih ada.
6⃣ Hadits ini dalil bahwa Amr bin Luhay adalah penduduk neraka, demikian pula orang-orang yang beliau lihat berada di neraka.
7⃣ Dengan ilmu, seseorang akan semakin tunduk takut kepada Allah. Rasulullah ﷺ mengatakan seandainya kalian melihat apa yang aku lihat niscaya kalian akan jarang tertawa dan banyak menangis.
8⃣ Hendaknya para da'i memberikan perhatian khusus untuk mengingatkan manusia dari keyakinan-keyakinan jahiliyyah dan menjelaskan bagaimana keyakinan yang benar sesuai dengan syariat Islam. Sebagaimana Rasulullah ﷺ mengingatkan keyakinan jahiliyyah tentang gerhana.
Demikian beberapa faedah yang mungkin kita petik dari kisah di atas. Semoga Allah سبحانه وتعالى membimbing kita untuk selalu mengikuti jejak Rasulullah ﷺ, dimudahkan mengimani semua berita dari beliau, dan Allah سبحانه وتعالى selamatkan kita semua dari neraka.
امين يا مجيب السائلين.
Catatan Kaki:
1) Apa yang kita tulis dalam lembaran ini disarikan dari hadits-hadits tentang shalat gerhana dalam Shahih Muslim Kitab Al-Kusuf (Kitab tentang gerhana). Dapat anda lihat pada juz 2 hal 618-630 cetakan I Dar Al-Buhuts Al-llmiyyah.
2) Makna seruan ini, "Hadirilah shalat wahai kaum muslimin!"
3) Disebutkan dalam riwayat shahih bahwa gerhana terjadi saat wafatnya putra Rasulullah ﷺ yang bernama Ibrahim. Orang-orang Jahiliyyah berkeyakinan bahwa gerhana terjadi karena matinya orang yang agung atau lahirnya orang yang agung. Rasulullah ﷺ pun membantah keyakinan tersebut.
4) Sawaib jamak dari kalimat Sa-ibah, yaitu hewan ternak yang dipersembahkan untuk sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى, hewan tersebut diharamkan oleh musyrikin untuk meletakkan beban di atasnya atau ditunggangi.
5) Mihjan adalah tongkat bengkok di bagian atasnya.
6) Fitnah Kubur adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, setelah pertanyaan itu seorang akan mendapatkan nikmat kubur atau Azab kubur.
7) Lihat kembali kisah perjalanan roh pada majalah Qudwah edisi 3.
Sumber || Majalah Qudwah Edisi 11 | t.me/majalah_qudwah