Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menutup aurat didalam shalat

9 tahun yang lalu
baca 3 menit

MENUTUP AURAT DI DALAM SHALAT



قال شيخ الإسلام بن تيمية رحمه الله:
وأما صلاة الرجل بادي الفخذين مع القدرة على الإزار فهذا لا يجوز ولا ينبغي أن يكون فى ذلك خلاف ومن بنى هذا على الروايتين فى العورة كما فعله طائفة فقد غلطوا


Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
Dan adapun shalatnya seseorang yang tampak kedua pahanya padahal mampu menutupinya dengan sarung maka ini tidak boleh, dan sepantasnya tidak ada khilaf didalam hal ini, dan siapa yang membangun hal ini diatas dua riwayat tentang aurat seperti yang dilakukan oleh sekelompok (ulama) maka sungguh mereka keliru.


ولم يقل أحمد ولا غيره: إن المصلي يصلى على هذه الحال، كيف! وأحمد يأمره بستر المنكبين فكيف يبيح له كشف الفخذ! فهذا هذا
Dan imam Ahmad dan selainnya tidak pernah menyatakan:
Sesungguhnya seseorang shalat diatas keadaan ini. Bagaimana mungkin! Padahal Imam Ahmad memerintahkan dia menutup kedua pundaknya, bagaimana mungkin dia membolehkan baginya menyingkap pahanya. Maka ini adalah ini


;وهذا اختلف فى وجوب ستر العورة إذا كان الرجل خاليًا ولم يختلف فى أنه فى الصلاة لا بد من اللباس لا تجوز الصلاة عريانًا مع القدرة على اللباس باتفاق العلماء

Dan ini diperselisihkan dalam hal Wajibnya tutup aurat jika seseorang sedang sendirian, dan tidak diperselisihkan bahwa didalam shalat harus berpakaian.

Tidak boleh shalat dengan telanjang padahal mampu berpakaian dengan kesepakatan ulama,


;ولهذا جوز أحمد وغيره للمرأة أن يصلين قعودًا ويكون إمامهن وسطهن بخلاف خارج الصلاة، هذا الستر لحرمة الصلاة لا لأجل النظر

Oleh karena itu imam Ahmad dan selainnya membolehkan bagi wanita untuk shalat dengan duduk dan imam ditengah mereka berbeda diluar shalat. (perintah) Menutup aurat adalah karena kehormatan shalat bukan karena pandangan mata (manusia)

وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم فى حديث بهز بن حكيم عن أبيه عن جده لما قال: قلت: يا رسول الله فإذا كان أحدنا خاليًا ؟ قال فالله أحق أن يستحيا منه من الناس. (رواه أحمد)

Dan Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:
Didalam hadits Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya tatkala dia berkata: aku berkata:
Wahai Rasulullah, jika seseorang dari kami telanjang?
Beliau bersabda: Allah lebih berhak untuk malu karenaNya dari pada manusia.
(HR. Ahmad)


فإذا كان هذا خارج الصلاة فهو فى الصلاة أحق أن يستحيا منه،
Maka jika hal ini diluar shalat maka didalam shalat lebih berhak malu kepadaNya


فتؤخذ الزينة لمناجاته سبحانه وتعالى، ولهذا قال ابن عمر لغلامه نافع لما رآه يصلى حارا: أرأيت لو خرجت إلى الناس كنت تخرج هكذا، قال: لا. قال: فالله أحق من يتجمل له

Maka diambilnya perhiasan (tutup aurat) untuk bermunajat denganNya.
Oleh karena itu berkata Ibnu Umar kepada ghulamnya yaitu Nafi' tatkala melihatnya shalat dengan tidak menutup kepala: maukah engkau keluar menemui orang-orang dalam keadaan seperti ini?

Dia menjawab: tidak, beliau (Ibnu Umar) berkata: maka Allah lebih berhak berhias-hias untukNya.
-------------------


Sumber:
Libasul mar'ah warrojuli fish sholah, Hal: 19-20]


Ustadz Abu Ismail Hamzah ثبته الله على الحق

WhatsApp Salafy Kolaka
Oleh:
Atsar ID