MENINGGAL DI HARI JUMAT
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah
Pertanyaan:
Apakah meninggal di hari Jumat memiliki keistimewaan dan termasuk tanda khusnul khatimah (akhir hidup yang baik). Apakah diriwayatkan perkara dalam hal itu?
Jawaban:
Saya tidak mengetahui sedikit pun tentang itu. Hari Jumat adalah hari yang mulia dan mulia dan seorang muslim diharapkan untuknya kebaikan di hari apa pun dia mati.
Bukanlah yang menjadi inti bahwa meninggal pada waktu tertentu atau tempat tertentu akan tetapi yang menjadi inti adalah di atas amalan dan kebaikan.
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/16310
Dikutip dari http://bit.ly/Al-Ukhuwwah
Apakah meninggal di hari Jum’at merupakan tanda Husnul Khotimah?
Asy-Syaikh ibnu ‘Utsaimin – رحمه الله –
Pertanyaan : Apakah meninggal di hari Jum’at merupakan tanda Husnul Khotimah ?
Jawab : Tidak, kematian pada dasarnya sama di semua hari, andaikan ada keistimewaan dihari-hari tertentu, maka hari Senin lah yang lebih utama dibanding lainnya, karena pada hari itu wafat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi saya tidak mengetahui adanya hari istimewa di antara semua hari tentang kematian seseorang, Na’am.
Sumber : Silsilah Fatàwa Nùr ‘alad Darb Kaset No. 374
Dikutip dari http://salafymakassar.net/apakah-meninggal-di-hari-jumat-merupakan-tanda-husnul-khotimah/
Meninggal Pada Hari Senin
BAB 94 – MATI PADA HARI SENIN
١٣٨٧ – حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلْتُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: فِي كَمْ كَفَّنْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: «فِي ثَلاَثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ، لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ» وَقَالَ لَهَا: فِي أَيِّ يَوْمٍ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: «يَوْمَ الِاثْنَيْنِ» قَالَ: فَأَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ قَالَتْ: «يَوْمُ الِاثْنَيْنِ» قَالَ: أَرْجُو فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَ اللَّيْلِ، فَنَظَرَ إِلَى ثَوْبٍ عَلَيْهِ، كَانَ يُمَرَّضُ فِيهِ بِهِ رَدْعٌ مِنْ زَعْفَرَانٍ، فَقَالَ: اغْسِلُوا ثَوْبِي هَذَا وَزِيدُوا عَلَيْهِ ثَوْبَيْنِ، فَكَفِّنُونِي فِيهَا، قُلْتُ: إِنَّ هَذَا خَلَقٌ، قَالَ: إِنَّ الحَيَّ أَحَقُّ بِالْجَدِيدِ مِنَ المَيِّتِ، إِنَّمَا هُوَ لِلْمُهْلَةِ فَلَمْ يُتَوَفَّ حَتَّى أَمْسَى مِنْ لَيْلَةِ الثُّلاَثَاءِ، وَدُفِنَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ
TERJEMAH :
1387 – Mu’alla Bin Asad telah bercerita kepada kami, dari Wuhaib, dari Hisyam, dari Ayahnya (Urwah), dari ‘Aisyah, Beliau berkata : “Aku masuk ke rumah Abu Bakar, lalu dia bertanya, ‘Berapa helai engkau mengafani Nabi?’ Aku menjawab, ‘Tiga helai kain putih halus dari benang, Tidak termasuk baju dam sorban.’ Abu Bakar bertanya, ‘Kapan beliau meninggal?’ Aku menjawab, ‘Hari Senin.’ Abu Bakar berkata, ‘Aku berharap (mudah-mudahan) mulai sekarang sampai malam nanti (aku meninggal dunia).’ Dia melihat kepada kain yang telah dilumuri dengan za’faran yang digunakan untuk merawatnya. Dia berkata, ‘Cucilah kainku ini dan tambah dua helai lagi untuk kafanku.’ Aku berkata, ‘Kain ini telah usang.’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya orang yang hidup lebih berhak terhadap pakaian yang baru daripada orang mati. Kain itu hanya untuk sementara.’ Pada malam Selasa dia wafat, dan dikebumikan sebelum subuh.”
PENJELASAN HADITS :
MAKNA HADITS SECARA GLOBAL :
Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan orang yang mati pada hari senin.
Al hafidz ibnu hajar rohimahullah menjelaskan dalam fathul bari :
“ … (hal ini) mengisyaratkan bahwa Imam Bukhori melemahkan hadits yang menjelaskan keutamaan orang yang mati pada hari jum’at, maka beliau mencukupkan dengan hadits yang sesuai persyaratan beliau, dan hal ini merupakan tarjih beliau.
Adapun hadits yang dimaksud adalah hadits ‘Abdullah Bin ‘Amr rodliyallahu anhuma marfu’ :
«ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر»
“ Tidaklah ada seorang muslim yang mati pada hari jum’at, atau malam hari jum’at melainkan orang tersebut diselamatkan dari fitnah kubur “ (HR.Tirmidzi) hadits ini ada kelemahan pada sanadnya.
Hadits yang senada adalah hadits Anas Bin Malik rodliyallahu anhu dan lainnya, akan tetapi sanadnya lebih dhoif “.
ROWI HADITS :
1.
Mu’alla Bin Asad
2.
Wuhaib
3.
Hisyam Bin ‘Urwah
4.
‘Urwah Bin Zubair
5.
‘Aisyah rodliyallahu anha
Ditulis oleh : Abu Hanifah At-Thubany -waffaqohullahu-.
WA THULLAB AL BAYYINAH
Abu Zain Abdullah Iding
http://jendelasunnah.com/blog/2016/04/20/meninggal-pada-hari-senin/
Allahu a'lam bishshawab...