Memperingat Dosa
Berkata Fudhail bin Iyadh rahimahullah ta'ala:
"Sungguh ketika aku bermaksiat pada Allah aku ketahui itu pada perangai keledaiku, pembantuku, isteriku bahkan tikus yang di rumahku." (Al-Bidayah wan Nihayah, 10/215)
Berkata Abul Hasan al-Qothon rahimahullah ta'ala:
"Mataku terkena penyakit, dan menurutku itu hukuman bagiku karena banyaknya tangisan ibuku selama aku tinggal guna belajar ilmu dan hadits." (Mujam Udaba, 12/220)
Berkata Dlohak rahimahullah ta'ala:
"Seseorang yang belajar Al-Qur'an kemudian melupakannya pasti karena dosanya, kemudian beliau baca:
"Dan musibah apapun yang menimpa kalian itu akibat perbuatan kalian sendiri"
Lalu beliau berkata: "Dan tidak ada musibah yang lebih besar dari melupakan Al-Qur'an." (Al-Jami, 16/30)
Berkata Abu Dawud al-Hafri rahimahullah ta'ala:
"Aku menemui Kurz bin Wabroh dirumahnya dalam keadaan beliau menangis, maka aku tanya beliau apa yang membuatmu menangis? Jawabnya pintuku tertutup dan tabirku menjuntai dan aku semalam aku terhalangi dari hizbku (bacaan Al-Qur'an) dan itu karena dosa yang aku perbuat." (Hilyah Auliya, 5/79)
Berkata sebagian ulama salaf:
"Berapa banyak makanan yang menghalangi seseorang dari qiyamul layl, berapa banyak pandangan yang menghalangi bacaan surat Al-Qur'an, dan seorang hamba terkadang makan makanan atau melakukan suatu perbuatan karenanya ia terharamkan dari menegakkan sunnah. Maka dengan terus mengawasi diri engkau akan semakin tahu kekurangan dirimu,dan dengan berkurangnya dosa akan diberi tawfiq untuk mengawasi diri." (Quutul Qulub, 1/76)
Jika seseorang diuji dengan bala sakit atau kejelekan pada dirinya atau hartanya bagaimana ia mengetahui bahwa itu ujian atau murka dari Allah?
Jawab:
Allah menguji hambanya dengan kebaikan dan kejelekan dengan kesulitan dan kemudahan terkadang Allah uji dengan semua itu untuk mengangkat derajatnya dan melipat gandakan kebaikan mereka,sebagaimana Allah lakukan pada para Nabi dan RasulNya dan juga orang soleh dari hambaNya sebagaimana sabda nabi:
"Yang paling berat ujiannya adalah para nabi kemudian yang seperti mereka dan seperti mereka."
Atau terkadang Allah lakukan hal itu karena dosa dan maksiat maka kejelekan itu sebagai hukuman yang dipercepat baginya.
"Dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah akibat ulah kalian dan masih banyak yang Allah ampuni."
Maka seringnya manusia itu kurang dalam ketaatannya dan menyia-nyiakan yang wajib, maka yang menimpa dirinya sebabnya adalah dosa dan kurangnya ketaatannya, namun jika yang diuji adalah hambah yang soleh dengan sakit atau semisalnya maka itu semisal dengan yang menimpa para Nabi dan Rasul guna menambah derajat dan pahalanya, agar juga menjadi tauladan bagi yang lain dalam kesabaran.
Yang jelas bala terkadang untuk mengangkat derajat dan menambah pahala sebagaimana Allah lakukan pada para Nabi dan orang-orang soleh atau terkadang untuk menghapus dosanya.
"Yang melakukan kejelekan akan dibalas karenanya."
Sabda Nabi, "Tidaklah menimpa seorang muslim kegelisahan, kegalauan, keletihan, kesedihan atau gangguan kecuali Allah hapus kesalahan kesalahannya, bahkan ketika dia tertusuk duri."
Juga sabda nabi, "Barangsiapa yang Allah inginkan baginya kebaikan maka Allah akan timpakan musibah padanya."
Namun bisa juga itu hukuman yang dipercepat karena kemaksiatannya sementara dia tidak segera bertaubat, seperti sabda nabi:
"Jika Allah inginkan bagi hambanya kebaikan maka Allah percepat baginya hukuman di dunia namun jika Allah inginkan bagi hambaNya kejelekan Allah simpan dosanya hingga ditunaikan padanya di hari kiamat." (HR Tirmidzi, dan beliau hasankan)
(Majmu Fatawa Ibn Baz, 4/370-371)
Faedah dari Ustadz Usamah Mahri di WhatsApp Thariqus salaf
www.thoriqussalaf.com (Melayu)
NB. Afwan, text arab nya tidak dicantumkan sebab tidak bisa di copy paste (berubah jadi tanda tanya ketika di copas)