Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

"masihkah aku harus menuntutmu wahai suamiku?"

9 tahun yang lalu
baca 4 menit
بسم الله الرحمن الرحيم

"Masihkah aku harus menuntutmu wahai Suamiku?"

"Ganti kerjaan saja Pa, cari yang lebih baik"

"Coba bisnis ini aja Bah, lebih prospek"

"Pindah saja ke perusahaan ini Yah, mana bisa move on kalau tetep gini-gini aja"

"Jangan mas, jangan resign, nanti keluarga kita gimana, rumah masih nyicil, mobil belum punya"

"Coba deh Pi, nglamar kerjaan di situ, bisa berkali lipat gajinya, belum tunjangannya,"

"Ya kalau cuma dokter umum kapan bisa kaya Pa, gak papa sekolah aja lagi cari bea siswa, atau kerja di RS ini lebih profitable, coba lihat itu dr.A sudah mobilnya saja 2.. "

Dan sekian lagi...
Apapun profesi si Suami,
Ada sekian kata-kata yang mungkin saja seorang istri  sampaikan pada suaminya.
Dengan dalih sekedar "memberi saran" duniawi.
Dengan dalih sharing "mewujudkan keluarga samara"
Sakinah
Mawaddah
Wa rahmah.

Sekilas.

Entah sadar atau tidak,
Ah, mungkin si istri lupa,
Atau pura-pura lupa
Atau jangan-jangan belum tahu ayat ini:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُلَا يَحْتَسِبُ  (١)
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا( ٢)

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

Kerja sekeras apapun, bukan jaminan kita akan menjadi KAYA
Karena rezeki kita sudah ditakdirkan sejak kita dalam janin ibu-ibu kita...

Mungkin si istri tadi lupa,
Ketika dia menuntut lebih dari dunia ini,
konsekuensinya suami akan "terseret" pada kehidupan yang fana.

Bayangkan,
Ketika lelah bekerja di pagi bahkan sampai malam hari
Maka apa yang tersisa?
Mungkin untuk shalat berjama'ah di masjid saja "keteteran"
Tak bisa si suami tunaikan dengan sebaik-baiknya.

Entah dari segi meninggalkan sunnah-sunnah sebelum shalat berjama'ah
Atau yang lain

Mungkin si istri lupa,
Semakin lelah suami mencari nafkah, itu akan semakin mengurangi porsi akhirat.

Kok bisa?

Dunia dan akhirat tak bisa fifty-fifty.
Siapa yang menghendaki akhirat, jelas akan ada dari dunianya yang harus dikorbankan.
Mau tidak mau.
Sunnatullah.

Begitupun,
Ketika seseorang menghendaki dunia, tujuan hidupnya untuk dunia,
Maka bagian akhiratnya pun akan terlalaikan

Tak perlu menutup mata dari hiruk pikuk duniawi masyarakat awam kita
Bahkan dengan mudah kita saksikan
Betapa hebat mereka bersemangat kerja,
Berangkat subuh pulang maghrib,
Bahkan ada yang 24 jam ditempat kerja
Dedikasi pada dunia kerja mereka.

Yaa Ummahat fillah..
Apakah yang membedakan kita dengan mereka?
Tentu saja 1:
"Wahai suamiku, ambillah dunia seperlunya....
Cukup untuk kita menegakkan tulang beribadah kepada-Nya
Lalu pulanglah,
tarbiyah kami di atas Sunnah,"

Ath thalaq ayat 1-2,
tak sekedar dibaca
Tapi harusnya kita yakini,
Bahwa TAQWA adalah solusi terbaik.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai istri-istri yang membantu suami dalam ketaqwaan kepada Allah.
Bukan malah sebaliknya,
Kita berlindung kepada Allah dari jeleknya akhlak kita, hawa nafsu kita.. yang bisa menjerumuskan suami pada kubangan dunia.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

@RumahBelajar
Channel telegram KHUSUS IKHWAN:
https://bit.ly/rumah-belajar
Channel  telegram KHUSUS AKHAWAT:
https://bit.ly/rumahbelajar2