Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
Pertanyaan:
Apa kriteria ulama yang dijadikan panutan?
Jawaban:
Kriteria ulama yang dijadikan panutan adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah ta'ala, memahami al-Qur'an dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menghiasi diri mereka dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
Maka ulama yang dijadikan panutan adalah orang-orang yang menggabungkan antara dua perkara yakni ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
Sehingga tidaklah diikuti seorang 'alim yang tidak mengamalkan ilmunya, begitu pula tidak diikuti seorang yang bodoh yang tidak memiliki ilmu. Maka yang diikuti hanyalah seseorang yang menggabungkan dua perkara yakni ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
Terkait dengan ulama yang mereka itu dijadikan panutan di negeri kita dan yang didapati kaset-kaset mereka banyak jumlahnya ---alhamdulillah-- dikenal di antara manusia, tidak seorangpun tak kenal mereka baik yang ada di desa maupun kota, yang tua maupun yang muda. Mereka orang-orang yang memberikan fatwa, putusan, pengajaran, dan sebagainya. Mereka itu orang-orang yang dikenal dari mereka keilmuannya, ketakwaannya, dan sikap wara'nya.
Pimpinan ulama kita yakni Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Beliau adalah seseorang yang Allah ta'ala anugrahkan kepadanya ilmu yang kuat, amal shalih , dakwah kepada Allah, keikhlasan, dan kejujuran. Tidak tersembunyi atas setiap orang, Beliau--wallillahil hamd-- muncul darinya kebaikan yang banyak berupa tulisan, karangan, kaset, dan pelajaran.
Demikian pula ulama yang memberikan fatwa dalam acara " Nurun 'Alad Darb", mereka juga--walillahil hamd--Anda kenal dari mereka fatwa-fatwa yang tepat dan ucapan yang bermanfaat, mereka adalah Samahatusy Syailkh Abdul Aziz bin Baz, Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, dan saudara-saudara mereka dari kalangan hakim yang memiliki keutamaan. Keutamaan tersebut diperoleh karena tidak tersibukkan dengan pengadilan dan manusia percaya terhadap darah, harta, dan kemaluan mereka hanyalah kepada orang yang dipercaya keilmuannya.
Sesungguhnya para ulama ini memiliki kesungguhan dalam dakwah, keikhlasan, dan membantah terhadap orang yang ingin memalingkan dakwah dari jalannya yang benar, baik sengaja maupun tidak sengaja. Mereka ini memiliki pengalaman, pengetahuan, pendapat yang bagus, dan pengatahuan terhadap yang shahih dari yang tidak shahih.
Maka wajib Anda memiliki kaset dan pelajaran mereka serta mengambil manfaatnya. Karena di dalamnya ada banyak manfaat untuk kaum muslimin. Namun setiap 'alim tidak lepas dari kesalahan dan penyimpangan dalam perjalanan atau pemikiran, maka hendaknya berhati-hati darinya.
Sehingga janganlah mengambil ilmu dari Juhhal (orang-orang bodoh) meskipun mereka memberikan pengajaran dan tidak mengambil pula dari orang yang menyimpang dalam aqidah karena kesyirikan atau penolakan serta tidak megambil dari ahli bid'ah dan orang yang menyimpang meskipun dinamakan ulama.
Maka ulama ada tiga jenis:
llah ta'ala telah menyebutkan tiga jenis ini akhir surat Al-Fatihah, dan kita diperintah memohon kepada Allah ta'ala agar memberi hidayah kepada jenis jalan yang pertama dan menjauhkan kita dari dua jenis jalan yang terakhir. Allah ta'ala berfirman:
اهدنا الصراط المسنقيم. صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضلين
"Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah Engkau beri nikmat atas mereka. Bukan jalan yang Engkau murka atas mereka dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. (Al-Fatihah: 6-7).
Allah ta'ala menjadikan jenis yang pertama sebagai orang yang diberi nikmat atasnya, dan jenis yang kedua sebagai yang dimurkai atasnya, serta yang ketiga sebagai orang yang sesat.
Dua jenis yang terakhir ini seperti kelompok-kelompok yang menyimpang pada hari ini, meskipun kelompok tersebut menisbatkan kepada Islam.
Al-Ajwibah Mufidah 'an Asilatil Manahijil Jadidah, hal. 25
🔍http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=151999
Telegram al Ukhuwwah t.me/ukhwh