Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kedudukan isa bin maryam dan larangan mengucapkan "selamat natal"

7 tahun yang lalu
baca 13 menit

KEDUDUKAN AL MASIH ISA BIN MARYAM ALAIHISSALAAM DAN LARANGAN UCAPAN SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU

Surat Al Ikhlas Pondasi Akidah

Terdapat di dalam Alquran satu surat yang kedudukannya setara dengan sepertiga Alquran. Di dalam surat ini terdapat kandungan tauhid yang memurnikan dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala saja. Di dalam surat ini juga terdapat kandungan Aqidah Islamiyah yang murni dan jernih tentang Allah subhanahu wa ta'ala yang tidak memiliki anak dan tidak memiliki istri.

Sedangkan agama Nasrani (Kristen) beranggapan bahwa Isa Almasih adalah anak Allah, demikian juga agama yahudi beranggapan bahwa Uzair adalah anak Allah. Maha tinggi Allah setinggi-tingginya dan sebesar-besarnya dari apa yang telah mereka katakan.

Surat tersebut adalah surat Al Ikhlas, Alloh subhanahu wata'ala berfirman :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ  
اللَّهُ الصَّمَدُ  
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

[Surat Al-Ikhlas 1 - 4]

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala tidak membutuhkan kepada siapapun dari makhluknya, sedangkan semua makhluknya sangat membutuhkan kepada Allah. Allah Maha Kaya sedangkan semua makhluknya sangat fakir terhadap Allah.

Allah adalah Ash-Shamad (yang segala sesuatu bergantung kepadaNya) tidak bisa tegak kehidupan makhluk kecuali dengan pemeliharaan, penjagaan, dan perlindungan Allah subhanahu wa ta'ala.

Sesungguhnya di dalam surat Al-Ikhlas telah ditetapkan pondasi akidah, dasar keyakinan yang wajib bercokol di dalam hati sanubari yang paling dalam bagi setiap yang mengaku dirinya muslim, bahkan wajib bagi semua makhluk yang berada di alam ini untuk mengakui dan meyakini keesaan Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah satu-satunya yang berhak (yang benar) untuk diibadahi sedangkan segala sesuatu selain Allah adalah hanya sebagai hamba bagi Nya.

Allah ta'ala berfirman :

إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا

[Surat Maryam 93]

"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba".

Di atas cahaya akidah tauhid yang fitrah telah ditetapkan di dalam surat Al-Ikhlas ini kita mampu untuk menyatakan dengan penuh keyakinan dan dengan seyakin-yakinnya, serta kita menegaskan kepada semua manusia yang masih ragu dan bimbang, masih bingung tentang Almasih, Isa bin Maryam bahwa beliau adalah benar-benar 'abdun lillah wa rosuluh (hamba Allah dan utusanNya).

Maka Nabi Isa alaihis salaam sama seperti Nabi Adam alaihis salaam keduanya diciptakan dalam keadaan tidak memiliki bapak (kenapa terheran-heran dan tercengang dengan keadaan Nabi Isa yang terlahir tanpa bapak kemudian dikatakan anak tuhan wahai orang-orang nasrani kristen?

Itu tidak heran dan tidak aneh sebagaimana Nabi Adam, maha kuasa bagi Allah untuk menciptakan tanpa bapak) hanya saja perbedaannya Nabi Isa memiliki ibu.

Karena itu Allah subhanahu wata'ala menasabkan beliau kepada ibunya sebagaimana dalam firmannya :

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ

[Surat Maryam 34]

"Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka meragukan kebenarannya".

Maha Suci Alloh Dari Memiliki Anak

Telah kafir orang-orang nasrani (kristen), mereka kebingungan dan saling berselisih dalam masalah Isa alaihissalaam 
Apakah dia Tuhan?
Apakah dia anak Tuhan?
Ataukah dia ketiga dari yang tiga?

Yang benar yang bersumber dari wahyu ilahi, bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah tidak memiliki istri, tidak memiliki anak dan tidak diperanakkan sebagaimana juga disebutkan oleh Allah di dalam Alquran :

مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ ۖ سُبْحَانَهُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

[Surat Maryam 35]

"Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Maha suci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Nabi Isa Menyeru Manusia Agar Mengesakan Alloh

Apabila Rasululloh Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diperintahkan oleh Allah untuk mendakwahkan kepada manusia agar mentauhidkan Allah, mengesakan Allah, maka Nabi Isa 'alaihissalaam pun sama menyeru manusia agar mengesakan Allah dalam beribadah.

Sebagaimana firman Allah taala dalam Alquran :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

[Surat Al-Ma'idah 72]

Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata,“Sesungguhnya Allah itu adalah Almasih Isa putra Maryam.” Padahal Almasih (sendiri) berkata, "Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. ”Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zhalim itu.

Pada Hari Kiamat Nabi Isa alaihissalaam Akan Mendustakan Orang-orang Nashara (Kristen)

Apabila hari ini orang-orang Nashara mengatakan bahwa Isa adalah tuhan atau ketinggian kedudukannya sama dengan ketinggian bagi Allah, maka sesungguhnya Isa alaihis salaam akan mendustakan mereka dan membuka kesesatan mereka di hadapan manusia pada hari kiamat nanti yang pada saat itu manusia menyaksikannya, dalam firman Allah azza wajalla :

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوب

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

[Surat Al-Ma'idah 116 - 117]

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam Engkaukah yang mengatakan kepada manusia, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?” (Isa) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,” dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Kaum Muslimin Wajib Berlepas Diri Dari Keyakinan Mereka

Sesungguhnya orang-orang yang menuhankan Isa alaihis salaam atau menyerukan bahwa Isa adalah anak Allah atau mereka mengatakan Allah adalah tsalitsu tsalatsah (sala satu dari yang tiga) mereka itu adalah kuffar (orang-orang kafir), dhullal (orang-orang yang sesat) dan fujjar (para pelaku dosa).

Yang wajib bagi kita kaum muslimin yaitu ummat yang mentauhidkan Allah adalah berlepas diri dari mereka dan dari keyakinan mereka dan ucapan mereka.

Allah taala berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ * مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

[Surat Al-Ma'idah 73 - 75]

"Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir dari mereka akan ditimpa azab yang pedih.

Mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka)."


Allah menyebutkan: كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ
"keduanya (Isa dan ibunya Maryam) biasa memakan makanan"

Ini menunjukkan bahwa keduanya tidak memiliki sifat ketuhanan sama sekali. Dari ayat-ayat di atas sangat jelas dan terang benderang kekafiran mereka orang-orang Nashara dan telah jelas pula mereka itu telah menyampaikan kedustaan dan kepalsuan tentang Nabi Isa bin Maryam alaihissalaam.

Apabila telah jelas kekafiran mereka maka kita sebagai kaum muslimin tidak boleh ragu untuk mengkafirkan mereka, karena meragukan kekafiran mereka berarti telah mendustakan ayat-ayat Allah. wal'iyadzubillah.

Hampir-hampir Langit Pecah, Bumi Terbelah, Gunung-gunung Runtuh Mendengar Ucapan Itu

Apakah boleh bagi kita kaum muslimin ikut serta bersama orang-orang kafir dalam merayakan hari raya mereka? Dan pada acara-acara keagamaan mereka yang penuh dengan kesyirikan (menyekutukan Alloh) dan kekufuran?

Sesungguhnya hari raya agama Nasrani berupa syiar-syiar dan syariat-syariat yang sangat berkaitan erat dengan agama mereka. Sedangkan mereka telah dilaknat oleh Allah karena mereka telah merubah dan mengganti agama dan kitab Allah (injil).

Maka hari raya mereka itu berasal dari agama yang telah mereka rubah-rubah. Oleh sebab itu hari raya mereka sangat berkaitan erat dengan kekufuran yang akbar, sampai-sampai langit, bumi dan gunung-gunung hampir-hampir terbelah dan tercerai berai mendengar kekufuran mereka. Allah taala berfirman:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا * لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا * تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا * أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا * وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا

Dan mereka berkata,

“(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.”
Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar,
Hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu),
Karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.
Dan tidak layak bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.

[Surat Maryam 88 - 92]

Apabila langit, bumi dan gunung-gunung terperanjat ketakutan disebabkan mereka menyebutkan Allah memiliki anak, maka bagaimana dengan kalian wahai kaum muslimin yang ikut serta bersama orang-orang Nasrani dalam perayaan-perayaan mereka dan acara-acara mereka kemudian kalian mengucapkan selamat atas kebatilan mereka dan agama mereka yang itu semua merupakan simbol-simbol agama mereka yang kafir dan sesat, bukankah itu adalah bentuk persetujuan dari kalian kepada agama mereka yang batil?

Jangan Ikut Serta Pada Perayaan Mereka

Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang bagus dari Abdullah bin Amr bin Al Ash Radhiallahu ‘anhuma beliau pernah berkata:

من بنى ببلاد الأعاجم وصنع نيروزهم ومهرجانهم و تشبها بهم حتى يموت وهو كذلك حشر معهم يوم القيامة .

“Barangsiapa lewat di negeri non Arab, lalu mereka sedang merayakan Hari Nairuz dan festival keagamaan mereka, kemudian ia meniru mereka hingga mati dalam keadaan seperti itu maka dia dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat.

Ini adalah ucapan dari beliau sahabat Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu 'anhu yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut termasuk dosa besar, sedangkan perbuatan yang paling ringan dari hal itu saja bisa mengantarkan pada yang berat lalu menuju pada kufur kepada Allah, yakni membenarkan akidah mereka yang batil. Maka hendaknya bagi setiap muslim agar menutup pintu-pintu tersebut, baik yang pokoknya maupun yang cabangnya. Jangan ikut serta pada perayaan-perayaan mereka dari sisi manapun.

Maka tidak boleh menjual atau membeli sesuatu yang khusus bagi perayaan mereka (seperti: terompet, lilin, kembang api, petasan, topi sinterklas dan yang lainnya, pent).

Tidak boleh mengucapkan selamat natal, merry crhistmas, selamat tahun baru dan lainnya.

Tidak boleh menerima hadiah dari mereka dan memberi hadiah untuk mereka.

Hadits shahih dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

من تشبه بقوم فهو منهم

Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh menekankan bara'ah (sikap berlepas diri) dari orang kafir dan musyrikin hingga beliau melarang menyerupai mereka yang menjadi kekhususan mereka dan kebiasaan mereka bahkan pakaian mereka, karena menyerupai mereka dhohirnya akan mewariskan kecondongan hati, sepakat dan sikap menyetujui pada batinnya.

Hari raya merupakan syiar setiap agama, yang pasti sangat berkaitan dengan agama dan aqidah mereka, karena itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika baru hijrah ke Madinah mendapati penduduk Madinah merayakan dua hari raya mereka, yang hari raya itu menyatukan mereka ketika masih jahiliyyah dan merupakan warisan dari generasi ke generasi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghapus dua hari raya itu dan memerintahkan agar mencukupkan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha saja.

Wahai kaum muslimin berpegangteguhlah dengan agama Allah, dengan Alqur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih, hal ini akan menyebabkan menjadi mulia. Jangan sebaliknya yang akan menyebabkan menjadi rendah.

Kemuliaan itu milik Alloh, rosulnya dan orang-orang yang beriman akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui dan tidak memahami.

Selesai...

Diterjemahkan dengan beberapa penyesuaian dari audio khutbah Syaikh Kholid bin Dhohwi Adz-Dzofiri oleh Al-Ustadz Abu Ukasyah Qomar hafidzahumalloh ta'ala

Senin-Rabu, 6-0 Rabiul Akhir 1439/ 25-27 Desember 2017

Sumber:
WhatsApp Salafy Cirebon
Join Telegram: t.me/salafycirebon

Kedudukan Isa bin Maryan dan Larangan Mengucapkan "Selamat Natal"
Sumber gambar : t.me/annajiyahdesign