QUNUT NAZILAH HAKNYA SIAPA?
Syekh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah berkata,
|
Kapan Qunut Nazilah Dilakukan? |
"Menurut saya qunut di saat adanya musibah yang berat (nawazil) tergantung pada pemerintah, seperti yang dikenal dalam madzhab Imam Ahmad bahwa mereka mengatakan: Imam saja yang melakukan qunut, imam terbesar , yang berarti: penguasa, dan juga jika dia memerintahkan qunut, maka kita qunut.
Yang utama dalam hal ini adalah menunggu perintah penguasa, jika pemerintah memerintahkannya, maka kita qunut, jika tidak maka kita tidak qunut dan tetapnya umat pada sebuah perwujudan (manisfestasi) lebih baik daripada terpecah belah.
Karena misalnya: Saya qunut dan masjid yang di samping saya tidak qunut, atau kita adalah penduduk sebuah negeri yang melakukan qunut sedangkan negeri-negeri lain tidak qunut, maka ada pemisahan dan pembagian umat.
Sedangkan menyatukan suatu yang tercerai berai termasuk hal yang terbaik dari semuanya. Mungkin beberapa dari Anda tahu bahwa sahabat Utsman radhiyallahu 'anhu, pada akhir kekhalifahan, Beliau menyempurnakan salat di Mina, yang berarti: ia salat ruba'iyah dikerjakan empat rakaat (tidak diqashar) sehingga para sahabat yang lain mengingkarinya, bahkan sahabat Ibnu Mas'ud ketika sampai hal ini kepadanya ia beristirja' (innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'un /Kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali), dia menjadikan ini termasuk musibah, namun demikian mereka tetap salat di belakangnya empat rakaat, sehingga dikatakan kepada Ibnu Mas'ud:
Wahai Abu Abdur Rahman, bagaimana Anda salat empat rakaat sedangkan Anda telah mengingkarinya? Jawabnya: Sesungguhnya perselisihan itu jelek.
Keberadaan umat ini dalam satu kondisi lebih utama, karena para penuntut ilmu, hati mereka dalam kondisi berlapang dada terhadap khilaf (perselisihan pendapat) tetapi orang umum kondisi mereka sama sekali tidak belapang dada terhadap khilaf.
Maka, yang saya sarankan kepada saudara-saudara kita untuk tidak terburu-buru pada sebuah perkara di mana padanya butuh sikap perlahan-lahan, sedangkan pintu untuk berdoa terbuka, Seseorang bisa mendoakan mereka pada saat sujud, dan setelah tasyahhud terakhir, pada saat salat malam, antara azan dan iqamah, maksud saya: tidak perlu hanya berdoa dalam qunut, memang benar bahwa qunut adalah manifestasi umum, dan itu membuat seluruh umat siap untuk berdoa dan mencurahkan dirinya untuk itu, tetapi kondisi kita membiarkan masing-masing orang sesuai hawa nafsu mereka sehingga memecah belah orang, jangan.
Ini yang menurut saya baik."
Liqa' al Bab al Maftuh 2
http://t.me/ukhwh
Baca juga :
Tata Cara Qunut Witir
Teks arab
الذي أرى: أن القنوت عند النوازل يتوقف على ولي الأمر، كما هو المشهور في مذهب الإمام أحمد أنهم قالوا: يقنت الإمام فقط، الإمام الأعظم أي: الملك، وكذلك إذا أمر بالقنوت قنتنا.
فالأَولى في مثل هذا أن يُنْتَظَر أمرُ الدولة بذلك، إذا أَمَرَ به ولي الأمر قنتنا، وإلا فلا، وبقاء الأمة عل مظهر واحد خير من التفرق؛ لأنه مثلاً: أقنت أنا والمسجد الذي بجانبي لا يقنت، أو نحن أهل بلد نقنت والبلاد الأخرى لا تقنت، ففيه تفريق للأمة وتوزيع، وجمع الشتات من أحسن ما يكون، ولعل بعضَكم عَلِم بأن عثمان رضي الله عنه في آخر خلافته صار يتم الصلاة في منى، يعني: يصلي الرباعية أربعاً، فأنكر الصحابة عليه، حتى إن ابن مسعود لما بلغه ذلك استرجع، وقال: إنا لله وإنا إليه راجعون، فجعل هذا من المصائب، وكانوا يصلون خلفه أربعاً، فقيل لـ ابن مسعود: [يا أبا عبد الرحمن، كيف تصلي أربعاً وأنت قد أنكرتَ عليه؟ فقال: إن الخلاف شر] .
فكون الأمة تكون على حال واحدة أفضل؛ لأن طلبة العلم تتسع صدورهم للخلاف؛ لكن العامة لا تتسع صدورهم للخلاف أبداً.
فالذي أنصح به إخواننا أن لا يتعجلوا في أمر كانت لهم فيه أناة، مع أن باب الدعاء مفتوح، يدعو لهم الإنسان في حال السجود، وبعد التشهد الأخير، وفي قيام الليل، وبين الأذان والإقامة، أعني: لا يتعين الدعاء في القنوت فقط، صحيح أن القنوت مَظْهَرٌ عام، ويجعل الأمة كلها تتهيأ للدعاء وتتفرغ له؛ لكن كوننا نترك كل واحد بهواه ونفرِّق الناس فلا. هذا ما أرى أنه جيد.