Pertanyaan,
Afwan ustadz ana mau bertanya,
Bagaimana derajat dari hadist dibawah ini dan apakah jumlah tiga saf dalam sholat jenazah bagian dari sunnah?
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ وَيُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِى حَبِيبٍ عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْيَزَنِىِّ قَالَ كَانَ مَالِكُ بْنُ هُبَيْرَةَ إِذَا صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَتَقَالَّ النَّاسَ عَلَيْهَا جَزَّأَهُمْ ثَلاَثَةَ أَجْزَاءٍ ثُمَّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ فَقَدْ أَوْجَبَ (رواه ابن ماجه و ابو داود و الترمذى و الرويانى و ابو يعلى و ابو بكر الشافعى و الحاكم و البيهقى).
Artinya: al-Tirmidzi meriwayatkan (lafal ini miliknya) bahwa Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abdullah ibn al-Mubarak dan Yunus ibn Bukair menceritakan kepada kami, dari Muhammad ibn Ishaq dari Yazid ibn Abi Habib, dari Martsad ibn Abdullah al-Yazaniy. Ia berkata: Malik Ibn Hubairah apabila mensholatkan janazah dan dianggapnya sedikit orang-orang yang ikut mensholatkan itu, maka mereka itu dibaginya menjadi tiga bagian (tiga baris). Kemudian ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang disholati oleh tiga shaf, maka ia telah wajib (mendapatkan surga)”.
Jawaban,
al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,
Iya. Hadis ini disebutkan oleh syekh al-Albani di dalam ahkaam al-Janaaiz bahwa banyak dari ulama yang menghukuminya sebagai hadis yang hasan. Namun di dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Ishaq apabila dia menyampaikan dengan lafal 'Telah menyampaikan hadis kepada kami,' maka hadisnya hasan. Namun di sini beliau tidak demikian melainkan dengan lafal 'Dari,' oleh karena itu beliau berkata,
ولكنه هنا قد عنعن فلا أدري وجه تحسينهم
"Muhammad bin Ishaq ini telah menyebutkan dengan lafal, 'Dari,' sehingga aku tidak tahu dari sisi mana mereka menghasankannya" (Ahkam al-Janaiz, hlm. 128).
Beliau juga menyebutkan hadis lain yang menjadi penguatnya dengan lafal,
صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم على جنازة ومعه سبعة نفر فجعل ثلاثة صفا، واثنين صفا واثنين صفا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyalati jenazah dan jumlah mereka ada tujuh. Beliau jadikan 3 saf, dua saf dan dua saf" (at-Tabrani di dalam al-Kabir, no. 7.758)
Namun, di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Lahii'ah. Syekh berkata,
وذلك من قبل حفظه لاتهمة له في نفسه، فحديثه في الشواهد لا بأس به
"Yakni dari sisi hafalannya yang buruk namun, dirinya tidak tertuduh sehingga hadisnya pantas dijadikan penguat" (Ahkam al-Janaiz, hlm. 127).
Abdullah bin Lahiiah bukanlah seorang yang tertuduh sebagai pendusta, pemalsu hadis dan selainnya dari tuduhan-tuduhan yang buruk. Bahkan beliau orang baik dari kalangan ulama namun buruk dari sisi hafalannya. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan,
- عبد الله ابن لهيعة بفتح اللام وكسر الهاء ابن عقبة الحضرمي أبو عبد الرحمن المصري القاضي صدوق من السابعة خلط بعد احتراق كتبه
"Abdullah bin Lahii'ah bin 'Uqbah al-Hadhrami abu Abdirrahman al-Mishri, beliau adalah serang hakim beliau jujur dari yang ke tujuh, hafalannya tercampur setelah kitab-kitabnya terbakar" (at-Taqriib, no. 3.563).
Oleh karena itu sebagaimana kata syekh, hadis beliau bisa dijadikan penguat.
Disebutkan juga di dalam lafal lain,
من صلى ثلاثة صفوف فقد أوجب
"Barang siapa yang salat jenazah dengan tiga saf, maka dia telah wajib"
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata,
حسنه التِّرْمِذِيّ وَصَححهُ الْحَاكِم وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ
"Dihasankan oleh at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Hakim dan di dalam riwayat lain dengan lafal, 'Melainkan dia diampuni.'" (al-Fath, 3/187).
Maka hadis ini adalah hadis yang hasan.
Adapun dari sisi maknanya, syekh Abdul Muhsin al-'Abbad menerangkan,
أي أنهم يجعلون ثلاثة صفوف، وليس بلازم أن يكونوا ثلاثة، ولكن هذا هو الحد الأدنى، وإذا كثروا وزادوا على ذلك فهو خير
"Yakni mereka membuat tiga saf dan tidak harus tiga saf namun, bilangan tiga di sini maknanya adalah batasan minimal. Jika mereka banyak dan lebih dari tiga saf, tentu hal itu lebih baik" (Syarh sunan Abī Dāud, 367/ 9).
Oleh karena itu jika belum tiga saf dan memungkinkan jemaah akan bertambah, sebaiknya ditunggu, agar bilangan bisa banyak dan terpenuhi tiga saf. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata,
قَالَ الطَّبَرِيُّ يَنْبَغِي لِأَهْلِ الْمَيِّتِ إِذَا لَمْ يَخْشَوْا عَلَيْهِ التَّغَيُّرَ أَنْ يَنْتَظِرُوا بِهِ اجْتِمَاعَ قَوْمٍ يَقُومُ مِنْهُمْ ثَلَاثَةُ صُفُوفٍ لِهَذَا الْحَدِيثِ
"At-Thabari berkata, 'Semestinya bagi keluarga jenazah, apabila tidak khawatir terjadi perubahan menjadi berkurangnya jemaah untuk menunggu berkumpulnya kaum yang dapat melengkapi tiga saf berdasarkan hadis ini'" (al-Fath, 3/187).
Adapun makna wajib di dalam hadis ini, sungguh telah diterangkan oleh ulama. Al-Imam al-Mubarakfuri berkata,
فَمَعْنَى أَوْجَبَ أَيْ أَوْجَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ أَوْ أَوْجَبَ مَغْفِرَتَهُ وَعْدًا مِنْهُ وَفَضْلًا
"Makna wajib adalah Allah mewajibkan atasnya surga atau mendapatkan ampunannya sebagai janji dan keutamaan darinya" (Tuhfah al-Ahwadzī, 4/97).
Syekh Abdul Muhsin al-Abbad berkata,
أي: إلا وجبت له الجنة بشفاعتهم وبدعائهم له
"Yakni wajib baginya mendapatkan surga disebabkan syafaat mereka dan doa mereka terhadapnya" (Syarh sunan Abī Dāud, 367/ 9).
Wallahua'lam
📃 𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐚𝐥-𝐅𝐮𝐝𝐡𝐚𝐢𝐥
✉️ 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢: https://t.me/TJMajmuahFudhail