HIKMAH DIBALIK PENERAPAN HUKUM HADD [Sebagai dukungan atas diberlakukannya hukuman mati atas 47 orang di KSA]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
Maka sepatutnya untuk diketahui bahwa penegakkan hukum Hudud adalah
▪️ sebuah rahmat dari Allah bagi para hamba-Nya sehingga seorang penguasa hendaknya keras (baca: tegas) di dalam pelaksanaan hukum Hadd, tidak boleh rasa sayangnya mengalahkan penerapan hukum tersebut dalam agama Allah sehingga dia membatalkannya
▪️ dan hendaknya bertujuan sebagai bentuk rahmat (kasih sayang) bagi seluruh makhluk dengan jalan menahan manusia dari berbagai kemungkaran
▪️ bukan sebagai penawar amarahnya
▪️ dan (bukan pula) ingin memiliki kedudukan tinggi di atas semua makhluk
karena sejatinya dia berkedudukan seperti seorang ayah yang sedang mendidik (baca: memberikan sangsi) anaknya yang jika sekiranya dia menahan diri dari mendidik anaknya sebagaimana yang diisyaratkan oleh seorang ibu karena kelembutan dan kasih sayangnya tentulah anak tersebut akan menjadi rusak
akan tetapi mendidiknya sebagai bentuk kasih sayang kepada anak tersebut dan memperbaiki keadaannya kendati dia tersakiti dan merasa tidak membutuhkan kepada pendidikan.
Dan kedudukannya seperti seorang dokter yang memberi minum obat yang tidak disukai,
dan kedudukannya seperti amputasi sebagian anggota tubuh yang membusuk yang merusak lainnya,
▫️ dan seperti memutuskan urat dengan jalan phlebotomist dan semisal itu
▫️ bahkan kedudukannya seperti seseorang yang meminum obat yang tidak mengenakkan dan apa-apa yang dimasukkan kedalam tubuhnya dari sesuatu yang menyakitkan demi mendapatkan dengannya ketenangan maka demikian halnya disyariatkannya hukum Hudud dan demikianlah seharusnya niat penguasa dalam menerapkan hukum tersebut. 》
Majmu' Al-Fatawa (28/329-330)
|[ إقامة الحد ]|
▪️ يقول العلامة النحرير شيخ الاسلام ابن تيمية -رحمه الله تعالى-:
"فينبغي ان يعرف ان إقامة الحدود رحمة من الله بعباده فيكون الوالي شديدا في إقامة الحد لاتأخذه رأفة في دين الله فيعطله ويكون قصده رحمة الخلق بكف الناس عن المنكرات لا شفاء غيظه وإرادة العلو على الخلق بمنزلة الوالد إذا ادب ولده فإنه لو كف عن تأديب ولده كما تشير الأم رقة ورأفة لفسد الولد وانما يؤدبه رحمة به واصلاحا لحاله مع انه يود ويؤثر ان لاتحوجه الى تأديب وبمنزلة الطبيب الذي يسقي المريض الدواء الكريه وبمنزلة قطع العضو المتآكل والحجم وقطع العروق بالفصاد ونحو ذلك بل بمنزلة شرب الانسان الدواء الكريه ومايدخله على نفسه من المشقة لينال به الراحة فهكذا شرعت الحدود وهكذا ينبغي ان تكون نية الوالي في إقامتها".
[مجموع الفتاوى (330/28/329)]
----------------------
Broadcast by :
Channel MutiaraASK :
http://bit.do/mutiaraASK