Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin bertanya ustadz, apa boleh membaca Al-qur'an dengan sangat cepat, misalnya seperti membaca buku biasa pada umumnya ,seperti tidak ada hukum tajwid yang diterapkan
Apalagi di bulan ramadhan ana sering menemui kaum muslimin membaca kurang lebih seperti itu karna mungkin mengerjar target ustadz .
Jazakumullahu khairan wabarakallahu fiikum
Jawaban,
al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,
وعليك السلام ورحمة الله وبركاته
Apakah yang antum maksud dia tidak menegakkan huruf-hurufnya, menggugurkan sebagian huruf. Yakni tidak membacanya sebagaimana bacaannya?
Penanya,
Iya ustadz, seperti yang harusnya dibaca panjang tapi tidak dibaca.
Jawaban,
Tindakan ini sangat berbahaya. Hendaknya yang telah melakukannya segera bertobat kepada Allah tabaaraka wa ta'aalaa. Syekh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata,
لا يجوز لأي إنسان سواء يقرأ لنفسه أو على المرضى أن يقرأ القرآن إلا مبيناً حروفه؛ لأنه إذا لم يبين حروفه فقد افترى على الله كذباً: {وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِباً) [الأنعام:٩٣] ؟ فإذا قرأ مثلاً: {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ) [الناس:١] وصار يتمتم بها هل يقال: إنه قرأها؟ لا، وإن قال: إني قرأتها، فمعناه أنه افترى على الله كذباً؛ فإن الله لم ينزلها هكذا، فتحرم القراءة التي يكون فيها إسقاط حرف من الحروف، حتى ولو كان الحرف مشدداً فأهمل الشدة فإن هذا حرام، لو قال: (الحمد لله ربِ العالمين) هذا حرام، لماذا؟ هل أنزله الله هكذا، ربِ العالمين؟ إذاً افترى على الله كذباً، فالمسألة خطيرة يا إخواني.
نسمع بعض القراء الذين يحبون أن يحفظوا القرآن ويكملوه يفعلون هذا، يهذونه هذ الشعر، ثم يريد أن يصل إلى آخر السورة أو إلى آخر الجزء ولا يهمه أقام الحروف أو لا، وهذا محرم، فالواجب إبانة الحروف.
"Tidak boleh bagi siapapun dalam keadaan bagaimanapun baik dia sedang membaca al-Quran sendirian atau pun sedang meruqyah, tidak boleh membaca al-Quran kecuali dalam keadaan dia telah membaca dengan jelas huruf-hurufnya. Karena apabila dia tidak membaca dengan jelas huruf-hurufnya, maka sungguh dia telah berbuat kedustaan atas Allah.
Allah berfirman,
'Tidak ada yang lebih zalim daripada orang-orang yang berbuat kedustaan atas Allah' (al-An'am: 93).
Sebagai contoh apabila dia membaca,
{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ) [الناس:١]
Qul a'uudzu birobbinnaas
Dia membaca dengan cepat sehingga bacaannya tidak jelas dan tidak difahami, apakah dia dikatakan telah membaca? Tentu tidak. Jika dia mengatakan, sungguh aku telah membacanya, maka maknanya adalah dia telah berbuat kedustaan atas Allah karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan al-Quran demikian.
Diharamkan membaca dengan bacaan yang padanya terdapat menggugurkan huruf sekalipun huruf bertasydid dan dia hilangkan tasydidnya, maka ini haram. Jika dia membaca,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ
Alhamdulillaahirobil'aalamiin
Hal ini haram kenapa? Apakah Allah menurunkannya demikian?
رَبِ الْعَالَمِيْنَ
Kalau begitu, dia telah berbuat kedustaan atas Allah, permasalahan ini sangat berbahaya wahai saudara-saudaraku.
Kita mendengar sebagian pembaca al-Quran yang ingin menghafal al-Quran dan menyelesaikannya, mereka melakukan ini, membaca dengan cepat sebagaimana bacaan syi'ir yang cepat, kemudian dia ingin segera sampai akhir surah atau akhir juz. Tidak penting baginya apakah menegakkan huruf-huruf yang sesuai ataukah tidak. Perbuatan ini haram. Oleh karena itu, yang wajib adalah membaca dengan jelas huruf perhurufnya" (Liqā' al-Bāb al-Maftūh, 163/27).
Wallahu A'lam
📃 𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐚𝐥-𝐅𝐮𝐝𝐡𝐚𝐢𝐥
✉️ 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢: https://t.me/TJMajmuahFudhail