Atsar.id
Atsar.id oleh Rizal Kurnia R

bekerja sama dengan pemerintah dalam dakwah islam

8 tahun yang lalu
baca 15 menit

WAJIBNYA KAUM MUSLIMIN BEKERJA SAMA DENGAN NEGARA SAUDI DAN PARA PEMIMPIN NEGERI MEREKA DALAM MENDAKWAKAN AGAMA ISLAM


Syaikh Abdul Aziz bin Baz Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi pernah memberikan penjelasan tentang hak-hak pemimpin atas umat dan kewajiban menaati mereka dalam hal tidak bermaksiat kepada Allah Taala berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi.

Ia juga menjelaskan dasar-dasar dakwah Islam di Saudi dan mengingatkan agar berhati-hati dari dakwah-dakwah yang batil dan sesat serta menyebut para penyeru dakwah tersebut sebagai para dai yang menyesatkan. Hal tersebut disampaikan dalam seminar yang diselenggarakan di Masjid Agung Riyad pada malam Jumat, tanggal 1/5/1417 H, dengan tema "Penjelasan tentang hak pemimpin atas umat menurut Al-Qur'an dan sunah dan tentang konsekuensi pengabaiannya."

Beliau berkata:

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada hamba dan rasul-Nya, sang penjaga wahyu, nabi, dan pemimpin kita, Muhammad bin Abdillah, keluarga, dan sahabat serta orang yang mengikuti jalan dan petunjuknya hingga hari kiamat. Amma badu:

Tidak diragukan lagi bahwa Allah Jalla wa Ala memerintahkan hamba-Nya agar taat kepada pemimpin, saling menolong dengan mereka dalam kebaikan dan takwa, dan saling menasihati untuk selalu mengikuti kebenaran dan bersabar terhadapnya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Inilah jalan yang benar, jalan kebahagiaan, dan jalan untuk meraih hidayah, yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal dan taat kepada pemimpin dalam kebaikan termasuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Oleh sebab itu, Allah Jalla wa Ala berfirman, Taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri (pemerintah) di antaramu. Dengan demikian, taat kepada pemimpin menyertai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya pemimpin itu dari kalangan umara dan ulama dan wajib ditaati dalam kebaikan.

Namun, jika mereka memerintahkan untuk berbuat maksiat kepada Allah, baik ia pemimpin, raja, ulama, presiden atau selain mereka, maka tidak ada ketaatan dalam hal itu sebagaimana Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya kepatuhan itu dalam kebajikan." Allah Taala berfirman, "...dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik".

Firman Allah dalam ayat ini ditujukan kepada Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam. Allah Azza wa Jalla juga berfirman, "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu."

Allah Taala memerintahkan untuk bertakwa, setia mendengar, dan taat, yakni dalam kebaikan. Oleh karena itu, kandungan ayat-ayat Al-Qur'an saling menjelaskan dan membenarkan satu sama lain. Oleh karena itu, semua kaum Muslimin yang mukalaf (terkena beban hukum syariat) harus saling menolong dengan pemimpin dan menaatinya dalam kebaikan serta menjaga lisan dari hal-hal yang menyebabkan kerusakan, keburukan, perpecahan, dan bercerai berai.

Oleh sebab itu, Allah Jalla wa 'Ala berfirman, "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunahnya)."

Yakni dalam memutuskan hukum hendaklah mereka merujuk kepada Al-Qur'an dan sunah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa sallam untuk mengikuti kebenaran, saling menasihati dalam kebaikan, dan mengingatkan dari kejelekan. Inilah jalan orang-orang yang mendapat petunjuk dan jalan kaum Mukminin.

Adapun orang yang ingin menghilangkan keutamaan, menyeru kepada kerusakan dan kejahatan, dan menyebarkan sesuatu yang menjelekkan kebenaran atau menyebarkan kebatilan inilah jalan kerusakan, jalan kesengsaraan, dan jalan fitnah (bencana).

Adapun orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa selalu menyebarkan dan menyeru kepada kebaikan dan saling menasihati sesama mereka jika menyelisi hal tersebut sehingga terciptalah kebaikan, persatuan, dan saling menolong dalam kebaikan dan takwa karena Allah Jalla wa Ala berfirman,

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". 

Allah Subhanahu wa Taala berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mena’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Sumber Pixabay

Sebagaimana sudah diketahui bahwa kebaikan, petunjuk, dan manfaat besar yang diperoleh para pemimpin kaum Muslimin adalah karena mereka menegakkan hukum had, membela kebenaran, menolong orang yang terzalimi, memecahkan masalah, menegakkan hukum had dan qishas, memperhatikan sebab-sebab keamanan, dan menghukum orang yang bodoh (jahat) dan zalim serta berbagai kemaslahatan yang besar lainnya.

Seorang pemimpin tidaklah ma'sum (terjaga dari dosa) karena sesungguhnya yang ma'sum itu hanyalah para rasul Alaihim ash-Shalatu wa as-Sallam dalam ajaran yang mereka sampaikan dari Allah Taala. Namun, yang wajib dilakukan adalah bekerja sama dengan para penguasa dalam kebaikan dan menasihatinya jika terjadi kejelekan dan kekurangan.

Demikianlah yang dipahami kaum Mukminin dan yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia memerintahkan agar setia mendengar dan menaati pemimpin serta menasihati mereka sebagaimana ia Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah ridha untuk kalian tiga perkara dan benci untuk kalian tiga perkara: Allah ridha untuk kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun; jika kalian seluruhnya berpegang teguh dengan agama Allah dan kalian tidak berpecah belah; dan jika kalian saling memberikan nasihat kepada orang-orang yang mengurusi urusan kalian (yakni penguasa kaum muslimin)." dan seterusnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Agama adalah nasihat, agama adalah nasihat, agama adalah nasihat." Beliau lalu ditanya, "Bagi siapa, Rasulullah?"  Beliau menjawab, "Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya."

Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Barangsiapa diperintah (oleh) seorang wali (imam/pemimpin) kemudian dia melihatnya melakukan kemaksiatan kepada Allah, maka hendaknya dia membenci kemaksiatan kepada Allah yang dilakukannya dan dia tidak boleh melepaskan tangan (keluar) dari ketaatan."

Ketika ditanya perihal penguasa yang tidak melaksanakan kewajiban mereka, beliau Shallallahu Alaihi wa sallam menjawab, "Tunaikan kewajiban yang dibebankan kepada kalian dan mintalah hak kalian kepada Allah."

Lantas bagaimana jika para penguasa itu benar-benar menegakkan hukum had, menegakkan keadilan, menolong orang yeng terzalimi, mencegah orang yang zalim, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjaga keamanan, jiwa, agama, harta, dan kehormatan kaum Muslimin.

Oleh karena itu, ada kewajiban untuk bekerja sama dengan mereka dalam kebaikan, meninggalkan keburukan, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk saling menasihati dalam menetapi kebenaran agar dapat meminimalisir keburukan dan memaksimalkan kebaikan.

Allah telah memberikan anugerah-Nya kepada negara Saudi ini dengan dakwah Syekh Imam Muhammad bin Abdul Wahab rahmatullahi `alaihi dan pertolongan kakek keluarga Muhammad bin Saud rahimahullah kepada dakwah ini sehingga kebaikan yang besar tercapai, ilmu dan kebenaran tersebar, petunjuk (Al-Qur'an) tersebar, dan kemusyrikan, sarana-sarana kemusyrikan, dan segala jenis kerusakan, seperti bidah-bidah dan kesesatan yang hanya diketahui oleh ulama dan orang yang beriman yang teguh dan andil dalam berdakwah serta menolong para dai pun musnah.

Akhirnya, negara ini menjadi contoh dalam hal tauhid dan ikhlas kepada Allah dan jauh dari bidah, kesesatan, dan sarana-sarana kemusyrikan hingga terjadilah fitnah yang telah dimaklumi bersama yang melahirkan permusuhan terhadap dakwah tauhid ini dan pengikutnya.

Setelah itu, Allah menyatukan mereka berkat jasa Imam Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud, ayah Imam Faisal bin Turki, -semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada mereka semua- kemudian atas jasa anaknya, Faisal bin Turki, kemudian atas jasa cucunya, Abdullah bin Faisal bin Turki. Selanjutnya, dakwah ini menyebar setelah Imam Abdullah bin Faisal rahimahullah meninggal.

Setelah itu muncullah Raja Abdul Aziz dan Allah menjadikannya bagi kaum Muslimin sebagai media terwujudnya kemanfaatan, persatuan, tingginya kebenaran, kemenangan agama Islam, tegaknya amar makruf nahi mungkar, perkembangan ilmu pengetahuan dan kenikmatan yang besar, tegaknya keadilan, pertolongan terhadap kebenaran, dan tersebarnya dakwah Islam hingga hanya bisa diketahui oleh Allah. Kemudian anak-anaknya mengikuti jejaknya dalam menegakkan kebenaran, menyebarkan keadilan, dan menegakkan amar makruf nahi mungkar.

Oleh sebab itu, seluruh kaum Muslimin di negara Saudi wajib saling menolong dengan negara ini dalam segala kebaikan. Demikian pula orang-orang yang berdakwah dan menyebarkan Islam dan kebenaran di belahan dunia timur dan barat harus bekerja sama dengan pemimpinnya.

Oleh sebab itu, setiap negara yang menyeru kepada kebenaran, menegakkan hukum syariat Islam, dan menolong agama Allah di mana pun berada harus bekerja sama dengan negara tersebut.
Negara Saudi adalah negara yang diberkahi. Dengan perantara negara ini,

Allah menolong kebenaran, menolong agama Islam, menyatukan umat, menghapuskan sebab-sebab kerusakan, dan mendatangkan keamanan serta melimpahkan kenikmatan besar yang hanya diketahui Allah. Negara Saudi bukan negara yang ma'sum dan bukan negara yang sempurna.

Segala sesuatu memiliki kelemahan sehingga harus bekerja sama dengannya untuk menyempurnakan kekurangan, menghilangkan kekurangan, dan menutupi kelemahan dengan saling menasihati untuk selalu mengikuti kebenaran, saling menyurati, dan bersilaturahmi dalam kebaikan, bukan untuk menyebarkan keburukan, kebohongan, dan kebatilan.

Namun, orang yang menginginkan kebenaran wajib menjelaskan kebenaran dan menyeru kapadanya dan berusaha menghilangkan kekurangan dengan cara yang baik dan saling menasihati untuk selalu mengikuti kebenaran. Inilah jalan kaum mukminin dan hukum Islam, jalan orang yang menginginkan kebaikan untuk umat ini (Islam), yaitu menjelaskan kebaikan dan kebenaran, menyeru kepadanya, dan tolong menolong dengan pemimpin untuk menghilangkan kekurangan dan kelemahan.

Demikianlah Allah Jalla wa Azza mewasiatkan kepada hamba-Nya dalam firman-Nya, "dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."

Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman,

"Demi masa."(1)"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian."(2)"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mena’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Agama adalah nasihat. Agama adalah nasihat. Oleh sebab itu, kewajiban yang sangat urgen adalah saling menolong dengan para penguasa untuk menampakkan kebenaran, berdakwah kepadanya, melawan kebatilan dan memusnahkannya, menyebarkan keutamaan, dan memerangi kejelekan dengan cara yang dibenarkan Islam.

Rakyat wajib bekerja sama dengan pemimpin, lembaga, dan dai dalam kebenaran, menampakkan dan menyeru kepadanya, dan meninggalkan kerusakan dan memusnahkannya. Inilah kewajiban semua kaum Muslimin, dengan cara yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya,

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."

dan dalam firman Allah Subhanahu wa Taala,

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh"

dan dalam firman Allah Subhanahu wa Taala, "dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka

dan dalam firman Allah Subhanahu wa Taala, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."

dan seterusnya serta dalam firman Allah Azza wa Jalla kepada Musa dan Harun ketika keduanya diutus untuk berdakwah kepada Firaun, "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."

Adapun apa yang dilakukan Muhammad al-Misari, Saad al-Faqih, dan para dai yang sesat seperti mereka berdua saat ini tidak diragukan lagi termasuk kejahatan besar. Mereka adalah dai-dai yang menyeru kepada kejahatan dan kerusakan yang besar.

Oleh karena itu, kita wajib memperingatkan masyarakat dari dakwah yang mereka sebarkan lewat buletin, menghentikannya, memusnahkannya, dan tidak bekerja sama dengan mereka dalam segala hal yang mengajak kepada kerusakan, kejahatan, kebatilan, dan fitnah karena Allah memerintahkan kita agar saling menolong dalam kebaikan, bukan tolong menolong dalam kerusakan dan kejahatan, menyebarkan kebohongan, dan menyebarkan dakwah-dakwah batil yang menyebabkan perpecahan, hilangnya keamanan, dan sebagainya.

Buletin-buletin yang diterbitkan oleh al-Fakih, al-Misari atau dai-dai lain yang menyebarkan kebatilan, kejahatan, dan perpecahan harus kita hentikan, hilangkan, dan tidak kita baca. Kita wajib memberi nasihat dan membimbing mereka dalam kebenaran dan mengingatkan masyarakat dari kebatilan ini.

Setiap individu tidak boleh saling menolong dengan mereka dalam kejahatan. Mereka wajib dinasihati, kembali kepada kebenaran, dan meninggalkan kebatilan.

Nasihat saya kepada al-Misri, al-Fakih, Usamah bin Laden, dan semua orang yang mengikuti jejak mereka agar meninggalkan jalan yang membahayakan ini, bertakwa kepada Allah, takut terhadap ancaman dan murka-Nya, kembali kepada jalan kebenaran, dan bertobat kepada Allah atas perbuatan mereka yang telah lalu. Allah Subhanahu wa Taala menjanjikan hamba-hamba-Nya yang bertobat bahwa Dia akan menerima tobat mereka dan memberikan kebaikan kepada mereka.

Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(53). Dan kembalilah kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum azab datang kepada kalian kemudian kalian tidak dapat ditolong (lagi)."

Allah Subhanahu wa Ta`la juga berfirman, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." Ayat-ayat dalam pengertian ini banyak sekali.

Maksudnya adalah bahwa semua kaum Muslimin wajib saling menolong dengan pemimpin dalam kebaikan dan kemaslahatan masyarakat agar dapat mendatangkan kebaikan dan keamanan, menghentikan kezaliman, menolong orang yang terzalimi, dan menunaikan hak-hak mereka.

Inilah kewajiban kaum Muslimin, yaitu saling menolong dengan pemimpin, hakim, dai yang menyeru kepada Allah, dan orang yang memperbaiki umat demi mewujudkan kebenaran, berdakwah kepadanya, menolong orang yang terzalimi, menghentikan orang yang zalim, menegakkan perintah Allah, menjalankan amar makruf nahi mungkar, berdakwah kepada kebaikan, dan menjauhi kebatilan.

Mereka juga wajib saling menolong dan menasihati orang yang menyimpang dari kebaikan, membimbingnya kepada kebaikan dan keselamatan agar memperoleh kebaikan yang besar dan kemaslahatan yang menyeluruh, dan menghilangkan kerusakan, kejahatan, dan perpecahan dengan cara yang dibenarkan syariat Islam.

Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka saling menasihati dalam kebaikan dan takwa. Namun, jika mereka saling menolong dalam kebatilan, kejahatan, dan kerusakan, maka bencana akan melanda, keamanan dihilangkan, kebatilan merajalela, dan kebenaran menjadi lenyap. Kondisi seperti inilah yang disukai dan diserukan oleh setan dari golongan manusia dan jin.

Oleh sebab itu, kita wajib menjauhi ajakan setan dari golongan manusia dan jin, saling menasihati untuk melakukan sebab-sebab keamanan, sebab-sebab kebaikan, dan petunjuk, dan saling menolong dengan pemimpin dalam segala hal, dan dengan semua dai yang baik, menjalankan perintah Allah, menyebarkan kebenaran, melakukan kebaikan, dan saling menolong dengan semua orang yang mengadakan perbaikan yang bisa menghilangkan dan menjauhi kebatilan serta mengingatkan dari sebab-sebab perpecahan dan perselisihan.

Inilah kewajiban manusia sebagaimana firman Allah Taala, dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Allah Jalla wa 'Ala berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mena’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai"

Inilah yang akan membawa kepada keselamatan, keimanan yang benar, amal saleh, dan akibat yang baik. Dengan itu pula, kebaikan akan bertambah, sikap menolong dalam kebaikan dan takwa terjalin, mencegah keburukan, mendatangkan dan memulihkan keamanan bagi negara, sikap saling menolong dalam kebaikan muncul, mencegah orang bodoh yang berbuat kerusakan, dan menolong orang yang menyeru kepada kebaikan.

Kita memohon kepada Allah dengan perantara nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang luhur agar memberikan taufik kepada kita semua untuk melakukan kebaikan, menganugerahkan pemahaman dalam agama, memperbaiki kondisi kaum muslimin, melindungi kita semua dari kejelekan hawa nafsu dan kejelekan amalan serta mengikuti hawa nafsu, dan melindungi kita semua dari fitnah-fitnah yang menyesatkan.

Demikian pula kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala agar memberikan taufik kepada para pemimpin untuk melakukan segala kebaikan, menolong mereka dalam melakukan kebaikan, menolong kebenaran dengan perantara mereka, menganugerahkan kepada mereka pemahaman dalam agama, memberikan taufik kepada para pendukung mereka untuk melakukan kebaikan, melindungi mereka dari hal-hal yang menyelisihi syariat Islam, dan menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.

Kita juga berdoa kepada Allah agar memperbaiki keadaan kaum Muslimin di seluruh tempat, menganugerahkan kepada mereka pemahaman dalam agama, menjadikan orang-orang terbaik dari mereka sebagai pemimpin mereka, memperbaiki para pemimpin mereka, dan menyatukan kaum Muslimin dalam kebenaran dan petunjuk. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Dekat.

Wa Shallallahu wa Sallama ala Nabiyyina Muhammad wa `ala Alihi wa Shahbih.

Diterjemahkan dari : https://www.binbaz.org.sa/article/479

Sumber Channel Telegram Al-Ukhuwwah
http://telegram.me/ukhwh
Oleh:
Rizal Kurnia R