Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

akidah trinitas merongrong ajaran nabi isa عَلَيهِ السَّلَام

4 tahun yang lalu
baca 6 menit

Akidah Trinitas Merongrong Ajaran Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام

 ✍🏻 Penulis : Al-Ustadz Abu Hurairah حفظه اللّٰه

Akidah Trinitas Merongrong Ajaran Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام


Semua makhluk terlebih manusia diciptakan oleh Allah ﷻ dalam rangka untuk merealisasikan ubudiyyah (penghambaan) kepada-Nya. Demikian pula halnya bumi, langit, gunung, matahari, hewan, tetumbuhan dan yang lainnya. Semua Allah ﷻ ciptakan dalam rangka menopang umat manusia dalam beribadah kepada-Nya. Allah ﷻ berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Namun pada kenyataannya, ada di antara hamba-hamba-Nya yang memalingkan ibadah kepada selain Allah. Mereka beribadah kepada Allah, namun juga beribadah kepada makhluk yang merupakan ciptaan Allah. Mereka menyembah sesuatu yang tidak mampu memberikan kemanfaatan dan menolak mara bahaya dari dirinya dan orang-orang yang menyembahnya. 

Sebut saja kaum Nashrani, mereka menjadikan makhluk sebagai tandingan Allah di dalam beribadah kepada-Nya. Mereka menetapkan sesuatu yang tidak pernah Allah tetapkan. Mereka menetapkan Akidah Trinitas di dalam agama mereka. Meyakini bahwa sesembahan itu berjumlah 3, yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus dan Tuhan Roh Qudus.

Para pembaca  رَحِمَكُمُ اللَّه,

Akidah Trinitas yang terdapat di dalam ajaran Nashrani sangatlah bertentangan dengan apa yang diajarkan dan didakwahkan oleh Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام. Walaupun mereka kaum Nashrani meyakini dan mengklaim bahwa hal itu merupakan ajaran dan dakwah Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام. Nabi Isa sekali-kali tidaklah pernah mengajak kaumnya untuk menyembahnya, namun beliau mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Allah semata, sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul.

Hal ini sebagaimana Allah ﷻ terangkan di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika di hari kiamat nanti Allah ﷻ akan bertanya kepada Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام tentang tindakan kaumnya yang menjadikan beliau sebagai salah satu dari tiga sesembahan mereka. Allah ﷻ berfirman:

يَٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ءَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَٰهَيْنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِى بِحَقٍّ ۚ إِن كُنتُ قُلْتُهُۥ فَقَدْ عَلِمْتَهُۥ ۚ تَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِى وَلَآ أَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّمُ ٱلْغُيُوبِ

"Wahai Isa, apakah engkau mengatakan kepada umat manusia (kaum Nashrani), jadikanlah aku dan ibuku sebagai sesembahan selain Allah? Nabi Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak pantas bagiku untuk berkata sesuatu yang aku tidak memiliki hak atasnya. Apabila benar aku berkata demikian, tentu Engkau akan mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghaib". (QS. Al-Maidah: 116)

Tanpa diragukan lagi, bahwasanya Akidah Trinitas merupakan akidah yang rusak dan bertentangan dengan akal sehat manusia. Bagaimana mungkin Allah ﷻ memiliki seorang anak dari kalangan manusia, yang kemudian anak tersebut diutus ke bumi untuk menebus dosa umat manusia, Maha Suci Allah dari apa yang mereka sematkan kepada-Nya. Sungguh ucapan mereka ini hampir-hampir saja membuat langit pecah, membuat bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh. Sebagaimana yang Allah ﷻ firmankan:

تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ ٱلْأَرْضُ وَتَخِرُّ ٱلْجِبَالُ هَدًّا

“Hampir-hampir saja langit itu pecah, bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh. (Yaitu) ketika mereka mendakwahkan bahwa Allah memiliki seorang anak. Maka tidaklah pantas bagi Allah untuk memiliki anak." (QS. Maryam: 90-92)

Dan bagi orang yang masih memiliki akal yang jernih serta fitrah yang selamat tentunya akan menolak pemahaman Trinitas ini. Bagaimana mungkin seorang makhluk yang lemah dan memiliki kekurangan dari berbagai sisi, lantas kemudian dikultuskan dan dijadikan tandingan bagi Allah, Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Sempurna?

Tidakkah orang-orang yang menganut pemahaman Trinitas ini berpikir bahwa apa yang mereka sembah itu statusnya sama seperti mereka, yaitu sama-sama sebagai manusia makhluk ciptaan Allah? Dia makan sebagaimana mereka makan, dan dia minum sebagaimana mereka juga minum. Allah ﷻ berfirman:

كَانَا يَأْكُلَانِ ٱلطَّعَامَ ۗ

"Keduanya (Isa dan ibunya) biasa makan makanan." (QS. Al-Maidah: 75)

Para pembaca  رَحِمَكُمُ اللَّه,

Pelopor Akidah Trinitas yang mengkontaminasi ajaran murni Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام bukanlah Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام itu sendiri sebagaimana yang didengungkan oleh kaum Nashrani dewasa ini. Pencetus paham Trinitas dalam ajaran Nashrani adalah seorang yang bernama Paulus. Dia merupakan seorang tokoh misionaris dari kalangan Yahudi.

Sebagaimana karakter dan watak yang ada pada kaum Yahudi, mereka tidak senang melihat ada orang-orang yang konsisten di dalam berpegang  teguh dengan ajaran nabinya. Maka Paulus melihat adanya potensi dan peluang untuk menyesatkan kaum Nashrani melalui pemahaman Trinitas dengan melihat kondisi kaum Nashrani yang memiliki semangat di dalam beribadah, dan hal ini menjadi modal utama bagi Paulus. Apalagi kalau semangat ibadah tersebut tidaklah dibangun di atas dasar ilmu, tentunya sangat mudah bagi dia untuk menyisipkan paham Trinitas tersebut, maka mulailah Paulus melaksanakan misinya.

Terlebih dahulu dia menampakkan kepada umat manusia bahwa dirinya adalah seorang Nashrani yang taat di dalam menjalankan ajaran Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام agar bisa mengambil simpati dan perhatian kaum Nashrani pada waktu itu. Setelah berhasil mendapatkan simpati dan perhatian dari mereka, mulailah dia menghembuskan paham Trinitas secara perlahan-lahan dan mengklaim bahwa akidah tersebut merupakan ajaran yang dibawa dan didakwahkan serta diwariskan oleh Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام. Banyak dari kalangan kaum Nashrani yang tertipu disebabkan keadaan dia yang menurut mereka adalah orang yang baik lagi taat beragama. Akhirnya mereka mengikuti ajaran Paulus.

Dan saat ini paham Trinitas menjadi simbol utama bagi orang-orang yang mengklaim bahwa dirinya adalah pengikut Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام. Dan kita juga bisa menyaksikan bersama bagaimana Paulus yang sejatinya adalah orang yang telah merusak ajaran Nabi Isa, bisa menjadi sosok yang dihormati dan diagungkan oleh umat Nashrani. Bahkan nama Paulus sering kita dengar disematkan kepada anak-anak mereka. Padahal apa yang diajarkan dan didakwahkan oleh Paulus adalah kesyirikan. Bahkan merupakan kekufuran yang sangat jelas lagi gamblang.

Para pembaca رَحِمَكُمُ اللَّه,

Kalau kita mau mencermati bersama bahwa faktor utama terjatuhnya kaum Nashrani pada paham Trinitas adalah disebabkan karena sikap ghuluw (berlebihan) mereka di dalam mengkultuskan orang-orang shalih khususnya Nabi Isa عَلَيهِ السَّلَام. Bertolak dari keutamaan dan kedudukan serta berbagai mukjizat yang ada pada beliau, kesyirikan merupakan dosa yang paling besar yang pernah terjadi di atas permukaan bumi. Tidaklah kaum-kaum terdahulu dibinasakan oleh Allah ﷻ, melainkan sebab utamanya adalah karena kesyirikan.

Namun, tindakan kesyirikan tidak hanya terbatas pada keyakinan Trinitas orang-orang Nashrani saja. Kesyirikan memiliki ragam dan rupa yang banyak. Yang semua itu masuk dalam definisi yang disampaikan oleh para ulama yaitu memalingkan ibadah kepada selain Allah. Sehingga segala bentuk tindakan yang mengandung unsur pemalingan ibadah kepada selain Allah, baik itu ibadah Qolbiyyah (hati), ibadah Badaniyyah (anggota tubuh) maupun ibadah Lafdziyyah (lisan), hal itu dikategorikan termasuk dari kesyirikan.

Sehingga bukan hanya kaum Nashrani saja yang bisa terjatuh ke dalam kesyirikan. Kaum muslimin pun berpotensi untuk terjatuh ke dalam dosa tersebut. Oleh karena itu, sepantasnya bagi kita untuk selalu memohon kepada Allah agar diberikan kekokohan dan keistiqomahan di atas Islam.

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada agamamu. Wahai Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan, matikanlah kami di atas Islam dan Sunnah." Aamiin.

Selesai Walhamdulillah.

Sumber :  https://t.me/buletinalfaidah