عن الحسن – رحمه الله - قال : ( يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس ) اللالكائي : 1/57/19 .
Alih bahasa: Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'Umar غفرالرحمن له. || https://t.me/alfudhail
TOLONG SAMPAIKAN SALAMKU KEPADANYA
Dari Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah beliau berkata:
"Apabila telah sampai kepadamu berita tentang seorang ahlussunah dari timur, dan yang lain dari barat, maka sampaikanlah salam kepada mereka berdua dan doakan kebaikan untuk mereka, sungguh ahlussunah waljama'ah sangatlah sedikit"
Dari Yusuf Ibnu Ashbath rahimahullah beliau berkata, berkata Sufyan rahimahullah:
" Wahai Yusuf apabila sampai kepadamu berita tentang seorang ahlussunah dari timur, maka sampaikanlah salam kepadanya, demikian pula apabila telah sampai kepadamu berita tentang seorang ahlussunnah dari barat, maka sampaikanlah salam kepadanya maka sungguh ahlussunah waljama'ah adalah sedikit" .
Dikutip dari : https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=38999
Ciri Khas Ahlussunnah adalah Jumlahnya Sedikit (Asing)
Mereka adalah umat yang baik dan jumlahnya sangat sedikit, yang hidup di tengah umat yang sudah rusak dari segala sisi. Rasulullah r bersabda:
“Berbahagialah orang yang asing itu, (mereka adalah) orang-orang baik yang berada di tengah orang-orang jahat yang banyak. Dan orang yang tidak menaati mereka lebih banyak daripada orang yang mengikuti mereka.” (Shahih, HR. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no. 3921)
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Madarijus Salikin (3/199-200), berkata:
“Ia adalah orang asing dalam agamanya dikarenakan rusaknya agama manusia.
Dia asing dalam berpegangnya terhadap As Sunnah karena manusia berpegang kepada bid’ah.
Asing pada keyakinannya dikarenakan telah rusak keyakinan manusia.
Asing pada shalatnya dikarenakan jeleknya shalat manusia, asing pada jalannya dikarenakan sesat dan rusaknya jalan manusia.
Asing pada nisbahnya dikarenakan rusaknya nisbah manusia.
Asing dalam pergaulannya bersama manusia dikarenakan dia bergaul dengan apa yang tidak diinginkan oleh hawa nafsu manusia.”
Kesimpulannya, dia asing dalam urusan dunia dan akhiratnya, dan dia tidak menemukan seorang penolong dan pembela. Dia sebagai orang yang berilmu di tengah orang-orang jahil, pemegang As Sunnah di tengah ahli bid’ah, penyeru kepada Allah dan Rasul-Nya di tengah orang-orang yang menyeru kepada hawa nafsu dan bid’ah, penyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran di tengah kaum di mana sesuatu yang ma’ruf menjadi munkar dan yang munkar menjadi ma’ruf.”
Ibnu Rajab rahimahullah dalam kitab Kasyfu Al-Kurbah Fi Washfi Ahlil Ghurbah (hal. 16-17) mengatakan:
“Fitnah syubhat dan hawa nafsu yang menyesatkan inilah yang telah menyebabkan berpecahnya ahli kiblat menjadi berkeping-keping. Sebagian mengkafirkan yang lain sehingga mereka menjadi bermusuh-musuhan, berpecah-belah dan berpartai-partai yang dulunya mereka berada di atas satu hati.
Dan tidak ada yang selamat dari semuanya ini melainkan satu kelompok. Merekalah yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
“Dan terus menerus ada sekelompok dari umatku yang membela kebenaran dan tidak ada seorangpun yang mampu memudharatkannya dari siapapun yang menghinakan dan menyelisihi mereka, sampai datangnya keputusan Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu.”
Mereka adalah orang yang di akhir jaman dalam keadaan asing sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika rusaknya manusia. Merekalah orang-orang yang memperbaiki Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah dirusak oleh manusia.
Merekalah orang-orang yang lari dari fitnah dengan membawa agama mereka. Mereka adalah orang yang sangat sedikit di tengah-tengah kabilah dan terkadang tidak didapati pada sebuah kabilah kecuali satu atau dua orang, bahkan terkadang tidak didapati satu orangpun sebagaimana permulaan Islam.
Dengan dasar inilah, para ulama menafsirkan hadits ini.
Al-Auza’i rahimahullah mengatakan tentang sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing”:
“Adapun Islam itu tidak akan pergi, akan tetapi Ahlus Sunnah yang akan pergi sehingga tidak tersisa di sebuah negeri melainkan satu orang.”
Dengan makna inilah didapati ucapan salaf yang memuji As Sunnah dan menyifatinya dengan asing serta menyifati pengikutnya dengan kata sedikit.” (Lihat Kitab Ahlul Hadits Hum Ath-Tha`ifah Al-Manshurah, hal. 103-104)
Demikianlah sunnatullah para pengikut kebenaran. Sepanjang perjalanan hidup selalu dalam prosentase yang sedikit. Allah ta'ala berfiman:
“Dan sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba`: 13)
Dari pembahasan singkat ini, akan jelas siapa sebenarnya Ahlus Sunnah itu dan siapa-siapa yang hanya mengaku-ngaku Ahlus Sunnah. Benarlah ucapan seorang penyair yang mengatakan:
Semua mengaku punya hubungan dengan Laila
Namun Laila tidak mengakui yang demikian itu