إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءًۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبًا
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءًۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُميَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلًا سَدِيدًا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Kita selaku umat muslim meyakini dan mengimani kebenaran para nabi dan para rasul yang diutus oleh Allah azza wa jalla. Dimulai dari Nabi Adam alaihis salam hingga penutup para nabi, Nabi kita Muhammad alaihi shalawatullah wa salamuhu. Di antara mereka adalah ulul azmi dari para rasul, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad, alaihim shalawatullah wa salamuhu.
Kita menghormati mereka. Kita menjunjung tinggi mereka. Mereka adalah orang-orang pilihan Allah azza wa jalla. Orang yang terpilih dari segala sisinya: akhlaknya, imannya, amanahnya, kejujurannya, dan segala sisi kebaikan. Allah mengutus mereka kepada umat manusia sebagai penyambung risalah dari Allah azza wa Jalla kepada manusia.
Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah nabi yang paling utama di antara mereka. Beliau adalah nabi pilihan. Dalam riwayat Muslim (no. 2276) dari sahabat Watsilah bin Asqa’ radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari putra-putra Ismail. Allah memilih Quraisy dari kabilah Kinanah. Dan Allah memilih Bani Hasyim dari Quraisy. Dan Allah memilih aku dari antara Bani Hasyim.”
Baca juga: Hak-Hak Rasulullah atas Umat Manusia
Jadi, beliau adalah orang pilihan dari keturunan-keturunan pilihan Allah azza wa jalla. Karena itu, kita selaku umatnya wajib mengimani keutamaan tersebut. Kita sebagai pengikut beliau juga berkonsekuen menjaga kehormatan beliau. Allah azza wa jalla telah berfirman dalam ayat-Nya,
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ شَٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ٨ لِّتُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُۚ وَتُسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً وَأَصِيلًا ٩
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira, dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkannya, membesarkannya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (al-Fath: 8—9)
Dalam ayat itu, Allah menerangkan tentang kewajiban kita sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam agar kita beriman akan kenabian dan kerasulan beliau, dan agar kita melakukan ta’zir dan tauqir. Ditafsirkan oleh Ibnu Abbas, ta’zir ialah ta’zhim, yakni mengagungkan Nabi Muhammad; sedangkan tauqir adalah ihtiram, ijlal, dan i’zham, yakni menghormati dan membesarkan.
Inilah kewajiban masing-masing kita sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Maka dari itu, bilamana ada seseorang yang menghina Nabi kita Muhammad, kita tidak boleh rela dengan penghinaan tersebut. Kita harus membela kehormatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan apa yang kita mampu.
Baca juga: Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Ketahuilah, bahwa di akhir-akhir ini di Perancis ada surat kabar yang disebut Charlie Hebdo, telah merilis karikatur penghinaan terhadap Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ingatlah, perbuatan ini bukan sekali saja dilakukan oleh mereka. Bahkan, telah beberapa kali mereka lakukan pada beberapa tahun silam.
Sebagaimana kita juga telah mendengar pada beberapa tahun yang lalu, di Denmark juga dilakukan hal yang serupa. Pada masa ini, bahkan Presiden Prancis pun mendukung perbuatan tersebut, yang akhirnya membuat heboh dunia dan memunculkan berbagai tindakan-tindakan kekerasan.
Ketahuilah, kita sebagai seorang muslim tidak boleh berdiam dengan itu semuanya. Menjadi kewajiban kita, sebatas kemampuan kita untuk membela Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dari celaan, cercaan, dan penghinaan yang dilakukan oleh musuh-musuh agama kita. Namun, ingatlah bahwa semua yang dilakukan musuh Islam terhadap Nabi kita Muhammad tidak akan memudarati beliau. Apa pun penghinaan terhadap beliau, apa pun pelecehan terhadap beliau, beliau tetaplah Muhammad, orang yang terpuji. Celaan-celaan ini tidak akan menimpa beliau.
Allah azza wa jalla telah berjanji untuk menjaga beliau shallallahu alaihi wa sallam dari kejahatan-kejahatan manusia. Dalam surah al-Maidah ayat 67, Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah melindungi kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Pada ayat tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh Nabi kita Muhammad untuk menyampaikan risalah, yang mungkin saja, bahkan, tentunya dengan itu beliau akan menanggung risiko. Musuh-musuh dakwah, musuh-musuh Islam, akan benci kepada beliau. Mereka akan melontarkan berbagai celaan, cercaan, bahkan tindakan-tindakan fisik kepada beliau. Namun,
وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ
“Allah akan melindungimu dari (gangguan) manusia.”
Baca juga: Agungkan Sunnah, Penuhi Seruan Rasulullah
Artinya, Allah menjaganya, menolongnya, mendukungnya, dan memenangkannya terhadap musuh-musuhnya. Karena itu, janganlah engkau bersedih. Janganlah engkau merasa takut. Tidak seorang pun dari mereka yang akan mampu menyampaikan keburukan (gangguannya) yang menyakitimu. (Tafsir Ibnu Katsir)
Janji Allah pasti terwujud. Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tidak akan termudarati oleh perilaku mereka yang jahat tersebut.
Aisyah, ibunda kaum mukminin mengatakan, “Dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam dijaga (ada penjaga-penjaga yang mengitari beliau guna menjaga beliau dari kejahatan-kejahatan musuh). Sampai turun ayat ini (al-Maidah ayat 67). Nabi lalu mengeluarkan kepalanya dari kemah yang beliau ada di dalamnya seraya mengatakan, ‘Wahai manusia, silakan kalian pulang. Sungguh, Allah telah melindungi aku’.”
Dalam ayat lain, Allah juga menjelaskan,
فَإِنۡ ءَامَنُواْ بِمِثۡلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِي شِقَاقٍۖ فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
“Jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 137)
Maksudnya, Allah akan menolongmu, membelamu, dan memenangkanmu atas mereka.
Pada ayat tersebut Allah menegaskan tentang perbuatan orang-orang ahlul kitab. Ketika mereka berpaling, hal itu tidak akan bermudarat terhadap Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam karena Allah akan melindunginya.
Baca juga: Makar dan Tipu Daya Ahlul Kitab
Ayat ini turun saat itu, tetapi tentu maknanya terus berlaku sepanjang masa. Ayat ini menyinggung ahlul kitab, Yahudi dan Nasrani, yang tidak beriman kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Mereka lalu melakukan tindakan permusuhan. Allah akan menolong Nabi kita dari kejahatan-kejahatan mereka.
Di masa ini pula, telah dilakukan kejahatan-kejahatn itu oleh ahlul kitab, orang-orang Nasrani, dengan menghina dan melecehkan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Mereka menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan keji, terorisme, radikalisme, dan berbagai tuduhan dan kata-kata yang keji dan kotor terhadap Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ingatlah,
فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ
“Allah akan menolongmu terhadap mereka.” Yakni, Allah akan memenangkanmu atas mereka.
Berbahagialah, wahai kaum muslimin. Sebagaimana ayat ini turun di masa itu, pertolongan Allah turun kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka pertolongan Allah pun akan turun kepada kaum muslimin ketika mereka tetap mengikuti Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرآنِ وَالسُّنَّةِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالْحِكْمَةِ. أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ أَكْمَلِ الْبَشَرِيَّةِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Ketahuilah bahwa para pencela Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam akan mendapatkan balasan dari Allah. Mereka tidak akan dibiarkan begitu saja. Tunggu saja saatnya datang hukuman dari Allah kepada mereka.
Allah telah menyatakan dalam beberapa ayatnya yang merupakan janji dan kepastian dari Allah. Allah akan melakukannya, entah itu di dunia, entah itu di dunia dan di akhirat. Apabila hukuman Allah di dunia ini tidak terlihat oleh kita, mungkin saja Allah menunda saatnya sampai Allah memberikan hukuman itu di akhirat kelak dengan hukuman yang berlipat ganda dari apa yang semestinya mereka terima di dunia.
Semua itu bisa saja terjadi bila Allah menghendaki, entah dengan hukuman yang mana Allah berkehendak. Ingatlah firman Allah dalam surah al-Kautsar ayat 3,
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ
“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”
Syani’aka, yakni musuhmu. Dalam tafsir yang lain, “Orang yang benci kepadamu, yang mencacatmu, yang mencelamu.” Dialah al-abtar (orang yang terputus).
As-Sa’di menafsirkan, maksudnya yang terputus dari segala kebaikan. Begitu pula dalam tafsir Zadul Masir.
Itulah balasan bagi mereka yang mencacat Nabi kita, berbahagialah dengan ancaman dari Allah azza wa jalla. Terputus kebaikan-kebaikan bagi mereka, dengan sebab menghina Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Baca juga: Menyelisihi As-Sunnah, Menuai Ancaman
Bahkan, dalam ayat lain Allah berfirman,
فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٩٤ إِنَّا كَفَيۡنَٰكَ ٱلۡمُسۡتَهۡزِءِينَ ٩٥
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).” (al-Hijr: 94—95)
Pada ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menganjurkan Nabi kita untuk menyuarakan kebenaran yang Allah perintahkan untuk disampaikan kepada umat manusia. Juga agar beliau berpaling dari kaum musyrikin, tidak peduli dengan sikap-sikap permusuhan mereka terhadap Nabi Muhammad.
إِنَّا كَفَيۡنَٰكَ ٱلۡمُسۡتَهۡزِءِينَ
“Sesungguhnya Kami akan mencukupi kamu terhadap orang-orang yang melakukan istihza’ (pengolok-olokan, pengejekan, pelecehan) terhadap dirimu.” (al-Hijr: 95)
Perhatikan ayat ini. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam menyampaikan kebenaran punya risiko. Risiko menghadapi musuh-musuh Islam dari kalangan musyrikin, resiko permusuhan baik secara fisik maupun nonfisik dari mereka. Namun, Allah menjanjikan pertolongannya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam,
إِنَّا كَفَيۡنَٰكَ ٱلۡمُسۡتَهۡزِءِينَ
Maksudnya, menolongmu dan membelamu dari mereka yang melakukan istihza’.
Baca juga: Fatwa Ulama tentang Karikatur Nabi
Sebagai pelajaran, disebutkan oleh para mufassirin (ahli tafsir) saat menafsirkan ayat ini. Dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam diolok-olok oleh musyrikin. Jumlah mereka tentunya banyak. Namun, terkait dengan ayat ini, sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa jumlah mereka ada 5 atau 7 orang. Saat itu Allah betul-betul mewujudkan pembelaannya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam didatangi Malaikat Jibril. Orang-orang yang melakukan cemoohan terhadap Nabi kita Muhammad melakukan perbuatannya—salah satu dari mereka adalah al-Walid ibnu Mughirah—melewati Nabi Muhammad dengan perilaku buruk tersebut. Malaikat Jibril bertanya, “Apa yang kaudapati tentang orang ini?”
“Seburuk-buruk hamba Allah,” kata Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Kata ‘hamba’ dalam pengertian umum, yaitu semua adalah hamba Allah. Akan tetapi, dia sangat buruk.
Kata Jibril, “Engkau telah dicukupkan darinya.”
Saat itu pula, dalam waktu yang singkat, tidak lama dari kejadian tersebut, al-Walid terkena percikan atau sempalan anak panahnya di bagian kakinya yang kemudian berakibat kematiannya.
Baca juga: Hukum Mengolok-Olok Sunnah Nabi
Saat itu pula lewat yang lain di antara para pencela tersebut, yaitu al-Ash bin Wail. Jibril bertanya dengan pertanyaan yang sama. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun menjawab dengan jawaban yang sama.
Malaikat Jibril lalu mengisyaratkan pada telapak kakinya atau bagian kakinya dan dikatakan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, “Engkau telah dicukupi darinya.”
Dalam waktu yang singkat pula kaki al-Ash bin Wail terkena duri yang menjadikan kakinya bengkak dan ia mati karenanya.
Berikutnya, al-Aswad bin al-Muththalib. Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan dia adalah hamba yang buruk. Lalu diisyaratkan ke mata al-Aswad bin al-Muththalib.
Seketika itu pula atau dalam waktu yang singkat, matanya menjadi buta dan dia mati setelah itu.
Berikutnya, Aswad ibnu Abdi Yaghuts. Malaikat Jibril bertanya dengan pertanyaan yang sama. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menjawab dengan jawaban yang sama pula. Dikatakan kepada beliau, “Engkau telah dicukupi darinya.” Malaikat Jibril mengisyaratkan pada perutnya. Perutnya kemudian membesar dan penuh dengan air. Dia pun mati karenanya.
Begitu pula hal ini menimpa al-Harits bin Qais. Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau menjawab bahwa dia adalah hamba yang buruk. Lantas diisyaratkan pada kepalanya. Malaikat Jibril mengatakan, “Engkau telah dicukupi darinya.” Kepalanya pun bengkak dan akhirnya dia mati.
Baca juga: Mengagungkan Sunnah, Buah Nyata Akidah yang Benar
Ikrimah, murid Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, mengatakan, “Orang-orang yang mengolok-olok Nabi sudah mati sebelum Perang Badr.”
Ibnu Saib mengatakan mereka semua mati dalam waktu sehari semalam.
Kita mohon kepada Allah keselamatan dari semua itu. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang istiqamah di atas Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, membela Nabi kita Muhammad. Dan itu adalah wujud kesetiaan kita kepada agama kita.
Tunggulah, wahai orang-orang yang menghina Nabi kita Muhammad…. Akan datang saatnya Allah azza wa jalla memperlakukan kalian sebagaimana Dia memperlakukan orang-orang terdahulu.
سُبۡحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ١٨٠ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٨١ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٨٢