Asysyariah
Asysyariah

negeri para pengikut dajjal

7 tahun yang lalu
baca 12 menit
Negeri Para Pengikut Dajjal

Dari sahabat Anas bin Malik al-Anshari radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْفَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ

        “Akan mengikuti Dajjal tujuh puluh ribu orang Yahudi Asfahan, mereka memakai jubah-jubah.”

 

Takhrij Hadits

Hadits yang mulia ini dikeluarkan oleh al-Imam Muslim rahimahullah dalam ash-Shahih, Kitabul Fitan (4/2266 no. 2944) melalui jalan Manshur bin Abi Muzahim, dari Yahya bin Hamzah, dari al-Auza’I, dari Ishaq bin Abdillah, dari pamannya, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.

 

Makna Hadits

Di antara ujian besar yang menimpa umat manusia adalah fitnah (ujian) al-Masih ad-Dajjal.

Di antara kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala, seluruh para nabi dan rasul memperingatkan umatnya dari ujian ad-Dajjal, termasuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan beliau telah memberikan keterangan-keterangan yang lebih lengkap dan gamblang ketimbang nabi-nabi sebelum beliau.

Dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa di antara para pengikut al-Masih ad-Dajjal adalah orang-orang Yahudi Asbahan.

Asbahan atau Asfahan adalah salah satu provinsi di Republik Iran, negara yang dibangun di atas agama Syiah Rafidhah. Asbahan sekarang lebih dikenal dengan Isfahan atau Esfahan.

Berita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin membuka mata kita tentang hakikat negara Iran. Iran bukan kiblat kaum muslimin. Revolusi Iran yang digembar-gemborkan Khomeini yang keji dan kotor bukanlah revolusi Islam, melainkan revolusi Syiah Rafidhah.

Sejak dahulu hingga kini Iran adalah negeri cobaan. Iran adalah negeri sumber kejelekan. Di negara Iran inilah para pengikut Dajjal berdiam, menanti kedatangan Dajjal, kemudian mengikutinya.

Cepat atau lambat, Yahudi akan berkumpul di Asbahan, Iran. Bahkan, saat ini, komunitas Yahudi telah terbentuk di Iran. Yahudi tinggal di Iran, terutama Isfahan, Hadan, dan Teheran. Mereka mendapatkan pengakuan—berbeda dengan Ahlus Sunnah yang terus menjadi sasaran intimidasi dan pembantaian.

Jangan heran apabila Yahudi tinggal nyaman di Iran. Hubungan mesra antara Iran (Syiah Rafidhah) dan Yahudi kasatmata. Keduanya, Syiah Rafidhah (Iran) dan Yahudi ibarat saudara kembar, hanya saja Rafidhah menisbatkan dirinya kepada Islam padahal Islam berlepas diri dari mereka, sementara Yahudi tetap di atas keyahudiannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa nanti di akhir zaman, tujuh puluh ribu Yahudi Asbahan akan mengikuti Dajjal. Apa yang beliau kabarkan akan terjadi dan pasti terjadi.

 

Di Antara Prinsip Salaf: Mengimani Keluarnya Dajjal

Keluarnya al-Masih ad-Dajjal di akhir zaman adalah salah satu keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang membedakan dari ahlul ahwa’ wal bida’. Hadits-hadits tentang keluarnya Dajjal sangat banyak, bahkan mencapai derajat mutawatir.

Al-Imam Ahmad bin Hambal dalam kitabnya, Ushulus Sunnah, berkata, “Wajib mengimani bahwa al-Masih ad-Dajjal akan keluar, tertulis di antara dua matanya ‘Kafir’, demikian pula mengimani semua hadits-hadits tentang Dajjal, dan mengimani bahwa semua itu akan terjadi.”

Sangat disayangkan, perkara yang sesungguhnya telah disepakati salaf ini diingkari oleh sebagian kaum muslimin, bahkan orang yang ditokohkan, seperti Muhammad Abduh, Abul A’la al-Maududi, Muhammad Farid Wajdi, dan Muhammad Rasyid Ridha.

Abul A’la Al-Maududi mengatakan bahwa Dajjal itu hanyalah simbol, bukan sosok manusia yang berwujud.

Pernyataan ini tentu saja bertentangan dengan sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang secara tegas menyatakan bahwa al-Masih ad-Dajjal bersosok manusia.

Tokoh lainnya, Muhammad Farid Wajdi, menyatakan bahwa hadits-hadits Dajjal semuanya palsu dan lemah.

Sebuah statemen yang menunjukkan jauhnya orang ini dari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits tentang al-Masih ad-Dajjal mencapai derajat mutawatir dan dikeluarkan dalam kitab-kitab Shahih, seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan lainnya.

Serupa dengan Abul A’la al-Maududi, Muhammad Rasyid Ridha berkata, “Sesungguhnya keluarnya Dajjal adalah simbol bermunculannya berbagai kebatilan. Adapun turunnya Isa dan berita bahwa Isa akan membunuh Dajjal adalah simbol kemenangan kebenaran atas kebatilan.”

Keluarnya Dajjal adalah ujian yang sangat besar hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari fitnah al-Masih ad-Dajjal. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

        إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Jika kalian bertasyahud, mintalah perlindungan kepada Allah dari empat perkara, “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta aku berlindung dari kejelekan fitnah al-Masih ad-Dajjal.” (HR. Muslim)

Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Dajjal sudah ada. Dia terbelenggu di sebuah pulau sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan bahwasanya Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan.

Bisa jadi, muncul pertanyaan, bukankah hadits sahih mengabarkan bahwa Dajjal berada di sebuah pulau? Mengapa dikatakan Dajjal keluar dari Khurasan? Bukankah Khurasan bukan sebuah pulau?

Hadits-hadits sahih tidak bertentangan satu dengan yang lain. Semua datang dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dajjal memang akan keluar dari sebuah pulau di arah timur. Setelah keluar, dia menuju Khurasan. Dari Khurasan inilah kemudian Dajjal mengelilingi bumi, timur dan barat.

Setelah muncul, Dajjal berkeliling di muka bumi selama empat puluh hari. Hari pertama berumur satu tahun, hari kedua berumur satu bulan, hari ketiga berumur satu minggu, dan selebihnya seperti hari-hari biasa.

 

Melalui Asfahan dan Diikuti Yahudi Asfahan

Ketika Dajjal keluar, tujuh puluh ribu Yahudi Asfahan mengikuti Dajjal, sebagaimana tertera dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Mereka bertekad memerangi kaum muslimin.

Apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan terjadi. Sungguh, saat ini orang-orang Yahudi hidup terhormat dan terlindungi di Asfahan bersama orangorang Syiah Rafidhah Iran. Demikian pula di tempat-tempat lain di seluruh penjuru Iran.

Sungguh mengherankan, bersama Yahudi, kaum Syiah Rafidhah hidup dengan mesra, sedangkan terhadap muslimin Ahlus Sunnah, Syiah Rafidhah terus melakukan teror.

Iran adalah negeri sumber fitnah dan kejelekan. Tidak samar pula bagi kita bahwa Iran adalah sebuah negara yang berasas Syiah Rafidhah. Dari asas mereka ini saja, kita sudah mengerti kejelekan yang tersimpan pada diri mereka.

Dalam Undang-Undang Dasar Iran, Bab I, Pasal ke-12, disebutkan asas tunggal negeri tersebut.

The official religion of Iran is Islam and the Twelver Ja’fari school [in usual al-Din and fiqh], and this principle will remain eternally immutable.”

“Agama resmi Iran adalah Islam di atas mazhab Imamiyah Itsna Asyariyah Ja’fari (dalam akidah dan fikih), dan prinsip ini akan tetap abadi selamanya.”

Dengan tegas, tanpa tedeng aling-aling, mereka menyatakan asas tunggal negara mereka adalah mazhab Itsna ‘Asyariah atau Rafidhah. Ini adalah asas kafir, sebuah agama yang bertentangan dengan Islam. Wal ‘iyadzubillah.

Lebih-lebih ketika kita melihat kiprah dan reputasi buruk mereka dalam kancah pergaulan dunia. Niscaya dengan penuh keyakinan kita akan katakan bahwa mereka adalah sebab kejelekan dan sumber fitnah.

 

Ke Mana Dajjal dan Bala Tentaranya Berjalan?

Bersama para pengikutnya, Dajjal menuju Madinah. Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala menjaga kota Madinah. Semua celah menuju Madinah dijaga oleh malaikat dengan pedang-pedang terhunus.

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

        وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إلاَّ مَكَّةَ وَالمَدِينَةَ؛ وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهِمَا إلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّينَ تَحْرُسُهُمَا، فَيَنْزِلُ بالسَّبَخَةِ، فَتَرْجُفُ الْمَدِينَةُ ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ، يُخْرِجُ اللهُ مِنْهَا كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sebuah negeri pun melainkan Dajjal akan menguasainya, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di Makkah dan Madinah kecuali para malaikat bershaf-shaf menjaga keduanya. Singgahlah ad-Dajjal di sebuah tempat (di pinggir Madinah), Madinah pun bergoncang tiga kali. Allah subhanahu wa ta’ala keluarkan dari Madinah semua orang yang kafir dan munafik.”

Ibnul Atsir berkata, “Kata السَّبَخَةِ adalah jenis tanah yang tinggi kadar garamnya hingga tidak tumbuh padanya kecuali tanaman tertentu.” (an-Nihayah 2/333)

Dalam hadits lain, al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah meriwayatkan,

عَنْ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ قَالَتْ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ ا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا حَتَّى الشَّامِ مَدِينَةٍ بِفِلَسْطِينَ بِبَابِ لُدٍّ.

وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ مَرَّةً: حَتَّى يَأْتِيَ فِلَسْطِينَ بَابَ لُدٍّ فَيَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّ مَالُ فَيَقْتُلَهُ ثُمَّ يَمْكُثَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّ مَالُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً إِمَامًا عَدْ وَحَكَمًا مُقْسِطًا

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata, Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungiku saat aku sedang menangis. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”

Aku jawab, “Wahai Rasulullah, engkau telah menceritakan tentang Dajjal. Itu yang membuatku menangis.”

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya Dajjal keluar dan aku masih hidup, cukup aku bagi kalian. Seandainya Dajjal keluar sepeninggalku, ketahuilah sesesungguhnya Rabb kalian tidak buta (sebagaimana Dajjal buta).”

Dajjal akan keluar di tengah-tengah Yahudi Asbahan menuju Madinah. Dajjal hanya singgah di perbatasan Madinah (tidak bisa masuk ke dalamnya –pen.). Saat itu Madinah memiliki tujuh pintu, pada setiap pintu masuk ada dua malaikat. Lalu orang-orang jelek dari penduduk Madinah keluar menuju Dajjal.”

Kemudian tibalah di Palestina di Bab Ludd. Turunlah Isa bin Maryam lalu membunuh Dajjal. Nabi Isa tinggal selama 40 tahun di bumi sebagai imam dan penguasa yang adil.”

 

Nasib Yahudi Para Pengikut Dajjal

Bukan hanya Dajjal yang dibunuh dan dihinakan. Para pengikutnya juga dihinakan dan diperangi oleh kaum mukminin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ : يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ ا هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ ! إِ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi Yahudi dan membunuhi mereka. Sampai ketika ada Yahudi bersembunyi di balik batu atau pohon, batu dan pohon berkata, “Wahai muslim, wahai hamba Allah, Yahudi ada di belakangku. Kemari dan bunuhlah dia!” Kecuali pohon gharqad, (dia tidak berbicara) karena dia termasuk pohon Yahudi.” (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Peperangan yang disebutkan dalam hadits di atas saat kaum muslimin membunuh orang-orang Yahudi, adalah perang di zaman Dajjal. Dajjal dibunuh oleh Isa bin Maryam. Adapun Yahudi para pengikut Dajjal diperangi oleh kaum muslimin. Allahu a’lam.

Al-Imam Ibnu Majah rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits panjang dari Abu Umamah al-Bahili dalam as-Sunan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّي بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى بْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ، فَرَجَعَ ذَلِكَ الْإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِي الْقَهْقَرِي لِيَتَقَدَّمَ عِيَسى يُصَلِّي بِالنَّاسِ، فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ: تَقَدَّمْ فَصَلِّ، فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّي بِهِمْ إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّ مَالُ: افْتَحُوا الْبَابَ. فَيَفْتَحُ وَوَرَاءَهُ الدَّجَّالُ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ يَهُودِيٍّ كُلُّهُمْ ذُو سَيْفٍ مُحَلَّى وَسَاجٍ،

فَإِذَا نَظَرَ إِلَيْهِ الدَّجَّالُ ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ وَيَنْطَلِقُ هَارِبًا وَيَقُولُ عِيسَى عَلَيْهِ السَّ مَالُ: إِنَّ لِي فِيكَ ضَرْبَةً لَنْ تَسْبِقَنِي بِهَا. فَيُدْرِكُهُ عِنْدَ بَابِ اللُّدِّ الشَّرْقِيِّ فَيَقْتُلُهُ فَيَهْزَمُ اللهُ الْيَهُودَ فَ يَبْقَى شَيْءٌ مِمَّا خَلَقَ اللهُ يَتَوَارَى بِهِ يَهُودِيٌّ إِلاَّ أَنْطَقَ اللهُ ذَلِكَ الشَّيْءُ لاَ حَجَرٌ وَ شَجَرٌ وَ حَائِطٌ وَ دَابَّةٌ إ الْغَرْقَدَةَ فَإِنَّهَا مِنْ شَجَرِهِمْ تَنْطِقُ إِلاَّ قَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ الْمُسْلِمَ، هَذَا يَهُودِيٌّ فَتَعَالَ اقْتُلْهُ

Tatkala imam mereka (al-Mahdi) maju untuk mengimami shalat subuh, tiba-tiba turun kepada mereka ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Bergegaslah Imam Mahdi mundur ke belakang agar Nabi ‘Isa ‘alaihissalam mengimami manusia. Nabi ‘Isa q pun meletakkan tangan beliau di antara pundak al-Mahdi seraya berkata,

“Maju dan shalatlah, karena untukmu shalat ini ditegakkan.”

Seusai shalat, Isa ‘alaihissalam berkata, “Bukalah pintu!”

        Dibukalah pintu, ternyata di baliknya ada Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi, semuanya menenteng pedang dan memakai jubah. Ketika Dajjal menatap Isa ‘alaihissalam, ia meleleh sebagaimana melelehnya garam dalam air. Larilah Dajjal.

Nabi Isa berkata, “Sungguh, aku memiliki sebuah pukulan yang engkau tidak akan mendahului aku dengannya.”

Isa mendapatkan Dajjal di Bab Lud sebelah timur dan membunuhnya. Ketika itu Allah kalahkan Yahudi hingga tidak ada satu makhluk pun yang Yahudi bersembunyi padanya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala menjadikannya berbicara; batu, pohon, tembok, atau hewan—semua berbicara— kecuali pohon gharqad, sesungguhnya ia adalah pohon Yahudi—semua berbicara,

“Wahai hamba Allah yang muslim, ini Yahudi, kemari dan bunuhlah dia…!”

Hadits Abu Umamah radhiallahu ‘anhu di dalam sanadnya ada kelemahan, tetapi riwayat yang menunjukkan bahwa peperangan ini terjadi di masa Imam Mahdi dikuatkan dengan syawahid (penguat-penguat dari hadits lain).

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits (Abu Umamah radhiallahu ‘anhu) dikeluarkan oleh Ibnu Majah dengan panjang, dan asal hadits ini ada pada Abu Dawud. Ada yang serupa dengan hadits ini, yaitu hadits Samurah radhiallahu ‘anhu pada riwayat al-Imam Ahmad (dalam al-Musnad) dengan sanad hasan, dan dikeluarkan Ibnu Mandah dalam ‘Kitab al-Iman’ dari hadits Hudzaifah radhiallahu ‘anhu dengan sanad sahih. (Fathul Bari, 6/610)

Walhamdulillah.

 

Al-Masih versi Yahudi adalah Dajjal

Yahudi meyakini akan kemunculan seseorang yang diklaim bakal mengembalikan kejayaan mereka. Mereka menyebutnya al-Masih al-Muntazhar, yakni al-Masih yang dinanti.

Dalam keyakinan mereka, orang tersebut berasal dari keluarga Nabi Dawud, yang nantinya akan menundukkan umat, memperbudak mereka, dan mengembalikan kejayaan Yahudi. Masih ada berbagai keyakinan dan harapan yang dibumbui bermacam-macam kedustaan, sebagaimana tertera dalam kitab Talmud

mereka. Akidah ini terus mereka yakini hingga saat ini, terbukti dengan tercantumnya hal itu dalam Protokolat Yahudi Zionis. (Dirasat fil Adyan, hlm. 265)

Yahudi tidak mengakui bahwa al-Masih al-Muntazhar adalah Isa bin Maryam. Mereka mengkufurinya. mengingkarinya, dan melontarkan tuduhan-tuduhan keji, serta tuduhan kekafiran kepada Isa dan kepada ibunya, Maryam, sebagaimana termaktub dalam kitab Talmud mereka.

Karena itu, tidak heran ketika Nabi Isa ‘alaihissalam turun di akhir zaman, mereka menjadi musuh-musuh utama beliau. Mereka bersama barisan Dajjal.

Ya, al-Masih ad-Dajjal itulah sejatinya al-Masih Muntazhar menurut keyakinan Yahudi. Nabi Isa ‘alaihissalam akan membunuh Dajjal di Bab Lud, demikian pula Yahudi akan diperangi kaum muslimin.

Pembaca rahimakumullah, inilahsekelumit kejadian di akhir zaman. Dajjal akan muncul dan diikuti Yahudi Asfahan, di negeri Iran, Mereka menyangka bahwa bersama Dajjal, kejayaan akan dicapai, namun hakikatnya mereka menuju kebinasaan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Ditulis oleh al-Ustadz Muhammad Rijal, Lc