Asysyariah
Asysyariah

negara arab saudi periode ii

5 tahun yang lalu
baca 3 menit
Negara Arab Saudi Periode II

Negara Arab Saudi Periode II berlangsung antara 1240—1309 H (1824—1891 M).

Seberapa pun hebatnya kekuatan yang menghancurkan dan merusak barisan pasukan Najd/Dir’iyah; sehebat apa pun kekuatan pasukan Mesir memorakporandakan ibukota negeri tauhid dan sunnah; serta sekuat apa pun mereka meneror warganya; tetaplah pasukan Mesir yang jahat itu tidak mampu menghancurkan kekuatan inti daulah tauhid, Daulah as-Su’udiyah.

Di sana masih banyak pejuang dan mujahidin yang memiliki loyalitas besar terhadap tauhid dan negara tauhid. Mereka masih setia membela dakwah salafiyah yang dikibarkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab bersama Dinasti Su’ud. Tidak lebih dari dua tahun, Dinasti Su’ud kembali mengonsolidasikan kekuatan demi mengembalikan daulah tauhid.

Pada 1235 H/1820 M, al-Amir Misyari bin Su’ud berupaya menggalang kekuatan. Namun, usaha pertama ini tidak bertahan lama.

Upaya kedua dilakukan oleh al-Amir Turki bin ‘Abdullah bin Muhammad Su’ud pada 1240 H/1824 M, dan berhasil mendirikan kembali Daulah as-Su’udiyah. Al-Amir Turki dikenal pemberani, berkepribadian yang kuat, adil, berakal cemerlang, dan baik perilakunya.

Sejak saat itu berdirilah Daulah as-Su’udiyah Periode II. Ibu kota negara dipindah dari Dir’iyah ke Riyadh. Daulah ini juga berdiri di atas asas dan fondasi yang sama dengan Daulah as-Su’udiyah Periode I, yaitu di atas prinsip tauhid, sunnah, serta penerapan syariat Islam dalam segala bidang kehidupan. Tatanan kenegaraan juga sama dengan daulah sebelumnya. Padamlah api pertempuran yang selama ini dikobarkan para lawan-lawan tauhid.

Umat kembali sibuk dengan ilmu, taklim, dan bimbingan hidayah, serta beramal seperti sediakala. Stabilitas keamanan, ekonomi, dan sosial juga segera terwujud. Amar makruf nahi mungkar kembali ditegakkan. Masyarakat pun makmur dan tenang di bawah naungan kedamaian pemerintahan tauhid dan sunnah.

Para penguasa Daulah as-Su’udiyah Periode II adalah sebagai berikut.

  1. Al-Amir Turki bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Su’ud, memerintah antara 1240—1249 H (1824—1834 M)
  2. Al-Amir Faishal bin Turki bin Abdillah bin Muhammad bin Su’ud, memerintah pertama kali antara 1250—1254 H (1834—1838 M)
  3. Al-Amir Faishal bin Turki bin Abdillah bin Muhammad bin Su’ud, memerintah untuk kedua kali antara 1259—1282 H (1843—1865 M)
  4. Al-Amir Abdullah bin Faishal bin Turki memerintah untuk pertama kali antara 1282—1288 H (1865—1871 M)
  5. Al-Amir Su’ud bin Faishal bin Turki, memerintah antara 1288—1291 H (1871—1875 M)
  6. Al-Amir Abdur Rahman bin Faishal bin Turki, memerintah untuk pertama kali antara 1291—1293 H (1875—1876 M)
  7. Al-Amir Abdullah bin Faishal bin Turki, memerintah untuk kedua kali antara 1293—1305 H (1876—1887 M)
  8. Al-Amir Abdur Rahman bin Faishal bin Turki, memerintah untuk kedua kali antara 1307—1309 H (1889—1891 M)

Sejarah perjalanan Daulah as-Su’udiyyah Periode II ini tak lepas dari konspirasi pihak luar negeri. Kekuatan Daulah Utsmaniyah terus melancarkan serangan-serangannya. Di samping itu, Inggris yang tak rela dengan eksistensi negara tauhid dan sunnah ini pun turut campur tangan.

Puncaknya, pada 1309 H/1891 M, al-Amir Abdur Rahman bin Faishal bin Turki memutuskan untuk meninggalkan Riyadh. Sebab, serangan terus-menerus dilancarkan oleh penguasa negeri Hail, Muhammad bin Rasyid. Di sisi lain perselisihan antara putra-putra al-Amir Faishal semakin tajam.Dengan demikian, berakhirlah pemerintahan Daulah as-Su’udiyah Periode II. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

 

Ditulis oleh Ustadz Abu Amr Ahmad Alfian