Asysyariah
Asysyariah

mengambil motivasi dari artis korea

4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Mengambil Motivasi dari Artis Korea
Pertanyaan:

Bagaimana hukumnya mengambil motivasi dari orang-orang kafir (dalam hal ini: artis Korea)?

Jawab:

Seorang muslim cukup mengambil motivasi dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ucapan para ulama, yang sejak dahulu hingga sekarang telah sangat banyak memberikan motivasi untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Baca juga: Jalan Menuju Kebahagiaan

Seorang yang beriman tidak perlu dan tidak sepantasnya mengambil motivasi dari orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala telah mengatakan tentang mereka di dalam Al-Qur’an,

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ

“Sungguh, orang-orang yang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (al-Bayyinah: 6)

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ

“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.” (al-Baqarah: 204)

Perlu diketahui pula bahwa ambisi kebanyakan mereka adalah mengajak orang lain menjadi kafir seperti mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَدُّواْ لَوۡ تَكۡفُرُونَ كَمَا كَفَرُواْ فَتَكُونُونَ سَوَآءًۖ فَلَا تَتَّخِذُواْ مِنۡهُمۡ أَوۡلِيَآءَ حَتَّىٰ يُهَاجِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ

“Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan di antara mereka sebagai teman-teman(mu), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah.” (an-Nisa: 89)

Baca juga: Kristenisasi dan Makar Ahli Kitab

Sejatinya, orang-orang kafir itu adalah musuh abadi bagi umat Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَوَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَٰعُواْۚ

“Mereka tidak akan berhenti memerangi kalian sampai kalian murtad (keluar) dari agama kalian apabila mereka sanggup.” (al-Baqarah: 217)

وَلَعَبۡدٞ مُّؤۡمِنٌ خَيۡرٌ مِّن مُّشۡرِكٍ وَلَوۡ أَعۡجَبَكُمۡۗ أُوْلَٰٓئِكَ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِۖ وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ وَٱلۡمَغۡفِرَةِ بِإِذۡنِهِۦۖ

“Sesungguhnya hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan-Nya dengan izin-Nya.” (al-Baqarah: 221)

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ

“Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.” (al-Baqarah: 120)

 

Baca juga: Tasyabbuh, Bahaya Laten di Tengah Umat

Oleh karena itu, jadilah seorang muslim yang terhormat! Jangan hinakan diri kalian dengan mengambil motivasi dari orang-orang yang justru terhina di sisi Allah. Seandainya pun ada motivasi yang bisa diambil dari orang kafir atau seorang artis, yang terkesan positif; di dalam Islam pasti sudah ada motivasi yang lebih baik, lebih positif, dan yang jelas, lebih mulia.

Dikhawatirkan ketika seseorang tertarik untuk mengambil motivasi dari mereka, hal itu akan menumbuhkan benih kecintaan atau simpati kepada mereka. Hal ini telah dilarang dalam Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

لَّا تَجِدُ قَوۡمًا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ

“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (al-Mujadalah: 22)

Baca juga: Berlepas Diri dari Orang Kafir

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menjaga agama kita dan menjadikan kita tetap istiqamah hingga ajal menjemput.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)