Perlu disadari, pendidikan tidak hanya di ruang kelas atau lembaga pendidikan, tetapi dimulai dari keluarga. Keluarga menjadi madrasah pertama bagi anak untuk mengenal kebaikan dan keburukan.
Ketika anak sudah mulai belajar tentang kehidupan yang diikuti dengan keteladanan orang tuanya, maka anak akan merasakan bahwa keluarga adalah rumah pertama dan lembaga pendidikan adalah rumah kedua yang membantu dirinya menemukan kesejatian hidup.
Maka dari itu, peran orang tua menjadi demikian penting karena nyaris tidak tergantikan oleh siapa pun. Lebih-lebih kebaikan seseorang itu dimulai dari apa yang paling ditekankan orang tua kala masih belia.
Karena itu, pendidikan agama menjadi tanggung jawab utama yang ada di pundak orang tua. Orang tua dengan segala kebaikan dan keburukannya, akan menjadi guru bagi anak-anaknya. Jika orang tua cara mendidiknya baik yang diiringi dengan keteladanan yang baik pula, dengan izin dan hidayah Allah subhanahu wa ta’ala, anak akan tumbuh dalam kebaikan, yang mewujud dalam watak dan karakter mereka yang baik.
Salah kaprah jika orang tua zaman sekarang justru menggantungkan harapan yang demikian besar kepada lembaga pendidikan semata. Sefavorit apa pun lembaga pendidikan, seislami apa pun sekolah anak, bukanlah alasan untuk abai terhadap anak, termasuk alasan sibuk mencari nafkah sekalipun.
Menjadi ironi, dengan keterbatasan waktu—dan tentunya ikatan batin antara orang tua dan anak—banyak orang tua malah memaksakan anaknya agar berprestasi di lembaga pendidikan.
Mindset orang tua saat ini faktanya masih jalan di tempat, yakni ketakutan tentang masa depan duniawi mereka. Sudah saatnya orang tua mengubah pola pikir yang selama ini dimiliki. Pendidikan agama adalah yang terpenting bagi masa depan anak.
Yang perlu dikhawatirkan orang tua terhadap anak bukan soal profesi atau pekerjaannya di masa depan. Lebih dari itu adalah agama dan kemanfaatan mereka bagi masyarakat dan umat.
Mendidik butuh keikhlasan. Keikhlasan akan membuat sesuatu yang berat menjadi lebih ringan. Sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah. Lebih-lebih jika kita senantiasa mendoakan mereka serta berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi kemudahan dan kesabaran dalam mendidik buah hati kita.
Kita memang tidak bisa melihat masa depan, tetapi masa kini mereka terpampang di depan kita. Mendidik dan mengasuh anak merupakan sebuah investasi masa depan. Apa yang kita tanam saat ini akan kita tuai juga nantinya.
Saatnya kita berbenah. Mari didik buah hati kita dengan hati, meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sang pendidik umat yang tiada duanya.