Salah satu yang menjadi perhatian dan tanggung jawab Kerajaan Arab Saudi adalah menebarkan dakwah, keamanan, dan kasih sayang kepada seluruh dunia Islam. Bertolak dari firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Kaum mukminin dan kaum mukminat, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah: 71)
Persaudaraan di antara kaum muslimin, saling mendukung dan membela satu sama lain, akan mendatangkan rahmat Allah ‘azza wa jalla. Bertolak dari prinsip-prinsip Islam yang menanamkan ikatan ukhuwah imaniah, Kerajaan Arab Saudi tampil terdepan dalam memberikan kepedulian terhadap penderitaan dan duka nestapa yang dialami oleh saudara-saudaranya kaum muslimin.
Setidaknya ada tiga lembaga resmi yang telah dibentuk oleh Pemerintah Arab Saudi:
Ketika mendampingi kunjungan resmi Menteri Agama RI ke Arab Saudi atas undangan Menteri Urusan Islam Kerajaan Arab Saudi, salah seorang Konsul Haji di Konsulat Jenderal RI mengungkapkan dalam tulisannya, “Ada wajah humanis yang menguat di benak penulis tentang Arab Saudi.”
Dia juga berkata, “Realitas humanism Saudi berlanjut walau tanpa peliputan masif media, mengungguli humanism Barat yang cenderung lebay dan penuh agenda. Fakta dan data berbicara lebih kuat, dan humanisme Saudi bukan basa-basi.”
Berikut sekelumit dari fakta dan data tersebut.
Ada juga bantuan dalam kegiatan sosial lain, seperti hewan kurban, buka puasa bersama, dan pembinaan anak yatim sebanyak 20 ribu orang di seluruh Indonesia.
Bantuan tersebut berlangsung hingga 2014, dengan total dana mencapai 70 juta dolar AS. “Begitu musibah terjadi, Raja Fahd mengimbau rakyat Arab Saudi untuk mengumpulkan bantuan,” kata perwakilan Arab Saudi.
Dia juga menginginkan masyarakat Indonesia melihat langsung spontanitas masyarakat Arab Saudi dalam menggalang dana bantuan. Ia mencontohkan anak-anak di Saudi dengan sukarela menyisihkan uang jajannya dan ibu-ibu memberikan perhiasannya.
“Itu menunjukkan solidaritas yang diberikan masyarakat Arab Saudi kepada Indonesia,” tegasnya.
Pada masa beliau, Arab Saudi telah menyalurkan beasiswa melalui OKI Indonesia kepada lebih dari 13 ribu anak yatim di Aceh. Hingga 2014, sebanyak 5.310 anak yatim Aceh aktif menerima bantuan beasiswa setiap bulannya. Pada September 2014, sebanyak 105 anak yatim korban tsunami asal Aceh diundang secara khusus oleh Raja Abdullah untuk menunaikan ibadah haji.
Tatkala dunia internasional bungkam, tak berbuat apa-apa terhadap muslimin Rohingya, Arab Saudi tampil mengulurkan tangannya. Selain menampung pengungsi Rohingya di negaranya semenjak 1968 dan memberikan status kewarganegaraan gratis pada 250.000 pengungsi, pada Agustus 2012 atas perintah Raja Abdullah, Pemerintah Arab Saudi memberikan bantuan bantuan dana sebesar 50 juta dolar (Rp 486 miliar) kepada Rohingya.
Raja Salman bin Abdul Aziz berinisiatif mengeluarkan santunan dari harta pribadinya kepada para korban. Menteri Agama RI menyatakan bantuan diberikan kepada setiap keluarga korban yang wafat atau cacat tetap dengan besaran 1 juta real (berkisar Rp 3,8 miliar) dan kepada korban yang mengalami luka sebesar 500 ribu real (sekitar Rp 1,9 miliar). Disebutkan pula adanya undangan berhaji bagi keluarga korban.
Penegasan kepastian dan komitmen pembayaran uang santunan korban crane ini secara formal telah dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui nota diplomatik No. 08/03/307457 tanggal 23 Mei 2016 yang merupakan jawaban atas nota diplomatik yang disampaikan KBRI Riyadh No. 0884/10/16 tanggal 18 Mei 2016 yang menanyakan tindak lanjut pembayaran bagi korban crane.
Penegasan ini diulang kembali oleh Kedubes Arab Saudi di Indonesia pada November 2016 lalu. “Pemerintah Saudi tetap pada janjinya akan memberikan (santunan) sesuai dengan janji,” kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Alshuaibi di Jakarta.
Di antaranya, pada hari Ahad 13 Juli 2014 Raja Abdullah bin Abdul Aziz mengucurkan bantuan dana kepada Palestina di Gaza sebesar 200 juta real Saudi (Rp 620 miliar) untuk korban dampak konflik antara Israel-Gaza.
Dua pekan setelahnya, pada 25 Juli 2014, sebesar 100 juta real (setara 27 juta dolar) diberikan kepada Kementerian Kesehatan Palestina, karena serangan dari Israel (baca: Yahudi) tak kunjung berhenti.
Pada 17 Agustus 2014, dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam, Perdana Menteri Palestina menyatakan terima kasih dan apresiasinya kepada Raja dan Kerajaan Arab Saudi untuk segala dukungan, bantuan, rekonstruksi, kepemimpinan, dan untuk selalu berdiri di sisi Palestina. Arab Saudi juga menutupi kebutuhan belanja Palestina untuk tiga bulan terakhir pada 2014 dengan bantuan langsung tunai sebesar 60 juta dolar.
Yang paling baru, pascabombardir terhadap kota Aleppo pada Desember 2106 lalu oleh rezim Bashar al-Asad yang beraliran Syiah, yang menelan sekian banyak korban dari kaum muslimin yang lemah; Raja Salman bin Abdul Aziz mengajak rakyatnya menggalakkan bantuan terhadap warga Suriah korban perang, khususnya warga Aleppo.
Raja sendiri telah menyumbangkan dana pribadi sebesar 20 juta real Saudi (sekitar Rp70 miliar), diikuti Pangeran Muhammad bin Nayif bin Abdul Aziz sejumlah 10 juta real, Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdul Aziz sebesar 8 juta real, serta mengalokasikan dana negara 100 juta real atau sekitar Rp483,6 miliar. Beberapa hari setelahnya, terkumpul dana dari rakyat Arab Saudi sebesar 223 juta real atau sekitar Rp 780 miliar.
Arab Saudi memberikan dukungan berupa bantuan sosial dan bantuan tenaga para mujahidin.
Sekali lagi, apa yang tersaji di atas, hanya sekelumit saja dari lembaran catatan berbagai sumbangan, dana bantuan, dan bentuk kepedulian Arab Saudi terhadap dunia Islam.
Di antara yang masih belum diuraikan di atas:
Setelah membaca data-data di atas, bisa jadi sebagian kita kaget. Memang, sangat sedikit yang tahu bahwa ternyata Arab Saudi sangat humanis.
Mengapa demikian? Mengapa berbagai jasa baik Arab Saudi tersebut seakan-akan tak terekspos?
Dijelaskan oleh Konsul Haji di Konsulat Jenderal RI, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan berbagai partisipasi Arab Saudi seolah-olah tidak terlihat:
Media barat menggambarkan seolah-olah radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme berasal dari Wahabisme dengan tujuan politis, ekonomis, bahkan ideologis. Anggapan ini tentu keliru. Arab Saudi justru menjadi salah satu negara Timur Tengah yang paling keras perlawanannya terhadap radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme.
Pihak Arab Saudi memang sengaja tidak mempublikasikan bantuan, karena ajaran agama yang tak menganjurkan publikasi kebajikan yang telah diberikan.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengokohkan dan terus memberikan berkah kepada perekonomian Kerajaan Arab Saudi. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjaga pemerintah, ulama, dan rakyat Arab Saudi dari berbagai kejelekan dan makar jahat musuh-musuhnya.