Ketika mendengar nama Dakwah Salafiyyah, ada sebagian orang yang dalam benaknya langsung terbayang berbagai gambaran buruk. Mereka beranggapan bahwa Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang keras, suka membid’ahkan, mau benar sendiri, dan berbagai kesan negatif lainnya. Benarkah demikian?
Orang-orang yang benci dengan Dakwah Salafiyyah, baik hanya sekedar tidak suka atau sampai pada taraf memerangi, mayoritas disebabkan oleh ketidakpahaman mereka tentang makna Dakwah Salafiyyah secara benar. Dengan kata lain, mereka sebagian besar keliru memahami apa itu Dakwah Salafiyyah. Atau bisa jadi karena sudah memiliki sikap apriori lebih dulu, maka yang dia tangkap tentang Dakwah Salafiyyah adalah “kesan” jeleknya.
Untuk mengurangi sedikit salah pengertian tentang Dakwah Salafiyyah itu, mungkin perlu dijelaskan perbedaan antara Dakwah Salafiyyah dengan orang-orang yang menjadi pengikut Dakwah Salafiyyah (disebut Salafiyyun). Dakwah Salafiyyah adalah seruan yang mengajak manusia untuk memahami dan menjalani agama ini sebagaimana para shahabat -sebagai generasi terbaik yang pernah muncul pada umat ini- memahaminya.
Dakwah ini menyeru untuk mengikuti mereka dalam berilmu, beramal, berjihad, berhubungan dengan pemerintah (penguasa), beramar ma’ruf nahi mungkar, bermasyarakat, dan seterusnya. Dalam seluruh aspek kehidapan, umat diseru untuk meniru mereka, karena mereka adalah orang-orang yang paling benar dalam menjalani dan memahami agama ini.
Dari sini kita memahami bahwa Dakwah Salafiyyah adalah ajakan kepada sesuatu yang paling benar dan ajakan kepada sesuatu yang tidak mungkin salah. Karena para shahabat adalah orang-orang yang telah diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan mendapat pujian baik dari-Nya maupun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai umat terbaik. Sehingga tidak salah bila dikatakan para shahabat adalah orang-orang yang paling sempurna keimanannya, paling sempurna pemahaman agamanya, dan paling sempurna amalannya dibanding umat sesudahnya.
Lantas, apakah setiap orang yang mengikuti Dakwah Salafiyyah dijamin pasti selamat? Inilah yang banyak disalahpahami. Para pengikut Dakwah Salafiyyah adalah orang-orang yang senantiasa berusaha untuk selalu berada di atas ash-Shirathal Mustaqim (jalan para shahabat) dan berharap mati dalam keadaan demikian. Namun bagaimanapun, manusia, sebagai individu, sangat mungkin terjatuh ke dalam kesalahan. Salafiyyin adalah orang-orang yang berusaha mengikuti manusia-manusia terbaik, meski dalam kualitas ilmu dan amalnya perbandingannya bagaikan langit dan bumi. Karena memang amalan shahabat tidak mungkin disamai oleh umat berikutnya, meski hanya dalam jumlah yang sangat sedikit.
Kita bisa menyimpulkan bahwa menjadi pengikut Salafus Shalih (para shahabat) adalah jalan yang pasti benar, yang seharusnya setiap muslim bersikap demikian. Tidak ada jalan kebenaran selain dengan mengikuti mereka. Sedangkan bagi masing-masing individu pengikut jalan ini, maka tidak ada jaminan istiqamah bagi mereka. Ada yang selamat sampai akhir hayatnya sebagai seorang Salafy, ada pula yang berguguran di tengah jalan dan ini sudah banyak terjadi.
Pembaca, ketika kita melihat kondisi umat Islam yang terpecah belah dan masing-masing menganggap kelompoknya sebagai yang paling benar, tentu kita akan merasa prihatin. Perpecahan yang terjadi di tubuh umat Islam adalah karena mereka tidak mau memahami dan menjalani agama ini sebagaimana para shahabat Nabi n memahami dan menjalaninya. Selama mereka lebih suka dengan pendapat tokohnya atau pendapat kelompoknya, maka selama itu perpecahan akan senantiasa terjadi di umat ini. Sebagaimana dikatakan al-Imam Malik rahimahullah, tidak ada sesuatu (konsep) yang bisa membuat baik umat ini kecuali dengan sesuatu yang telah membuat baik umat terdahulu (Salafus Shalih).
Di rubrik Kajian Utama kali ini kami mencoba mengangkat tema tentang Shahabat Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam. Semoga dari sini, kita tahu bagaimana keutamaan dan kemuliaan mereka. Juga bagaimana pujian Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam kepada mereka, bagaimana jaminan Allah berupa jannah bagi sebagian mereka, dan sebagainya. Semua itu diharapkan akan memunculkan pemahaman bahwa mereka memang umat terbaik yang harus menjadi teladan dalam menjalani agama ini, dan tidak ada keselamatan kecuali dengan mengikuti mereka.
Nah pembaca, selamat menikmati sajian kami!