Dia adalah gambaran sosok wanita yang cerdas dan kokoh beragama. Asma’ bintu Yazid bin as-Sakan bin Rafi’ bin Imri’il Qais bin Zaid bin ‘Abdil Asyhal bin Jusyam bin al-Harits al-Anshariyah. Berkuniah dengan nama Ummu Salamah. Dia adalah putri paman Mu’adz bin Jabal z.
Setelah masuk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah n, dia dan para wanita Bani Abdil Asyhal yang lain, ingin mendapatkan keutamaan yang besar sebagaimana yang didapatkan para lelaki. Mereka ingin mengungkapkan keinginan mereka itu di hadapan Rasulullah n. Akhirnya mereka pilih Asma’ sebagai juru bicara yang mewakili mereka di hadapan Rasulullah n.
“Wahai Rasulullah,” ujar Asma’ mengawali pembicaraan, “Saya utusan para wanita kaum muslimin. Mereka semua mengatakan apa yang hendak kukatakan ini dan berpikiran sama dengan pikiranku ini.”
Asma’ melanjutkan, “Sesungguhnya Allah l mengutusmu kepada seluruh pria dan wanita. Kami pun beriman dan mengikutimu. Namun, keadaan kami sebagai wanita terkurung di dalam rumah, sebagai penopang rumah tangga, menjadi tempat curahan syahwat suami, dan mengandung anak-anak mereka. Sementara itu, pria diberikan keutamaan dengan shalat berjamaah, menghadiri jenazah, dan berjihad. Tatkala mereka pergi berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mengasuh anak-anak mereka. Apakah kami mendapatkan pahala sebagaimana yang mereka dapatkan, wahai Rasulullah?”
Mendengar penuturan itu, Rasulullah n memandang para sahabat sambil mengatakan, “Apakah kalian pernah mendengar pertanyaan wanita tentang agamanya yang lebih baik daripada wanita ini?”
“Demi Allah! Benar, wahai Rasulullah!” jawab para sahabat.
Lalu Rasulullah n mengatakan pada Asma’, “Kembalilah, wahai Asma’! Katakan kepada para wanita yang mengutusmu bahwa bagusnya pelayanan mereka terhadap suami dan harapan mereka akan ridha suami, serta kepatuhannya untuk selalu seia sekata dengan suami, menyamai pahala yang didapatkan pria atas semua amalan yang kausebutkan tadi.”
Betapa sukacita hati Asma’ mendengar jawaban Rasulullah n. Dia begegas kembali sambil bertahlil dan bertakbir.
Semasa hidup Rasulullah n , Asma’ meriwayatkan beberapa hadits dari beliau.
Lama masa berselang. Bulan Rajab tahun kelima belas Hijriah. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibnul Khaththab z, kaum muslimin menghadapi tentara Romawi dalam Perang Yarmuk. Dalam pertempuran itu, Asma’ membunuh sembilan tentara Romawi dengan tiang tendanya.
Setahun setelah peperangan itu, Asma’ kembali ke hadapan Rabbnya.
Asma’ bintu Yazid al-Anshariyah, semoga Allah l meridhainya..
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
Sumber bacaan:
• al-Ishabah, al-Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani (8/21—22)
• al-Isti’ab, al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (2/486)