Asysyariah
Asysyariah

arti nama allah: at-tawwab

3 tahun yang lalu
baca 6 menit
Arti Nama Allah: At-Tawwab

Dalil Nama Allah At-Tawwab

Allah subhanahu wa ta’ala menamai diri-Nya dengan nama at-Tawwab (التَّوَّابُ). Allah menyebutkan nama-Nya ini dalam ayat-Nya,

فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (al-Baqarah: 37)

Arti Nama Allah At-Tawwab

Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan dengan ringkas tentang nama tersebut pada dua bait syair.

Demikianlah, at-Tawwab itu termasuk sifat-sifat-Nya

        dan tobat dalam sifat-Nya bermacam dua

taufik-Nya kepada hamba untuk bertobat, dan penerimaan-Nya

        setelah tobatnya, dengan karunia Yang Maha memberi karunia.

Syaikh Muhammad Khalil Harras menjelaskan dua bait syair di atas,

“Arti nama Allah at-Tawwab adalah yang banyak tobat, yakni kembali. Maksudnya, Allah menerima tobat hamba dan mengembalikan kepada hamba berupa ampunan-Nya. Allah azza wa jalla berfirman,

فَوَهُوَ ٱلَّذِي يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَعۡفُواْ عَنِ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِ وَيَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (asy-Syura: 25)

غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ ذِي ٱلطَّوۡلِۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ

“Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk).” (Ghafir: 3)

Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menerima tobat hamba-Nya selama nyawa belum sampai di tenggorokan dan selama matahari belum terbit dari barat. Bilamana muncul tanda kiamat kecil (kematian) dengan sampainya nyawa ke tenggorokan atau muncul tanda kiamat besar dengan terbitnya matahari dari arah barat, ketika itu pintu tobat ditutup.

Baca juga: Tanda-Tanda Kedatangan Hari Kiamat

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلَيۡسَتِ ٱلتَّوۡبَةُ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِ حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ إِنِّي تُبۡتُ ٱلۡـَٰٔنَ وَلَا ٱلَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمۡ كُفَّارٌۚ

Dan tidaklah tobat itu diterima oleh Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, “Sesungguhnya saya bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedangkan mereka di dalam kekafiran. (an-Nisa: 18)

هَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأۡتِيَهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَوۡ يَأۡتِيَ رَبُّكَ أَوۡ يَأۡتِيَ بَعۡضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَۗ يَوۡمَ يَأۡتِي بَعۡضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفۡسًا إِيمَٰنُهَا لَمۡ تَكُنۡ ءَامَنَتۡ مِن قَبۡلُ أَوۡ كَسَبَتۡ فِيٓ إِيمَٰنِهَا خَيۡرًاۗ

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Rabbmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Rabbmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (al-An’am: 158)

Dalam hadits yang sahih, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima tobat orang-orang yang berbuat jelek pada siang hari. Allah juga membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima tobat orang-orang yang berbuat jelek pada malam hari; hingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Muslim dari sahabat Abu Musa radhiallahu anhu)

Baca juga: Pengaruh Dosa dan Maksiat

Tobat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap hamba-Nya ada dua macam.

  1. Allah subhanahu wa ta’ala memberi hamba-Nya ilham dan taufik-Nya untuk bertobat kepada-Nya serta untuk menelusuri syarat-syarat tobat, berupa penyesalan (dari perbuatan dosa), istigfar, dan menanggalkan maksiat, bertekad untuk tidak kembali melakukan dosanya, serta menggantikan dosanya dengan amal saleh.
  2. Allah subhanahu wa ta’ala juga menerima tobat hamba-Nya, menyambutnya, serta menghapuskan dosanya. Sebab, tobat yang murni dan benar akan melebur kesalahan-kesalahan sebelumnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَٰلِحًا فَأُوْلَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّ‍َٔاتِهِمۡ حَسَنَٰتٍۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Furqan: 70)

Baca juga: Syarat Tobat Nasuha

As-Sa’di rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya,

“At-Tawwab adalah Yang senantiasa memberikan dan menerima tobat dari hamba-hamba-Nya serta mengampuni dosa orang-orang yang bertobat. Jadi, semua yang bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan tobat yang murni dan sungguh-sungguh, Dia akan menerima tobatnya.

Allah subhanahu wa ta’ala memberikan tobat kepada hamba-Nya. Pertama, dengan memberikan taufik-Nya kepada mereka untuk bertobat dan bersungguh-sungguh dengan kalbunya menuju kepada-Nya. (Kedua,) menerima tobat mereka setelah mereka melakukannya dan mengampuni kesalahan mereka.”

Buah Mengimani Nama Allah At-Tawwab

Dengan mengimani nama Allah at-Tawwab kita akan mendapatkan banyak manfaat. Di antaranya, akan tumbuh pada diri kita rasa syukur yang besar kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang memberikan taufik dan ilham-Nya kepada seorang hamba sehingga muncul pada dirinya keinginan untuk bertobat serta mencabut diri dari berbagai kesalahan dalam bentuk apa pun. Kalaulah bukan karena taufik-Nya, niscaya tidak akan tumbuh dalam diri ini keinginan untuk bertobat dan kembali ke haribaan-Nya.

Selain itu, dengan mengimani nama Allah at-Tawwab, kita mengetahui dengan pasti bahwa pintu tobat senantiasa terbuka. Karena itu, tidak ada kata putus asa untuk bertobat. Tidak ada kata ‘telanjur basah’ dalam maksiat. Apa pun dan seberapa pun dosa hamba, Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan ampunan kepadanya apabila dia bertobat dengan sungguh-sungguh.

Baca juga: Cara Bertobat dari Maksiat

Barangkali kita pernah membaca sebagian kisah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita yang mulia, tentang bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menerima tobat seorang yang telah membunuh seratus jiwa. Allah subhanahu wa ta’ala juga mengampuni pelacur. Bahkan, orang yang berbuat kekafiran sekalipun, akan Allah subhanahu wa ta’ala beri ampunan apabila dia bertobat secara sungguh-sungguh.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah kesungguh-sungguhan dalam bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya. Syaikh Muhammad Khalil Harras telah menyebutkan di atas, syarat-syarat tobat ialah

  • menyesali perbuatan dosanya,
  • mencabut diri perbuatan dosa tersebut,
  • bertekad untuk tidak mengulanginya,
  • menggantinya dengan amal saleh,
  • dilakukan sebelum tertutupnya pintu tobat, dan
  • apabila berkaitan dengan hak orang lain, dia mengembalikan hak orang yang dia zalimi atau meminta kehalalannya.

Wallahu a’lam.

Sumber Bacaan

  • Tafsir as-Sa’di
  • Syarh Nuniyyah Ibnul Qayyim karya al-Harras, 2/101—102
  • Shifatullah ‘Azza wa Jalla, karya Alwi as-Saqqaf, hlm. 77
  • Syarh al-Asma`il Husna, karya Said al-Qahthani, hlm. 109—110

(Ustadz Qomar Z.A, Lc.)