Asysyariah
Asysyariah

arti nama allah: asy-syahid

3 tahun yang lalu
baca 4 menit
Arti Nama Allah: Asy-Syahid

Asy-Syahid adalah nama Allah subhanahu wa ta’ala yang agung. Nama Allah asy-Syahid menunjukkan keluasan pengetahuan-Nya terhadap segala aktivitas hamba-Nya. Dia menyaksikan segala gerak-gerik mereka dari atas sana.

Dalil Nama Allah Asy-Syahid

Allah subhanahu wa ta’ala menyebut nama ini dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Di antaranya dalam firman-Nya saat memerintah Nabi-Nya untuk mengatakan kepada orang-orang kafir,

قُلۡ أَيُّ شَيۡءٍ أَكۡبَرُ شَهَٰدَةًۖ قُلِ ٱللَّهُۖ شَهِيدُۢ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡۚ

Katakanlah, “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah, “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu.” (al-An’am: 19)

Nama ini tersebut pula dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mengisahkan tentang seseorang dari Bani Israil yang begitu kuat keimanannya terhadap Allah Yang Maha Menyaksikan segala sesuatu. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,

أَنَّهُ ذَكَرَ رَجُلاً مِنْ بَنِى إِسْرَائِيلَ سَأَلَ بَعْضَ بَنِى إِسْرَائِيلَ أَنْ يُسْلِفَهُ أَلْفَ دِينَارٍ، فَقَالَ: ائْتِنِى بِالشُّهَدَاءِ أُشْهِدُهُمْ. فَقَالَ: كَفَى بِاللهِ شَهِيدًا. قَالَ: فَأْتِنِى بِالْكَفِيلِ. قَالَ: كَفَى بِاللهِ كَفِيلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَدَفَعَهَا إِلَيْهِ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى

Beliau (Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam) menyebutkan seorang lelaki dari Bani Israil. Dia meminta kepada salah seorang dari mereka untuk meminjaminya uang sebesar seribu dinar. Orang itu mengatakan, “Datangkan kepadaku para saksi agar aku persaksikan kepada mereka.” Dia menjawab, “Cukuplah Allah menjadi saksi.”

Baca juga: Adab Utang Piutang

Orang itu mengatakan lagi, “Datangkan kepadaku seseorang yang bisa menjamin.” Dia menjawab, “Cukuplah Allah sebagai penjamin.”

Orang itu mengatakan, “Kamu benar.” Lalu ia memberikan uang tersebut kepadanya sampai batas waktu yang ditentukan. (Sahih, HR. al-Bukhari)

Arti Nama Allah Asy-Syahid

Ibnul Atsir rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya, Jami’ul Ushul,

“Asy-Syahid adalah Dzat yang tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu pun. Disebut Syaahid (شَاهِدٌ) dan disebut Syahiid (شَهِيْدٌ), seperti bentuk kata ‘Aalim (عَالِمٌ) dan ‘Aliim (عَلِيمٌ), yakni hadir menyaksikan segala sesuatu dan melihatnya.”

As-Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya mengatakan,

“Arti (nama Allah) asy-Syahid ialah Yang mengetahui segala sesuatu, mendengar setiap suara, baik yang tersembunyi maupun yang jelas, melihat segala yang ada, baik yang kecil maupun yang besar. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia menjadi saksi bagi hamba-Nya dan terhadap hamba-Nya atas segala yang mereka lakukan.”

Beliau juga menjelaskan dalam kesempatan yang lain, ar-Raqib dan asy-Syahid termasuk dari Asmaul Husna. Keduanya adalah dua nama yang sama (maknanya), yaitu menunjukkan liputan pendengaran Allah subhanahu wa ta’ala terhadap segala sesuatu yang dapat didengar, liputan penglihatan-Nya terhadap segala sesuatu yang dapat dilihat, serta liputan pengetahuan-Nya terhadap segala yang dapat diketahui, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Dia pula yang mengawasi dan mengetahui segala yang tersimpan dalam dada. Allah subhanahu wa ta’ala mengawasi semua yang dilakukan oleh setiap jiwa. Dia juga yang menjaga setiap makhluk dan melangsungkan kehidupannya dengan aturan yang paling bagus dan sempurna.

Baca juga: Arti Nama Allah: Al-Haafizh dan Al-Hafiizh

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ شَهِيدٌ

“Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.” (al-Hajj: 17)

وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا

“Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (an-Nisa: 79)

Oleh karena itu, al-muraqabah (sikap selalu merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala) yang merupakan amalan kalbu tertinggi adalah salah satu wujud peribadatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang berlandaskan pada dua nama-Nya, yaitu ar-Raqib dan asy-Syahid.

Maka dari itu, ketika seorang hamba mengetahui bahwa tingkah lakunya yang nyata dan yang batin diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala, serta senantiasa mengingat hal ini pada setiap keadaan, pasti akan membuahkan pengawasan batin atas segala pikiran dan bisikan yang dimurkai-Nya. Kesadaran ini juga membuahkan penjagaan lahiriah terhadap segala ucapan dan perbuatan yang dimurkai-Nya. Lantas, ia pun akan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala sampai pada tingkat ihsan sehingga ia beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala seolah-olah melihat-Nya. Apabila ia tidak melihat-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala lah yang melihatnya.

Buah Mengimani Nama Allah asy-Syahid

Mengimani nama Allah asy-Syahid akan menumbuhkan sikap muraqabah dalam jiwa seseorang, yaitu selalu merasa diawasi Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti pernyataan Syaikh as-Sa’di, apabila sikap ini senantiasa ada setiap saat, seseorang akan bisa menjaga dirinya secara lahir dan batin dari segala sesuatu yang Allah murkai.

Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala menyaksikan segala aktivitas hamba-Nya di mana pun; baik di tempat yang gelap maupun yang terang, di tempat ramai maupun sepi, saat sendirian, berduaan, maupun bersama yang lain di keramaian.

Mengimani nama Allah asy-Syahid sangat membantu seseorang untuk menjauhi kemaksiatan yang berupa pacaran dan perzinaan.

(Ustadz Qomar Z.A., Lc.)